Pengertian Aktivitas Siswa KAJIAN TEORI

46 meringkas, contoh, application menerapkan, analysis menguraikan, menentukan hubungan, synthesis mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru, dan evaluation menilai. Domain afektif adalah receiving sikap menerima, responding memberikan respons, valuing nilai, organization organisasi, characterization karakterisasi. Domian psikomotor meliputi initiatory, pre-routine, dan rountinized. Psikomotor juga mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual. Anitah 2009: 2.19 mengemukakan bahwa untuk melihat hasil belajar yang berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis dan ilmiah pada siswa Sekolah Dasar, dapat dikaji proses maupun hasil berdasarkan: 1 kemampuan membaca, mengamati dan atau menyimak apa yang dijelaskan atau diinformasikan; 2 kemampuan mengidentifikasi atau membuat sejumlah sub-sub pertanyaan berdasarkan substansi yang dibaca, diamati dan atau didengar; 3 kemampuan mengorganisasi hasil-hasil identifikasi dan mengkaji dari sudut persamaan dan perbedaan; 4 kemampuan melakukan kajian secara menyeluruh, kemampuan tersebut sudah dapat diterapkan di Sekolah Dasar khususnya pada kelas tinggi. Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah melakukan proses belajar yang berupa ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar siswa dijadikan sebagai ukuran atau kriteria dalam mencapai tujuan pembelajaran.

2.1.9 Pengertian Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa sangat diperlukan dalam kegiatan belajar-mengajar, sehingga siswalah yang seharusnya banyak aktif, sebab siswa sebagai subjek didik 47 adalah yang merencanakan dan ia sendiri yang melaksanakan belajar. Menurut Sardiman 2014: 95 belajar pada prinsipnya adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Sekolah adalah tempat yang dijadikan sebagai pusat kegiatan pembelajaran. Sekolah merupakan tempat untuk mengembangkan potensi dan aktivitas siswa. Usman 2010: 21 mengatakan bahwa mengajar adalah membimbing kegiatan belajar siswa sehingga ia mau belajar. Dengan demikian, aktivitas murid sangat diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar sehingga muridlah yang seharusnya banyak aktif, sebab murid sebagai subjek didik adalah yang merencanakan, dan ia sendiri yang melaksanakan belajar. K. Yamamoto dalam Usman, 2010: 24 melihat kadar keaktifan siswa itu dari segi intensionalitas atau kesengajaan terencana dari peran serta kegiatan oleh kedua pihak siswa dan guru dalam proses belajar-mengajar. H.O. Lingren dalam Usman, 2010: 24 melukiskan kadar keaktifan siswa itu dalam interaksi di antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa lainnya. Terdapat tiga jenis karakteristik siswa yang perlu diperhatikan, yaitu: 1 karakteristik atau keadaan yang berkenaan dengan kemampuan awal atau prerequisite skills, seperti misalnya kemampuan intelektual, kemampuan berpikir, mengucapkan hal-hal yang berkaitan dengan aspek psikomotor, dan lain-lain; 2 karakteristik yang berhubungan dengan latar belakang dan status sosial; 3 karakteristik yang berkenaan dengan perbedaan-perbedaan kepribadian seperti sikap, perasaan, minat, dan lain-lain. Pengetahuan mengenai karakteristik siswa ini memiliki arti yang cukup penting dalam interaksi belajar-mengajar. Bagi guru, informasi mengenai karakteristik siswa akan sangat berguna dalam memilih dan 48 menentukan pola-pola pengajaran yang lebih baik, yang dapat menjamin kemudahan belajar bagi setiap siswa Sardiman, 2014: 120. Banyak jenis aktivitas yang dilakukan oleh siswa di sekolah. Diedrich dalam Sardiman, 2014: 101 menyebutkan aktivitas siswa dapat digolongkan menjadi delapan aktivitas. 1. Visual activities, misalnya: membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. 2. Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi. 3. Listening activities, contohnya: mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato. 4. Writing activities, misalnya: menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin. 5. Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram. 6. Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak. 7. Mental activities, contohnya: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan. 8. Emotional activities, seperti: menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup. Keterlibatan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran sangat diperlukan agar belajar menjadi efektif dan dapat mencapai hasil yang diinginkan. Dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa adalah serangkaian tindakan yang 49 dilakukan siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga menimbulkan perubahan-perubahan perilaku siswa. Adapun indikator aktivitas siswa menggunakan model STAD berbasis teori Van Hiele dalam penelitian ini adalah: 1 kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran emotional activities; 2 keantusiasan siswa dalam menanggapi apersepsi visual activities, listening activities, mental activities, emotional activities; 3 memperhatikan materi yang dijelaskan guru melalui gambaralat peraga visual activities, listening activities, mental activities, emotional activities; 4 melakukan tanya jawab dengan guru tentang materi yang dipelajari oral activities, mental activities, listening activities; 5 menggunakan alat peraga dan melakukan percobaan motor activities; 6 mendiskusikan LKS bersama anggota tim oral activities, motor activities, listening activities, writing activities, mental activities; 7 mempresentasikan hasil diskusi tim emotional activities, oral activities; 8 memperhatikan kegiatan presentasi visual activities, listening activities, mental activities; 9 menyimpulkan pembelajaran mental activities; 10 mengerjakan kuis yang diberikan guru visual activities, mental activities, writing activities, emotional activities.

2.1.10 Pembelajaran Matematika di SD