Teori Belajar KAJIAN TEORI

33

2.1.5 Teori Belajar

Teori belajar adalah teori yang menjelaskan tentang pengertian dan pandangan belajar. Munculnya model pembelajaran kooperatif berdasarkan adanya teori belajar. Berdasarkan suatu teori belajar, diharapkan suatu pembelajaran dapat terlaksana dengan baik dan memberikan hasil belajar optimal. Teori-teori belajar yang mendukung model STAD berbasis teori Van Hiele adalah sebagai berikut. 1. Teori Belajar Kognitif Suprijono 2012: 22 mengatakan bahwa dalam perspektif teori kognitif, belajar merupakan peristiwa mental, bukan peristiwa behavioral meskipun hal-hal yang bersifat behavioral tampak lebih nyata hampir dalam setiap peristiwa belajar. Perilaku individu bukan semata-mata respons terhadap yang ada melainkan yang lebih penting karena dorongan mental yang diatur oleh otaknya. Belajar adalah proses mental yang aktif untuk mencapai, mengingat, dan menggunakan pengetahuan. Bruner dalam Suprijono, 2012: 24 mengatakan bahwa perkembangan kognitif individu terjadi melalui tiga tahap, yaitu sebagai berikut. a Tahap enaktif, yaitu individu melakukan aktivitas-aktivitas dalam upayanya memahami lingkungan sekitarnya. Memahami dunia sekitarnya dengan pengetahuan motorik. b Tahap ikonik, yaitu individu memahami objek-objek atau dunianya melalui gambar dan visualisasi verbal. Memahami dunia sekitarnya dengan perumpamaan dan perbandingan. 34 c Tahap simbolik, yaitu individu telah mampu memiliki ide-ide atau gagasan- gagasan abstrak yang sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam berbahasa dan logika. Memahami dunia sekitarnya melalui simbol-simbol bahasa, logika, matematika, dan lain sebagainya. Perkembangan kognitif siswa kelas V sekolah dasar masuk pada tahap operasional konkrit 7-11 tahun dan tahap operasional formal 7-15 tahun. Piaget dalam Rifa’i dan Anni, 2012: 32 mengatakan pada tahap operasional konkrit anak mampu mengoperasikan berbagai logika, namun masih dalam bentuk benda kongkrit. Penalaran logika menggantikan penalaran intuitif, namun hanya pada situasi konkrit dan kemampuan untuk menggolong- golongkan sudah ada namun belum bisa memecahkan masalah abstrak. Pada tahap operasional formal, anak sudah mampu berpikir abstrak, idealis, dan logis. Pemikiran operasional formal tampak lebih jelas dalam pemecahan problem verbal. Anak juga mampu berpikir spekulatif tentang kualitas ideal yang mereka inginkan dalam diri mereka dan diri orang lain. Di samping itu anak sudah mampu menyusun rencana untuk memecahkan masalah secara sistematis dan menguji solusinya. Pengetahuan yang diperoleh siswa berasal dari tindakan. Interaksi aktif siswa dengan lingkungan dan pengalaman-pengalaman yang diperoleh siswa penting bagi terjadinya perubahan perkembangan mental. Pembelajaran menggunakan model STAD terjadi interaksi sosial dengan teman sebaya, khususnya saat siswa berpendapat dan berdiskusi dengan anggota tim membantu memperjelas pemikiran siswa yang pada akhirnya pemikiran- 35 pemikiran itu menjadi lebih logis. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan siswa pada pembelajaran menggunakan fase Van Hiele dapat dijadikan siswa sebagai pengalamannya dalam membangun makna dan pemahaman terhadap konsep yang dipelajari. 2. Teori Belajar Behavioristik Teori belajar behavioristik atau tingkah laku menjelaskan bahwa perubahan tingkah laku sebagai interaksi antara stimulus dan respons. Menurut penganut teori ini, belajar adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur, dan dinilai secara konkret. Kaum behavioristik tidak mau mempersoalkan apakah manusia baik atau jelek, rasional atau emosional, behavioristik hanya ingin mengetahui bagaimana perilakunya dikendalikan oleh faktor-faktor lingkungan Suprihatiningrum, 2013: 15-16. Teori Belajar Gagne sebagai modern neobehaviouris, mendorong guru untuk merencanakan pembelajaran agar suasana dan gaya belajar dapat dimodifikasi. Guru harus mengetahui kemampuan dasar yang harus disiapkan. Belajar dimulai dari hal yang paling