Analisis Nilai Energi Almatsier, 2001 Kadar Amilosa Metode Juliano, 1971 yang Dimodifikasi

35 C = Konsentrasi HCl N W = Berat sampel mg Kadar Lemak , Me tode Soxhlet A OAC , 1995 Labu lemak yang telah bebas lemak dikeringkan di dalam oven kemudian ditimbang setelah dingin. Sampel sebanyak 5 g dibungkus dalam kertas saring kemudian ditutup kapas yang bebas lemak. Sampel dimasukkan ke dalam alat ekstraksi soxhlet, kemudian pasang kondensor dan labu pada ujung-ujungnya. Pelarut heksana dimasukkan ke dalam alat lalu sampel direfluks selama 5 jam minimum. Setelah itu pelarut didestilasi dan ditampung pada wadah lain. Labu lemak dikeringkan di dalam oven pada suhu 105°C sampai diperoleh berat tetap. Kemudian labu lemak dipindahkan ke desikator, lalu didinginkan dan ditimbang. Kadar lemak dihitung sebagai berikut: Kadar lemak bb 100 W W 1 2 × = Keterangan: W 1 = Berat sampel g W 2 = Berat lemak g Kadar Karbohidrat By Difference AOAC, 1995 Pengukuran kadar karbohidrat menggunakan metode by difference dilakukan dengan perhitungan sebagai berikut: Kadar karbohidrat bb = 100 - kadar air + abu + protein + lemak

b. Analisis Nilai Energi Almatsier, 2001

Penentuan nilai energi makanan melalui perhitungan dapat dilakukan menurut komposisi karbohidrat, lemak, protein serta nilai energi makanan tersebut. Nilai energi Kkal = 4 Kkalg x kadar karbohidrat + 4 Kkalg x kadar protein + 9 Kkalg x kadar lemak 36

c. Kadar Amilosa Metode Juliano, 1971 yang Dimodifikasi

Pembuatan Kurva Standar Amilosa murni ditimbang sebanyak 40 mg kemudian dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml dan ditambahkan dengan 1 ml etanol 95 dan 9 ml NaOH 1 N lalu didiamkan selama 24 jam dan ditepatkan sampai tanda tera dengan akuades. Selanjutnya larutan tersebut dipipet masing-masing sebanyak 1, 2, 3, 4, dan 5 ml lalu dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml. Ke dalam masing- masing labu takar tersebut ditambahkan asam asetat 1 N sebanyak masing-masing 0.2; 0.4; 0.6; 0.8 dan 1 ml, lalu ditambahkan larutan iod sebanyak 2 ml. Setelah itu, larutan ditepatkan sampai tanda tera dengan akuades, dikocok, lalu didiamkan selama 20 menit, dan diukur intensitas warna yang terbentuk dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 620 nm. Penetapan Sampel Sebanyak 100 mg sampel tanpa lemak dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml, dan ditambahkan dengan 1 ml etanol 95 dan 9 ml NaOH 1 N lalu didiamkan selama 24 jam dan ditepatkan sampai tanda tera dengan akuades. Pipet 5 ml larutan tersebut, lalu dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml, dan ditambahkan 1 ml asam asetat 1 N dan 2 ml larutan iod. Setelah itu, larutan ditepatkan sampai tanda tera dengan akuades, dikocok, lalu didiamkan selama 20 menit, dan diukur intensitas warna yang terbentuk dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 620 nm. Kadar amilosa dihitung dengan persamaan: Kadar amilosa 100 W FP S A × × = Keterangan: A = absorbansi sampel pada panjang gelombang 620 nm S = slope atau kemiringan pada kurva standar FP = faktor pengenceran, yaitu 0,002 W = berat sampel tanpa lemak gram 37

d. Kadar Serat Pangan Asp, Johnson, Hallmer Sijestrin, 1983