16
163. Empat unsur utama dalam pengajaran yang efektif yaitu mutu pengajaran, kesesuaian tingkat pengajaran, intensif, dan waktu Slavin dalam Supardi, 2013:
169. Usman 2010: 21 mengatakan bahwa dalam menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif sedikitnya ada lima jenis variabel yang menentukan
keberhasilan belajar siswa yaitu melibatkan siswa secara aktif, menarik minat dan perhatian siswa, membangkitkan motivasi siswa, prinsip individualitas, dan
peragaan dalam pengajaran. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa efektivitas
adalah suatu keadaan atau suatu konsep yang memberikan gambaran mengenai tingkat keberhasilan secara kuantitatif maupun kualitatif yang dicapai dari suatu
usaha tertentu sesuai dengan tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan. Pembelajaran efektif adalah apabila tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
dapat dicapai secara optimal.
2.1.2 Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif memiliki beberapa variasi, diantaranya adalah Student Teams Achievement Divisions STAD, Jigsaw atau Tim Ahli,
Investigasi Kelompok, Team Games Tournament TGT, Accelerated Instruction TAI, Think Pair Share TPS, Numbered Head Together NHT, dan lain-lain.
Berikut ini merupakan pengertian model pembelajaran kooperatif menurut beberapa ahli. Sanjaya dalam Hamdani, 2011: 30 mengatakan bahwa model
pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar siswa dalam kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Karli dan
Yuliariatiningsih dalam Hamdani, 2011: 165 menyatakan bahwa pembelajaran
17
kooperatif adalah suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam
struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri atas dua orang atau lebih. Suprihatiningrum 2013: 191 mengemukakan bahwa pembelajaran
kooperatif mengacu pada metode pembelajaran, yang mana siswa bekerja bersama dalam kelompok kecil saling membantu dalam belajar. Anggota-anggota
kelompok bertanggung jawab atas ketuntasan tugas-tugas kelompok dan untuk mempelajari materi itu sendiri.
Suprijono 2012: 54 juga menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk
bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Roger dan Johnson dalam Suprijono, 2012: 58 mengatakan bahwa tidak semua belajar
kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif harus diterapkan,
antara lain: 1 positive interdependence saling ketergantungan positif; 2 personal responsibility tanggung jawab perseorangan; 3 face to face promotive
interaction interaksi promotif; 4 interpersonal skill komunikasi antaranggota; 5 group processing pemrosesan kelompok.
Rusman 2014: 202 mendefinisikan pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Pembelajaran
kooperatif akan efektif digunakan apabila: 1 guru menekankan pentingnya usaha
18
bersama di samping usaha secara individual; 2 guru menghendaki pemerataan perolehan hasil dalam belajar; 3 guru ingin menanamkan tutor sebaya atau belajar
melalui teman sendiri; 4 guru menghendaki adanya pemerataan partisipasi aktif siswa; 5 guru menghendaki kemampuan siswa dalam memecahkan berbagai
permasalahan Sanjaya dalam Rusman, 2014: 206. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif menurut Rusman 2014: 211 sebagai berikut.
Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Tahap Tingkah Laku Guru
Tahap 1 Menyampaikan tujuan dan
memotivasi siswa Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang akan
dicapai pada kegiatan pelajaran dan menekankan pentingnya topik yang akan dipelajari dan
memotivasi siswa belajar.
Tahap 2 Menyajikan Informasi
Guru menyajikan informasi atau materi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau melalui
bahan bacaan.
Tahap 3 Mengorganisasikan siswa
ke dalam
kelompok- kelompok belajar
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan
membimbing setiap kelompok agar melakukan transisi secara efektif dan efisien.
Tahap 4 Membimbing
kelompok bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
Tahap 5 Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang
telah dipelajari
atau masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Tahap 6
Memberikan penghargaan Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik
upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.
Berdasarkan pengertian model pembelajaran kooperatif menurut beberapa ahli, terdapat pendapat yang berbeda tentang jumlah anggota kelompok dalam
pembelajaran kooperatif. Karli dan Yuliariatiningsih dalam Hamdani, 2011: 165 menyatakan bahwa anggota kelompok terdiri atas dua orang atau lebih, sedangkan
rusman 2014: 202 menyatakan terdiri dari empat sampai enam orang. Peneliti
19
lebih setuju dengan pendapat yang menyatakan anggota kelompok terdiri dari dua orang atau lebih. Sebagai contoh yaitu model TPS Think Pairs Share merupakan
salah satu model pembelajaran kooperatif secara berpasangan yang terdiri dari dua orang.
Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah bentuk kegiatan belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri atas 2 orang atau
lebih, bersifat heterogen, menekankan kerja sama, saling komunikasi dan interaksi antaranggota, saling membantu dalam belajar, dan setiap individu memiliki
tanggung jawab dalam menguasai materi pelajaran.
2.1.3 Model STAD berbasis Teori Van Hiele