Gambar 4.4 Hasil uji antibiotik terhadap pertumbuhan bakteri Shigella spp.
dan Escherichia coli pada sampel 2.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang sebelumnya sudah dilakukan oleh Maharani Hazar,dkk MIPA KIMIA, 2014 dan Hera Noviana FK
Atma Jaya, 2004 yang menyatakan hasil penelitiannya bahwa Escherichia coli dan Shigella sp. serta bakteri Gram negatif lainnya, sebagian besar sudah
multiresisten, terutama antibiotik β-laktam salah satunya adalah Amoxicillin
karena saat ini telah banyak ditemukan Escherichia coli yang memiliki
mekanisme resistensi pada gen extended-spectrum betalactamase ESBL. Gen
yang mengkode ß-laktamase terdapat pada kromosom bakteri, pada beberapa strain bakteri juga terdapat pada plasmid dan transposon. Sebagian besar bakteri
resisten terhadap golongan penisilin juga memiliki gen ß-laktamase pada plasmid, terutama plasmid R dan transposon. Enzim ini dapat memutuskan ikatan C-N
antibiotik sehingga menyebabkan antibiotik tidak dapat berikatan dengan protein transpeptidase yang menyebabkan kemampuan antibiotik menurun dalam
menghambat pembentukan dinding sel bakteri. Sedangkan pada antibiotik Ciprofloksasin dan Gentamisin bukan termasuk antibiotik golongan ß-laktam
sehingga masih sensitif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan Shigella sp.
51,52
SSA sampel 2 Endo agar sampel 2
4.2 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini tidak melakukan penilaian terhadap faktor- faktor
higienitas penjual, lingkungan serta dalam proses pengolahan, pengangkutan, penyimpanan dan penyajian makanan dan uji
kelayakan konsumsi dari sampel makanan tersebut.
Penelitian ini hanya melakukan satu waktu pengambilan dari setiap
sampel yang diuji.
Penelitian ini tidak melakukan pengujian biokimia untuk identifikasi
bakteri.
Penelitian ini tidak melakukan pengujian langsung pada manusia
sehingga tidak dapat diketahui pasti bahwa makanan tersebut menyebabkan diare.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Makanan gado-gado di kantin kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
telah terkontaminasi bakteri, setelah dilakukan uji bakteriologis dengan metode TPC total plate count, yaitu koloni bakteri berjumlah lebih dari
1x10
4
kolonigram pada setiap sampel makanan yang diuji. 2.
Makanan gado
-
gado di kantin kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengandung bakteri Escherichia coli dan Shigella sp.
3. Bakteri Escherichia coli dan Shigella sp. yang terdapat pada makanan
gado-gado di kantin kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bersifat sensitif 100 terhadap Ciprofloksasin dan Gentamisin, sedangkan terhadap
Amoxicillin bakteri Escherichia coli sensitif 20, intermediet 20 dan resisten 60 sementara bakteri Shigella sp. bersifat sensitif 40 dan
resisten 60.
5.1 Saran
1. Diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai uji bakteri
pada makanan gado-gado berupa identifikasi dengan uji biokimia. 2.
Sebaiknya diteliti juga faktor-faktor higinitasnya dan uji kelayakan konsumsi dari sampel makanan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
1. Badan POM RI. Pengujian Mikrobiologi Makanan. Info POM Pengawas
Obat dan Makanan Republik Indonesia Vol. 9, No. 2. Maret 2008. [cited 2015
April 12].
Available from:
http:perpustakaan.pom.go.idKoleksiLainnyaBuletin20Info20POM0 20 8.pdf
. 2.
Jawetz, Melnick dan Adelberg. Mikrobiologi Kedokteran. Ed.23 Jakarta; EGC.2007. hlm 92-95 dan 251-260
3. Nygren BL, Schilling KA, Blanton EM, Silk BJ, Cole DJ, Mintz ED
.Foodborne outbreaks of shigellosis in the USA, 1998-2008. Epidemiology and Infection. 2012: 1412:hal. 233
–241 4.
Atmiati, D.W. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Keberadaan Bakteri Esherichia coli pada Jajanan Es Buah yang Dijual Di Sekitar Pusat
Kota Temanggung. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2012. 12 : 1057
– 1053.
5. Kepmenkes RI No.1096MENKESPERVI2011 tentang Higiene Sanitasi
Jasa Boga.[cited
2015 April
01] Available
from :
http:www.depkes.go.iddownloadSK1098.03.pdf 6.
Trisari R . Pembinaan dan Karakteristik Tenaga Penjamah Makanan terhadap Personal Hygiene di Tempat Pengolahan Makanan Kecamatan
Pakuhaji Tangerang. Fakultas Kesehatan Masyarakat.UI.Jakarta. 2003 7.
PERMENKES RI. Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik.. [cited 2015 April
02].Available from
:
www.binfar.depkes.go.iddatPermenkes_Antibiotik.pdf
8. H.S Kumar, A. Parvathi, I.Karunasagar and I.Karunasagar. Prevalence and
Antibiotik Resistance of Eschericia Coli in Tropical Seafood. World Journal of Microbiology Biotechnology.Spinger. 2005
9. Refdanita, dkk. Pola Kepekaan Kuman Terhadap Antibiotika di Ruang
rawat Intensif Rumah Sakit Fatmawati. Makara, Kesehatan Vol. 8 No. 2. 2001. hal 4148.
