terkandung dalam makanan gado-gado, tetapi penelitian ini juga membuktikan bahwa Shigella sp. juga terkandung dalam makanan gado-gado. Hal ini juga
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nygren BL et al 2012 dalam jurnalnya Foodborne outbreaks of shigellosis in the USA yang menyatakan bahwa
Shigella sp banyak terkandung dalam makanan salad sayur-sayuran.
42
4.1.3 Uji Resistensi Bakteri terhadap Antibiotik Amoxicillin, Ciprofloksasin dan Gentamisin
Hasil uji resistensi bakteri yang terkandung pada sampel makanan gado- gado tersebut, menggunakan antibiotik yang sering digunakan di rumah sakit,
puskesmas atau klinik umum lainnya. Hasil yang didapatkan setelah melakukan uji resistensi antibakteri disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :
Tabel 4.5 Hasil uji resistensi Escherichia coli terhadap antibiotik AML, CIP dan
GN
Sampel Diameter zona hambat antibiotik mm
AML CIP
GN
1
15 S 38 S
23 S
2 0 R
34 S 22 S
3 11 I
40 S 20 S
4 0 R
40 S 22 S
5
0 R 40 S
20S Persentase 20 S
20 I 60 R
100 S 100 S
Ket : Range intermediet berdasarkan teknik Kirby-Bauer yang dimodifikasi AML = Amoxicillin 11-14 mm
CIP = Ciprofloksasin 16-20 mm GN= Gentamisin 13-14mm
S= sensitif R= resisten
I= intermediet
Data yang didapat dalam uji resistensi Escherichia coli pada sampel makanan gado-gado terhadap antibiotik Amoxicillin, Gentamisin dan
Ciprofloksasin disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Grafik 4.2 Hasil uji resistensi antibiotik Amoxicillin, Ciprofloksasin dan
Gentamisin terhadap bakteri Escherichia coli
Dari data tabel dan grafik tersebut dapat dilihat dengan jelas bahwa bakteri Escherichia coli resisten 60, intermediet 20 dan sensitif 20 terhadap
amoxicillin sedangkan terhadap ciprofloksasin dan gentamisin sensitif 100. Penentuan resisten dan sensitif berdasarkan grafik Kirby Bauer dalam menghitung
daya hambat yang terbentuk pada media MHA. Resisten dikatakan ketika zona yang terbentuk di bawah range intermediet dan sensitif dikatakan ketika zona
yang terbentuk di atas range intermediet. Grafik dan tabel memberikan data bahwa zona hambat terluas dari
antibiotik ciprofloksasin adalah 40 mm yang terdapat pada sampel 3,4 dan 5 sedangkan zona hambat terluas yang terbentuk dari antibiotik gentamisin adalah
23 mm pada sampel 1 dan zona hambat terluas pada antibiotik amoxicillin adalah 15 mm pada sampel 1.
Ket : Warna putih= Amoxicillin, warna hitam= Ciprofloksasin dan warna abu= Gentamisin
Selanjutnya dilakukan juga uji resistensi pada bakteri Shigella sp dengan antibiotik yang sama yaitu amoxicillin, gentamisin dan ciprofloksasin. Didapatkan
hasil seperti pada tabel 4.6 berikut ini.
