Prevalensi Resistensi Antibiotik Metode Pengujian Antibakteri

Gambar 2.14 Sediaan antibiotik Gentamicin Sumber: Nancy DiDona, 2014

2.1.8 Metode Pengujian Antibakteri

Pengujian antibakteri dapat dilakukan invitro dengan 2 metode, yaitu: Dilusi dan Difusi. 44 1. Metode Dilusi Metode dilusi adalah metode yang digunakan untuk mengukur Kadar Hambat Minimum KHM dan Kadar Bunuh Minimum KBM dari antibiotik yang diuji. Dalam metode ini, seri tabung reaksi akan diisi media cair dan beberapa sel bakteri yang akan diuji, lalu dilakukan pengenceran secara serial dengan konsentrasi tertentu, selanjutnya diisi dengan antibiotik yang akan diujikan, kemudian seri tabung tersebut diinkubasi pada suhu 37 o C selama 18-24 jam , kemudian amati kekeruhan yang terjadi pada serial tabung tersebut. 44 Hasil KHM akan menunjukkan konsentrasi terendah jika tabung yang diamati adalah tabung dengan kejernihan paling baik indikator tidak terdapat pertumbuhan bakteri. Selanjutnya, hasil biakan dari semua tabung yang jernih diinokulasikan pada media agar. Kemudian, media agar tersebut diinkubasi dan lihat ada tidaknya koloni bakteri yang tumbuh. Sedangkan hasil KBM adalah ada tidaknya koloni bakteri yang tumbuh pada media agar yang telah diinkubasi. 44 2. Metode Difusi i. Metode Difusi Cakram Kertas Pada penelitian ini, penguji memakai metode difusi cakram kertas, yaitu antibiotik pada cakram kertas tersebut direndam di dalam media padat yang sudah diolesi bakteri tertentu. Kemudian diinkubasi pada suhu 37 C selama 18-24 jam. Lalu amati zona hambatnya dengan mengukur besarnya diameter daya hambat yang terbentuk di sekitar cakram kertas antibiotik tersebut. Semakin besar diameter hambat yang terbentuk, semakin besar pula sensitifitas antibiotiknya. 44 ii. Metode Lubang Lempeng agar yang telah diberikan bakteri akan dibuat suatu lubang yang akan diisi dengan antibiotik, namun cara tersebut dapat digantikan dengan meletakkan di atas medium agar sebuah cawan porselin kecil yang disebut fish spines. Lalu, cawan tersebut diisi antibiotik yang akan diuji, kemudian diinkubasi selama 18-24 jam pada suhu 37 o C. Setelah diinkubasi, amati zona hambat di sekitarsekeliling cawan atau lubang tersebut. 48,49 iii. Metode Parit Sama seperti penjelasan di atas, pada metode lubang, hanya saja lubang tersebut diganti dengan sebidang parit. Parit tesebut diisi antibiotik yang akan diujikan. Lalu inkubasi dalam inkubator pada suhu 37 o C selama 18-24 jam. Kemudian perhatikan zona hambatnya. 48,49 2.2 Kerangka Teori 2.3 Kerangka Konsep 2.4 Definisi Operasional No. Variabel Definisi Pengu- kur Alat Ukur Cara Ukur Skala Ukur Hasil 1 Bakteri Escherichia coli Bakteri Gram negatif, berbentu k batang pendek kokobas il peneliti Mikros kop Melihat di mikros kop dengan pembes aran 10x100 - Warna dan bentuk bakteri 2 Bakteri Shigella sp Bakteri Gram negatif berbentu k batang panjang. Peneliti Mikros kop Melihat di mikros kop dengan pembes aran 10x100 - Warna dan bentuk bakteri 3 Pertumbuha n koloni bakteri Kemamp uan tumbuh bakteri dalam media NA Nutrien Agar Peneliti Colony counter Hitung setiap koloni yang tumbuh dalam media NA Nume rik Jumlah area tumbuh koloni 4 Diamater zona hamabt Zona jernih sekitar cakram Peneliti Pengga ris mm Ukur diamter yang terbent numer ik Diama- ter zona jernih clear antibioti k pada media Mueller- Hinton Agar MHA, yang tidak ditumbu hi bakteri uk dengan menggu nakan penggar is zone.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan teknik TPC Total Plate Count, lalu diidentifikasi dengan pewarnaan Gram. Setelah bakteri teridentifikasi dilakukan uji resistensi antibiotik dengan metode Kirby Bauer.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari-Juni 2015 di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.3 Bahan yang Diuji

Makanan gado-gado di kantin kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dari 11 kantin yang terdapat di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, hanya ada 5 kantin yang menjual gado-gado, yaitu: Fakultas KI, Fakultas ST, Fakultas AS, Fakultas TK dan Fakultas UD.

