Luas dan Batas Wilayah Administrasi

2 Marga Benawang. 3 Marga Belunguh. 4 Marga Pematang Sawa. 5 Marga Ngarip. 6 Marga Negara Batin. Bupati Tanggamus pertama adalah Drs. Achmad Syah Putra yang memimpin Kabupaten Tanggamus sampai tahun 2003, kemudian pada tanggal 15 Februari 2003 dilantik Drs. H. Fauzan Sya’ie, M.Sc. dan Bambang Kurniawan, S.T. sebagai Bupati dan Wakil Bupati periode 2003-2008, selanjutnya pada tanggal 15 Februari 2008 dilantik H. Bambang Kurniawan, S.T. dan H. Sujadi sebagai Bupati dan Wakil Bupati terpilih untuk periode 2008-2013 hasil Pilkada langsung yang pertama dilakukan di kabupaten ini. Kemudian pada sesuai hasil Pilkada kedua di Kabupaten Tanggamus tahun 2012, pada tanggal 15 Februari 2013 dilantik H. Bambang Kurniawan, S.T. dan H. Samsul Hadi, S.Pd.I sebagai Bupati dan Wakil Bupati Tanggamus periode 2013-2018. Secara administratif ketika terbentuk Kabupaten Tanggamus terdiri dari 11 sebelas Wilayah Kecamatan dan 6 enam Wilayah Perwakilan Kecamatan. Pada tanggal 19 Juni 2000 disyahkan Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 2000 tentang pembentukan kecamatan dalam wilayah Kabupaten Tanggamus. Dengan pengesahan Perda tersebut banyaknya kecamatan bertambah 6 enam Kecamatan sehingga menjadi 17 Kecamatan. Pada Tahun 2004 terdapat 7 Kelurahan serta 317 PekonDesa. Tabel 4.1 Kecamatan-Kecamatan di Kabupaten Tanggamus NO NAMA KECAMATAN IBU KOTA 1. Wonosobo Tanjung Kurung 2. Semaka Sukaraja 3. Bandar Negeri Semuong Sanggi 4. Kota Agung Kota Agung 5. Pematang Sawa Way Nipah 6. Kota Agung Timur Kagungan 7. Kota Agung Barat Negara Batin 8. Pulau Panggung Tekad 9. Air Naningan Air Naningan 10. Ulu Belu Ngarip 11. Talang Padang Talang Padang 12. Sumberejo Margoyoso 13. Gisting Kuta Dalom 14. Gunung Alip Banjar Negeri 15. Pugung Rantau Tijang 16. Bulok Sukamara 17. Cukuh Balak Putih Doh 18. Kelumbayan Napal 19. Limau Kuripan 20. Kelumbayan Barat Sidoarjo Sumber : Tanggamus dalam Angka, 2014 Pada pertengahan tahun 2005 telah terbentuk kembali 7 Kecamatan baru hasil pemekaran berdasarkan Perda Nomor 05 Tahun 2005 tanggal 23 Juni 2005 yaitu Kecamatan Kota Agung Barat, Kota Agung Timur, Gisting, Gunung Alip, Ambarawa, Banyumas dan Limau sehingga jumlahnya menjadi 24 Kecamatan dengan 7 Kelurahan dan 323 PekonDesa. Kemudian dengan disyahkannya Perda Nomor 15 Tahun 2006, maka dibentuklah 4 kecamatan baru yaitu Kecamatan Bandar Negeri Semuong, Air Naningan, Bulok dan Kelumbayan Barat sehingga sampai tahun 2007 Kabupaten Tanggamus telah memiliki 28 Kecamatan, 8 Kelurahan dan 371 PekonDesa. Pada tanggal 26 November 2008, melalui Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Pringsewu di Provinsi Lampung, maka cakupan wilayah Kabupaten Tanggamus dikurangi dengan wilayah Kabupaten Pringsewu yang terdiri atas 8 Kecamatan yaitu Kecamatan Pringsewu, Gading Rejo, Ambarawa, Pardasuka, Pagelaran, Banyumas, Adiluwih dan Sukoharjo. Jadi sampai dengan pertengahan tahun 2011 Kabupaten Tanggamus memiliki 20 Kecamatan, 275 Pekon dan 3 Kelurahan. Selanjutnya melalui Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 2011 yang disyahkan pada tanggal 31 Oktober 2011 dan Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun 2011 yang disyahkan pada tanggal 19 Desember 2011 telah dilakukan pemekaran 24 Pekon yang tersebar di 16 Kecamatan sehingga mulai tahun 2012 sampai sekarang, Kabupaten Tanggamus memiliki 20 Kecamatan, 299 Pekon dan 3 Kelurahan.