sederhana dilanjutkan pada yang lebih kompleks sampai pada tipe belajar yang lebih tinggi. Praktiknya gaya belajar tersebut tetap mengacu pada asosiasi stimulus respons Suprihatiningrum, 2013: 21. Peran guru dalam kegiatan pembelajaran menurut teori behaviorisme adalah membuat suatu stimulus yang dapat menciptakan respon siswa terhadap materi pelajaran. Stimulus tersebut berupa kegiatan pembelajaran yang bermakna agar siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran geometri menggunakan fase Van Hiele disesuaikan dengan tahap berpikir 36 siswa agar topik-topik pada materi geometri dapat dipahami dengan baik. Anak dapat mempelajari topik-topik tersebut berdasarkan urutan tingkat kesukarannya dimulai dari tingkat yang paling mudah sampai dengan tingkat yang paling rumit dan kompleks. Kegiatan yang dapat dilakukan guru agar siswa terlibat aktif dalam pembelajaran adalah sebagai berikut. 1 Menyusun tugas-tugas belajar bersama siswa. Artinya, tugas-tugas apa yang sebaiknya dikerjakan oleh siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran, tidak hanya ditentukan guru akan tetapi melibatkan siswa. 2 Memberikan informasi tentang kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan, dengan demikian siswa akan semakin paham apa yang harus dilakukan. Hal ini dapat mendorong siswa untuk belajar lebih aktif dan kreatif. 3 Memberikan motivasi, mendorong siswa untuk belajar, serta membimbing siswa berpikir kritis dan kreatif melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan. 4 Melakukan kontrol kepada siswa untuk melayani setiap siswa yang memerlukan bantuan. 5 Membantu siswa dalam menarik suatu kesimpulan. Kegiatan menarik kesimpulan sebaiknya diserahkan kepada siswa, guru hanya membantu dan mengarahkan dalam merumuskan kesimpulan. 3. Teori Belajar Konstruktivistik Teori ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. 37 Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-ide Slavin dalam Suprihatiningrum, 2013: 22. Teori belajar konstruktivistik sesuai dengan kegiatan pembelajaran menggunakan model STAD berbasis teori Van Hiele. Guru tidak hanya sekadar menjelaskan materimemberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa menggali topik yang dipelajari melalui alat-alat yang telah disiapkan guru. Siswa memecahkan masalah yang diberikan guru melalui kerjasama dan diskusi bersama anggota tim, sehingga pengetahuan yang diperoleh siswa merupakan hasil pemikirannnya bersama anggota tim. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas, guru dan siswa bersama-sama membahas perbedaan-perbedaan dari hasil diskusi tim sehingga informasi yang diperoleh siswa menjadi lebih jelas. Siswa memperoleh pengalaman dalam menemukan cara mereka sendiri, maupun dalam menyelesaikan tugas-tugas. 4. Teori Belajar Humanistik Teori ini lebih mengedepankan sisi humanis manusia dan tidak menuntut jangka waktu pembelajar mencapai pemahaman yang diinginkan. Teori ini lebih menekankan pada isimateri yang harus dipelajari agar membentuk manusia seutuhnya. Proses belajar dilakukan agar pembelajar mendapatkan makna yang sesungguhnya dari belajar atau yang disebut Ausubel sebagai meaningful learning yang memiliki makna bahwa belajar 38 adalah mengasosiasikan pengetahuan baru dengan prior knowledge pengetahuan awal si pembelajar Suprihatiningrum, 2013: 31. Materi geometri melalui fase-fase Van Hiele diajarkan melalui tiga proses pembelajaran matematika yaitu pengenalan konsep, pemahaman konsep dan pembinaan keterampilan. Siswa belajar melalui perbuatan dan pengertian, tidak hanya sekedar hafalan atau mengingat fakta saja. Berdasarkan teori-teori belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa seorang guru harus memahami teori-teori belajar sebagai pandangan dalam membelajarkan siswa. Pemahaman tentang teori-teori tersebut dapat digunakan guru untuk mengetahui pengalaman dan proses berpikir siswa serta dapat digunakan dalam membuat rancangan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2.1.6 Hakikat Belajar