3.4 Sampel Penelitian

Makanan gado-gado di kantin kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta total sampling.

3.5 Identifikasi Variabel

3.5.1 Variabel Bebas Makanan gado-gado di kantin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3.5.2 Variabel Terikat Pertumbuhan bakteri Escherichia coli dalam media Endo agar dan Shigella sp.dalam media SSA serta uji resistensi antibiotik Amoxicillin, Ciprofloksasin dan Gentamisin.

3.6 Alat dan Bahan Penelitian

3.6.1 Alat penelitian Masker, Handscoon sarung tangan, timbangan digital, blender, spatula besi, tabung reaksi, gelas ukur 10 ml dan 100 ml, tabung erlenmeyer 250 ml, 300 ml dan 500 ml, rak tabung reaksi, cawan petri, pinset, ose bulat dan jarum, batang L, mikropipet 1000 µl dan 100 µl, tip 200 mikro dan 1000 mikro, beaker glass 500 ml dan 1000 ml, bunsen, korek api, vortex, kapas, oven, tissue, baki, objek glass, alumunium foil, laminar air flow, spirtus, label, plastik tahan panas, kertas putih bekas, magnetic hot plate stir, kain lap bersih, karet, alat tulis, kamera, lemari es kulkas, inkubator pada suhu 37°C, autoclave, dan Colony counter. 3.6.2 Bahan Penelitian  Sampel makanan gado-gado di kantin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta  Media NB nutrien broth  media cair  Media NA nutrien agar media padat  Endo agar media padat spesifik Escherichia coli  SSA Salmonella Shigella Agar media padat spesifik Salmonella dan Shigella  Aquades  Gentian Violet pewarna primer untuk pewarnaan Gram  Safranin pewarna sekunder untuk pewarnaan Gram  NaCl 0,9  Minyak imersi  Etil alkohol 95  Cairan lugol  Alkohol 70