10. Dwiprasto, dkk. Improvin The Use of Antibiotik in
Primary Health Centers Through a
Problem Based Pharmacotheraphy Training Approach. Berkala Ilmu Kedokteran Vol.35, No.3. Gajah Mada University. 2003.
11. Badan POM. Higiene dan Sanitasi Pengolahan Pangan. 2003. [cited 2015
April 01]. Available from : http:www.pom.go.idnews
12. Badan POM RI. Melamin Dalam Produk Pangan. Info POM Vol.9, No.6
November 2008.
[cited 2015
April 01].
Available from
: http:www.pom.go.idnews
13. WHO. Penyakit Bawaan Makanan: Fokus Pendidikan Kesehatan.
PalupiWidyastuti S, editor. Jakarta: PenerbitBuku Kedokteran EGC; 2006. h 2-3
14. WHO. Foodborne Disease Surveillance. [cited 2015 April 05]. Available
from: http:www.who.intfoodborne_diseaseenindex.html
15. WHO 2005. Escherichia coli.[cited 2015 April 05]. Available from :
http:www.who.intmediacevrefactsheetsfs125en 16.
Purwiyatno,H dan Ratih ,D.H.. Petunjuk Sederhana Memproduksi Pangan yang Aman. Jakarta. Dian Rakyat. 2009.
17. Kamus Besar Bahasa Indonesia. [cited 2015 April 03] . Available from :
http:badanbahasa.kemdikbud.go.idkbbi 18.
Fitriyani,A. Identifikasi Bakteri Salmonella sp. Dan Escherichia coli Pada Bumbu Gado-Gado, Siomay, dan Cilok di Sekitar Kampus Universitas
Muhammadiyah Purwokerto. Prodi Pendidikan Biologi; Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah. Purwokerto. 2014
19. Rahayu, NA. Studi Deskriptif Karakteristik Higiene dan Sanitasi Pada Alat
Pengolah Makanan Gado-Gado Di Lingkungan Pasar Johar Kota Semarang. Fakultas Ilmu Keolahragaan. UNS.Semarang.2013
20. Brooks, GF, et.al . Mikrobiologi kedokteran Ed.1. Jakarta; Salemba
Medika.2000. hal.351 21.
Karsinah,Lucky et al. Buku Ajar ; Mikrobiologi Kedokteran revisi .FKUI. Jakarta: Binapura Aksara.2014. hal: 185-195
22. Fathonah, S. Higiene dan sanitasi Makanan.Semarang : UNNES Press.2005
hal.121
23. Suardana dan Swarcita. Higiene Makanan.Denpasar : Udayana University
Press. 2009. 24.
Kepmenkes RI No. 715MENKESSKV2003 tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Jasa Boga. [cited April 2015]. Available from :
http:www.depkes.go.iddownloadSK71503.pdf 25.
FDA. Bad bug book: Foodborne pathogenic microorganisms and natural toxins handbook, 2nd ed, US Food and Drug Administration, Silver
Sp.ring. 2012. hal. 25 –28. [cited 2015 April 06]. Available from :
http:www.fda.govFoodFoodborneIllnessContaminantsCausesOfIllnessB adBugBookucm2_006773.htm
26. NNDSS.Notifications for all disease by State Territory and year.
National Notifiable Disease Surveillance System, Department of Health and Ageing, Canberra.2013. [cited 2015 April 06]. Available from :
http:www9.health.gov.aucdasourcecda-index.cfm .
27. OzFoodNet. Monitoring the incidence and causes of diseases potentially
transmitted by food in Australia: Annual report of the OzFoodNet Network, 2010. Communicable Diseases Intelligence 363:E213
–E241 28.
CDC .Summary of notifiable diseases - United States, 2010. Morbidity and Mortality Weekly Report :2012: 5953.hal.1
–111 29.
Lim E, Lopez L, Borman A, Cressey P, Pirie R .Annual report concernin foodborne disease in New Zealand 2011. Ministry for Primary Industry,
New Zealand. 2012. [cited 2015 April 06]. Available from : http:www.foodsafety.govt.nzscience-riskhuman-health-
surveillancefoodborne-diseaseannual-reports.htm .
30. Johnson et al. Essential Mikrobiologi dan Imunologi .Pamulang : Binarupa
Aksara Publisher. 2011 31.
Lampel KA, Maurelli AT .Shigella sp.ecies. Ch 11 In: Miliotis MD, Bier JW eds International handbook of foodborne pathogens. Marcel Dekker,
New York, 2003.hal. 167 –180
32. Levine MM, Kotloff KL, Barry EM, Pasetti MF, Sztein MB . Clinical trials
of Shigella vaccines: Two steps forward and one step back on a long, hard road. Nature Reviews Microbiology 5: 2007. Hal.540
–553