84
Program WWF yang telah dilakukan menjadi salah satu kontributor pengembangan ekowisata beserta dukungan dinas kepariwisataan pemerintah
daerah dan FORMADAT. Dalam efektivitasnya, produk ekowisata di dua wilayah Taman Nasional yang menjadi prioritas kerja WWF di HoB dari tahun 2012
sampai 2013, menunjukan peningkatan wisatawan. Tabel IV.D.1 di bawah menunjukkan bahwa jumlah wisatawan TNBK yang berasal dari dalam negeri
pada tahun 2012 sampai 2013 meningkat signifikan 200, yaitu dari tahun 2012 jumlah wisatawan hanya berjumlah 20 orang menjadi 60 orang di tahun 2013.
Sedangkan dari tahun 2012 sampai 2013, wisatawan dari luar negeri TNBK meningkat 99, tahun 2012 jumlah pengunjung 16 orang dan tahun 2013 menjadi
31 orang. Kemudian, sama halnya, jumlah wisatawan luar negeri ke TNKM meningkat, terbukti dari tahun 2012 wisatawan luar negeri hanya 3 orang, tahun
2013 naik menjadi 8 orang.
Tabel IV.D.1. Jumlah Pengunjung Taman Nasional 2012-2013
NO Taman Nasional
Jumlah Pengunjung Keterangan
: I: Indonesian
F: Foreigner
2012 2013
I F
Total I
F Total
1 Betung Kerihun
20 16
36 60
31 91
2 Kayan Mentarang
7 3
10 5
8 13
Sumber: Direktorat PJLKKHL – Kementerian Kehutanan R.I, Statistik Direktorat PJLKKHL
2013, 67-68, dan Kementerian Kehutanan R.I, Statistik Kementerian Kehutanan 2012, 71-72.
2. Pengembangan pertanian Organik Produk “Hujau Adil” Beras Adan
Selain program ekowisata, dalam mengembangkan kapasitas masyarakat WWF membuat program
“Hijau Adil” atau “Green Fair.” Program “Hijau Adil
” bertujuan untuk menghasilkan pendapatan alternatif bagi masyarakat
85
lokal melalui pemanfaatan sumber daya.
216
Dalam program ini, WWF berperan sebagai fasilitator, mengenalkan produk tersebut ke masyarakat kota sebagai
bagian kampanye tentang pilihan konsumsi “hijau” karena produk tersebut terbuat
dari bahan alami dan diproduksi secara “organik” oleh masyarakat lokal. Selain
itu, produk tersebut bersifat “adil” karena dijual dengan nilai pasar yang memberikan manfaat lebih bagi petani lokal, dengan membelinya langsung dari
petani atau distributor pertama.
217
Dalam skema kerjasama dengan FORMADAT, WWF membantu pengembangan produk beras organik adan. Beras adan mempunyai tiga macam
beras putih, merah, dan hitam. Beras tersebut adalah beras asli lokal yang telah ditanam oleh masyarakat Krayan secara turun-temurun dan dengan pola
tradisional, yang dipadukan dengan peternakan kerbau dan memanfaatkan air jernih dari gunung dan hutan TNKM.
218
Pertanian padi adan sempat ditinggalkan oleh masyarakat karena hasil panennya yang rendah jika dibandingkan dengan
varietas padi hasil rekayasa laboratorium. Kemudian, WWF berinisiatif menghidupkan kembali padi lokal yang tahan hama dan perubahan lingkungan
ini.
219
WWF melatih petani setempat menggunakan metode Internal Control System
ICS. ICS adalah metode yang digunakan untuk pengawasan kualitas
216
The Borneo Post, “From the Heart of Borneo,” The Borneo Post, Desember 25, 2011, tersedia di http:www.theborneopost.com20111225from-the-heart-of-borneo; Internet; diakses pada Januari 04,
2015.
217
Kompas, “8 Produk Petani Lokal yang Berkeadilan,” Kompas, 29 Juli 2010, [artikel on-line]; tersedia di http:female.kompas.comread20100729185550698.Produk.Petani.Lokal.yang.Berkeadilan.-12; Internet;
diakses pada Januari 04, 2015.
218
Tjandra Dewi, “Produk Hijau dan Adil dari Delapan Kawasan Konservasi Indonesia,” Tempo, Agustus 02, 2010,
tersedia di
http:www.tempo.coreadnews20100802095268037Produk-Hijau-dan-Adil-dari- Delapan-Kawasan-Konservasi-Indonesia; Internet; diakses pada Januari 03, 2015.
219
Ibid.