3.7 Cara Kerja Penelitian

3.7.1 T46ahap Persiapan i. Sterilisasi Alat dan Bahan Seluruh alat yang digunakan dicuci bersih lalu dikeringkan dan dibungkus dengan kertas. Setelah itu, alat yang sudah dibungkus kertas disterilkan dengan menggunakan oven pada suhu 150 C. Sedangkan semua tabung ditutup kapas sebaiknya diisi terlebih dahulu cairan yang ingin digunakan dan tip dibungkus plastik tahan panas lalu di autoklaf pada suhu 120 C 1,5 atm. 46 ii. Pembuatan media 1. Media padat NA Nutrien Agar Cara pembuatan: Timbang serbuk NA lalu campur dengan aquades dalam beker glass. Masukkan stir magnet dan masak di atas hot plate pada suhu sedang 150 C selama ± 20-25 menit, tunggu hingga warna berubah menjadi jernih. Angkat media NA dalam beker glass tuang ke tabung erlenmeyer,lalu tutup kapas dan siap untuk disterilisasi dalam autoklaf. 46,53 2. Media cair NB Nutrien Broth Cara pembuatan: Timbang serbuk NB lalu campur dengan aquades dalam beker glass. Masukkan stir magnet dan masak di atas hot plate pada suhu sedang 150 C selama ± 20-25 menit tunggu hingga warna berubah menjadi jernih. Angkat media NB dalam beker glass tuang ke tabung erlenmeyer untuk sampel dan tabung reaksi untuk seri pengenceran lalu tutup kapas dan siap untuk disterilisasi dalam autoklaf. 46,53 3. Media padat spesifik Escherichia coli EA Endo Agar Cara pembuatan: Timbang serbuk EA lalu campur dengan aquades dalam beker glass. Masukkan stir magnet dan masak di atas hot plate pada suhu sedang 150 C selama ± 20-25 menit tunggu hingga warna berubah menjadi jernih. Angkat media EA dalam beker glass tuang ke tabung erlenmeyer lalu tutup kapas dan siap untuk disterilisasi dalam autoklaf. 46,53 4. Media padat spesifik Salmonella sp. dan Shigella sp. SSA Salmonella Shigella Agar Cara pembuatan: SSA mempunyai teknik khusus dalam membuat medianya, berbeda dengan media lainnya. Media SSA tidak dapat diikut sertakan saat sterilisasi di autoklaf karena media SSA akan rusak jika diautoklaf. Solusinya adalah aquades yang akan digunakan saja disterilisasi dalam autoklaf kemudian setelah aquades steril, campurkan dengan SSA dan masak diatas hot plate pada suhu sedang 150 C selama ± 20-25 menit tunggu hingga warna berubah menjadi jernih. 46,53 iii. Penuangan Media Padat Agar Jika media sudah dibuat, maka saatnya menuangkannya ke dalam cawan petri. Prinsip proses penuangan media adalah sama untuk semua media, yaitu jika sudah diletakkan di dalam lemari es untuk penyimpanan awal, maka cairkan kembali media di atas hot plate lalu tuang ke dalam cawan petri dengan teknik khusus guna meminimalisir terkontaminasi. Oleh karena itu, penuangannya dilakukan dekat dengan bunsen dan selalu jaga kesterilan media yang sudah dibuat. 46,52 Gambar 3.1 Tahapan pembuatan media kultur Sumber : Agnes Sri Harti, 2014 iv. Persiapan Sampel Sampel disiapkan lalu diblender kondisi blender steril. Setelah sampel halus, ambil 20 gr sampel diletakkan di atas alumininum foil. 3.7.2 Tahap Pengujian i. Metode TPC Total Plate Count dan Isolasi Bakteri Sampel yang sudah dipersiapkan sebanyak 20 gr dimasukkan ke dalam NB 180 ml dalam tabung erlenmeyer lalu aduk rata dengan vortex. Setelah tercampur rata NB dan sampel, ambil 1 cc NB 180 ml dengan menggunakan mikropipet, lalu masukkan ke dalam tabung reaksi yang pertama seri pengenceran. Lakukan hal yang sama hingga tabung reaksi ke enam. 46 Selanjutnya, ambil 0,1 cc dari tabung reaksi ketiga 10 -3 masukkan ke dalam cawan petri yang sudah terisi NA 2 cawan petri karena akan dilakukan duplo, maka cawan petri NA dikalikan 2. Lakukan hal yang serupa hingga tabung reaksi keenam dan masukkan ke dalam masing-

Dokumen yang terkait

Korelasi kemampuan akademik mahasiswa terhadap penyelesaian studi di program studi pendidikan fisika

0 6 65

Pengetahuan, sikap, dan perilaku mahasiswa program studi pendidikan dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang makanan cepat saji ( fast food) tahun 2009

0 21 71

Pustakawan akademik dan feasilibitas pengembangan insitutional repository (studi kasus di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

0 16 14

Pustakawan Akademik dan Feasilibitas Pengembangan Insitutional Repository (Studi Kasus di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

0 11 17

Perilaku pencarian informasi dosen jurusuan komunikasi fakultas ilmu dakwah ilmu komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam memenuhi kebutuhan berdakwah

0 12 0

Pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

0 21 0

Identifikasi Bakteri Escherichia coli dan Shigella sp. pada Cilok yang Dijual di Lingkungan SD Negeri di Kelurahan Cirendeu, Pisangan, dan Cempaka putih

4 18 85

UJI RESISTENSI BAKTERI Staphylococcus aureus dan Escherichia coli DARI ISOLAT SUSU SAPI SEGAR TERHADAP BEBERAPA ANTIBIOTIK.

0 1 30

IDENTIFIKASI BAKTERI Salmonella sp. DAN Escherichia coli PADA BUMBU GADO-GADO, SIOMAY, DAN CILOK DI SEKITAR KAMPUS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO - repository perpustakaan

0 0 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Makanan Jajanan - IDENTIFIKASI BAKTERI Salmonella sp. DAN Escherichia coli PADA BUMBU GADO-GADO, SIOMAY, DAN CILOK DI SEKITAR KAMPUS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO - repository perpustakaan

0 1 15