Tabel 4.6 Hasil uji resistensi Shigella sp terhadap antibiotik AML, CIP dan GN
Sampel Diameter zona hambat antibiotik mm
AML CIP
GN
1
0 R 44 S
20 S
2 6 R
42S 22 S
3 28 S
42 S 23 S
4
27 S 42 S
20 S
5 0 R
45 S 20S
Persentase 40 S
60 R 100 S
100 S
Ket : Range intermediet berdasarkan teknik Kirby-Bauer yang dimodifikasi AML = Amoxicillin 11-14 mm
CIP = Ciprofloksasin 16-20 mm GN= Gentamisin 13-14mm
S= sensitif R= resisten
I= intermediet
Data yang didapat dalam uji resistensi Shigella sp pada sampel makanan gado-gado terhadap antibiotik Amoxicillin, Gentamisin dan Ciprofloksasin
terdapat dalam bentuk grafik 4.3 sebagai berikut: Berdasarkan data tabel dan grafik tersebut dapat dilihat dengan jelas
bahwa bakteri Shigella sp resisten 60 dan sensitif 40 terhadap amoxicillin sedangkan terhadap ciprofloksasin dan gentamisin sensitif 100. Zona hambat
terluas dari antibiotik ciprofloksasin adalah 45 mm yang terdapat pada sampel 5 sedangkan zona hambat terluas yang terbentuk dari antibiotik gentamisin adalah
23 mm pada sampel 3 dan zona hambat terluas pada antibiotik amoxicillin adalah 28 mm pada sampel 3.
Grafik 4.3 Hasil uji resistensi antibiotik Amoxicillin,Ciprofloksasin dan Gentamisin terhadap Shigella sp
Hasil uji bakteri terhadap amoxicillin yang bersifat resisten menyebabkan antibiotik ini dapat dipastikan tidak dapat menghambat pertumbuhan bakteri
Escherichia coli dan Shigella sp. Hal ini disebabkan karena bakteri Escherichia coli mengandung enzim ß-laktamase yang dapat memecahkan cincin ß-laktam
yang terdapat pada antibiotik tersebut menjadi tidak aktif..
49
Dr. Sharad Adhikary dari WHO menyatakan bahwa resistensi bakteri membuat kita kembali ke periode sebelum antibiotik ditemukan. Antibiotik hanya
menyembuhkan penyakit akibat infeksi bakteri. Bakteri mampu bermutasi sehingga tahan antibiotik. Adhikary
mencontohkan kemunculan “Super Bug” bakteri yang tak dapat dilemahkan oleh antibiotik mutakhir. Pengobatan infeksi
oleh bakteri yang resisten antibiotik menjadi amat mahal karena membutuhkan antibiotik lebih mutakhir dengan efek samping lebih besar serta pengobatan lebih
panjang. Melihat fenomena yang terjadi mengenai resistensi ini menjadi perhatian yang penting untuk diatasi, salah satu penyebabnya adalah penggunaan antibiotik
yang tidak rasional bahkan terbilang bebas dan mudah didapat meski tanpa resep dokter.
50
Ket : Warna putih= Amoxicillin, warna hitam= Ciprofloksasin dan warna abu= Gentamisin
Gambar 4.4 Hasil uji antibiotik terhadap pertumbuhan bakteri Shigella spp.
dan Escherichia coli pada sampel 2.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang sebelumnya sudah dilakukan oleh Maharani Hazar,dkk MIPA KIMIA, 2014 dan Hera Noviana FK
Atma Jaya, 2004 yang menyatakan hasil penelitiannya bahwa Escherichia coli dan Shigella sp. serta bakteri Gram negatif lainnya, sebagian besar sudah
multiresisten, terutama antibiotik β-laktam salah satunya adalah Amoxicillin
karena saat ini telah banyak ditemukan Escherichia coli yang memiliki
mekanisme resistensi pada gen extended-spectrum betalactamase ESBL. Gen
yang mengkode ß-laktamase terdapat pada kromosom bakteri, pada beberapa strain bakteri juga terdapat pada plasmid dan transposon. Sebagian besar bakteri
resisten terhadap golongan penisilin juga memiliki gen ß-laktamase pada plasmid, terutama plasmid R dan transposon. Enzim ini dapat memutuskan ikatan C-N
antibiotik sehingga menyebabkan antibiotik tidak dapat berikatan dengan protein transpeptidase yang menyebabkan kemampuan antibiotik menurun dalam
menghambat pembentukan dinding sel bakteri. Sedangkan pada antibiotik Ciprofloksasin dan Gentamisin bukan termasuk antibiotik golongan ß-laktam
sehingga masih sensitif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan Shigella sp.
51,52
SSA sampel 2 Endo agar sampel 2