B. Letak dan Kondisi Geografis

Kabupaten Tanggamus berada di wilayah pesisir barat Provinsi Lampung dengan letak geografis 104 18’ BT – 105 12’ BT dan 5 05’ LS – 5 56’ LS. Pada bagian Barat semakin ke Utara condong mengikuti lereng Bukit Barisan. Bagian Selatan meruncing dan mempunyai sebuah teluk yang besar yaitu Teluk Semangka. Di Teluk Semangka terdapat sebuah pelabuhan yang merupakan pelabuhan antar pulau dan terdapat tempat pendaratan ikan. Sebagaimana telah digambarkan pada bagian awal, wilayah Kabupaten Tanggamus terdiri dari wilayah daratan, perbukitan pesisir, dan laut. Beberapa wilayah pesisir berada di Kecamatan Kota Agung, Pematang Sawa, Kelumbayan, Cukuh Balak, dan Kelumbayan Barat. Pada Kecamatan Cukuh Balak terdapat pulau yang cukup besar yakni Pulau Tabuan. Kondisi tutupan lahan di Kabupaten Tanggamus terdiri dari hutan lahan sekunder, permukiman, perkebunan, pertanian lahan kering, pertanian lahan keringsemak, semak belukar, tambak dan tubuh air. Pertanian lahan kering campur semak merupakan jenis tutupan lahan yang mendominasi di Kabupaten Tanggamus, dengan prosentase 62. Sedangkan jenis tutupan lahan sawah memiliki prosentase 5 dari total luas daratan. Tutupan lahan yang luasnya terkecil adalah lahan tambak sebesar 1.

4.1.2 Demografi

Berdasarkan data kependudukan daerah diketahui bahwa pada tahun 2013 jumlah penduduk Kabupaten Tanggamus berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010 yang telah diperbaharui, estimasi penduduk Kabupaten Tanggamus tahun 2013 sebanyak 560.286 jiwa yang terdiri dari 292.370 jiwa laki-laki dan 267.916 jiwa perempuan. Adapun rasio jenis kelamin sebesar 109,13. Jumlah kepadatan penduduk rata-rata sebanyak 196 jiwakm 2 . Jumlah penduduk Kabupaten Tanggamus ditiap tahunnya selalu mengalami peningkatan. Bila ditahun 2011 berjumlah 542.439 jiwa, maka ditahun 2012 jumlahnya meningkat hingga 1,2 persen, yakni 548.728 jiwa. Pada tahun 2013, peningkatan jumlah penduduk berdasarkan persentase hampir mencapai dua kali lipat bila dibandingkan periode tahun sebelumnya, yakni mencapai 2,1 persen. Komposisi penduduk Kabupaten Tanggamus tahun 2013 didominasi oleh penduduk usia muda. Dalam hal ini kelompok umur 5-9 tahun, 10-14 tahun, dan kelompok umur 15-19 tahun mempunyai jumlah penduduk terbanyak bila dibandingkan dengan kelompok umur lainnya. Bila melihat situasi ini, prediksi di tahun 2025, Kabupaten Tanggamus memiliki potensi sumber daya manusia pada usia produktif yang cukup baik. Namun demikian, itu semua harus mampu dikelola dengan baik agar bonus demografi yang secara nasional dinantikan dapat berjalan sesuai dengan rencana pemerintah pusat. Tabel 4.2 Banyaknya Penduduk Kabupaten Tanggamus Menurut Jenis Kelamin dan Sex Rasio, Tahun 1990 – 2013 Tahun Laki- laki Perempuan Jumlah Sex Ratio 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 399.613 402.961 374.996 403.509 405.295 407.054 407.101 379.029 358.899 375.062 385.780 388.219 393.064 393.286 778.642 761.860 750.058 789.289 793.514 800.118 800.387 105,43 112,28 99,98 104,60 104,40 103,56 103,51 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 408.422 410.247 414.375 415.398 422.298 415.581 432.207 435.011 438.018 460.761 453.333 439.725 266.324 280.837 284.265 287.176 292.370 394.861 399.338 402.901 384.813 378.102 385.328 396.425 398.736 399.337 398.119 410.159 431.538 263.418 255.776 258.174 261.552 267.916 803.283 809.585 817.276 800.211 800.400 800.909 828.632 833.747 837.355 858.880 863.492 871.263 529.742 536.613 542.439 548.728 560.286 103,43 102,73 102,85 107,95 111,69 107,85 109,03 109,10 109,69 115,73 110,53 101,90 101,10 109,80 110,11 109,80 109,13 Sumber : Tanggamus dalam Angka, 2014 Masalah Kependudukan yang meliputi jumlah, komposisi dan distribusi penduduk merupakan salah satu hal yang penting dalam arah pembangunan. Jumlah Penduduk yang besar bisa menjadi suatu modal yang bagus bagi pembangunan tapi bisa pula menjadi beban apabila kualitasnya rendah, disisi lain kelompok usia penduduk yang besar ditengah kelompok penduduk usia produktif seharusnya dapat lebih meningkatkan dan mempercepat pembangunan.