86
produk organik yang dihasilkan oleh kelompok petani kecil dengan cara memonitoring secara berkala dan juga mencatat semua proses yang dilakukan
oleh petani, dari mulai proses tanam, produksi dan juga penjualan. Metode ICS dijadikan tolak ukur tahap pertama suatu produk pertanian jika ingin
disertifikasi.
220
Kemudian, dari upaya yang dilakukan WWF beserta FORMADAT dan juga didukung oleh pemerintah daerah, pada tanggal pada 9 Januari 2012, beras
adan Krayan memperoleh sertifikat Indikasi Geografis dari Ditjen Hak Kekayaan Intelektual HKI, Kementerian Hukum dan HAM RI.
221
Pemberian sertifikat ini merupakan langkah dan capaian yang baik untuk membawa nama baik Krayan
dan masyarakat adat yang memproduksi beras adan, dan juga nama baik negara Indonesia terhadap destinasi ekpor beras adan di daerah perbatasan Malaysia dan
Brunei.
222
Setelah mendapatkan sertifikasi dari HKI, produksi beras adan naik signifikan dibandingkan tahun di tahun 2012. Variatas padi beras adan termasuk
ke dalam varietas padi sawah. Tabel IV.D.2. dibawah ini menunjukan bahwa dari tahun 2012 hingga 2013 produksi beras organik yang berasal dari dua kecamatan
naik secara signifikan. Di kecamatan Krayan, produksi padi sawah naik secara
220
Wawancara dengan Robertson David.
221
Buletin Kawasan Perbatasan, “Padi Adan Dan Upaya Pembentukan Asosiasi Kelembagaan,” Buletin Kawasan Perbatasan Provinsi Kalimantan Timur
Edisi 06 No. 03 Desember 2012, Kalimantan Timur: Badan Pengelolaan Kawasan Perbatasan, Pedalaman dan Daerah Tertinggal Provinsi Kalimantan Timur 29.
222
Buletin Kawasan Perbatasan, “Padi Adan Dan Upaya Pembentukan Asosiasi Kelembagaan,” Buletin Kawasan Perbatasan Provinsi Kalimantan Timur
Edisi 06 No. 03 Desember 2012, Kalimantan Timur: Badan Pengelolaan Kawasan Perbatasan, Pedalaman dan Daerah Tertinggal Provinsi Kalimantan Timur 29.
87
signifikan senilai 88 , sedangkan di kecamatan Krayan Selatan hanya naik senilai 1,7 .
223
Tabel IV.D.2. Total Produksi Padi Sawah 2012-2013 No
Tahun Kecamatan
Krayan Krayan Selatan
1 2012
6.585 ton 3.554 ton
2 2013
12.366 ton 3.615 ton
Sumber: BPS Kab Nunukan, Statistik Padi dan Palawijaya Kabupaten Nunukan 2013, 24, dan BPS Kab Nunukan, Statistik Padi dan Palawijaya Kabupaten Nunukan 2014, 24, [buku on-line];
tersedia di http:nunukankab.bps.go.id
3. Pengembangan Kerajinan Tangan Masyarakat
Dalam pengembangan kerajinan tangan masyarakat, FORMADAT didampingi WWF memfasilitasi pelatihan bagaimana membuat kerajinan tangan
yang ramah lingkungan. Pelatihan tersebut berupa mengembangkan desain dan pemasaran kerajinan tangan, membentuk pasar desa sebagai tempat penjualan
kerajinan tangan kepada turis dan pengunjung lain.
224
Kerajinan tangan yang berasal dari masyarakat Kryan berupa sendal, baju dari kulit kayu, peralatan
rumah tangga seperti anyaman tikar, saung, nyiru dll. Untuk saat ini, kebanyakan dari hasil kerajinan tangan diekspor ke Malaysia dan Brunei, karena lebih bernilai
ekonomis, contohnya sendal. Sendal tersebut dihargai RM. 30 ringgitpasang atau senilai Rp. 105.000pasang, dibandingkan dengan harga jual di daerah Indonesia,
khususnya di Kalimantan sendiri sekitar Rp. 30.000pasang. Di sisi lain untuk penjualan alat rumah tangga, dari tahun ke tahun penjualannya terus meningkat.
223
Badan Pusat Statistik Kab Nunukan, Statistik Padi dan Palawijaya Kabupaten Nunukan 2013 dan 2014, Nunukan: BPS, 2013, 2014 24, [buku on-line]; tersedia di http:nunukankab.bps.go.id; Internet; diakses
pada Desember 01, 2014.
224
Emilia Pramova, et al., Mengintegrasikan Adaptasi ke dalam REDD+ Dampak Potensial dan Rentabilitas Sosial di Setulang, Kabupaten Malinau, Indonesia Makalah Kerja 114,
Bogor: CIFOR, 2013, 38.