32 b = merupakan warna campuran biru-kuning
b positif + antara 0-70 untuk warna kuning b negatif - antara 0--80 untuk warna biru
hº hue = parameter untuk kisaran warna
h. Aktivitas Air a
w
Pengukuran aktivitas air a
w
dilakukan dengan menggunakan alat a
w
meter ”Shibaura a
w
meter WA-360”. Alat dikalibrasi dengan NaCl jenuh dengan cara memasukkan NaCl jenuh tersebut dalam
wadah a
w
meter. Nilai a
w
dapat dibaca setelah ada tulisan “completed” di layar. Bila a
w
yang terbaca tidak tepat 0.750 maka bagian switch diputar sampai mencapai tepat 0.750. Pengukuran a
w
sampel dilakukan dengan cara yang sama dengan kalibrasi alat yaitu sampel dimasukkan
dalam wadah a
w
meter. Nilai a
w
dan suhu pengukuran akan terbaca setelah ada tulisan “completed” di layar.
2. Uji Organoleptik Soekarto, 1990
Pengujian organoleptik yang dilakukan terhadap produk olahan kukus bolu kukus, brownies kukus dan kue talam adalah uji kesukaan
meliputi uji hedonik rating untuk mengetahui tingkat kesukaan produk dan uji ranking untuk mengetahui formulasi yang paling disukai. Skor
penilaian yang digunakan dalam uji hedonik ada 7 tingkat, yaitu 7 = sangat suka, 6 = suka, 5 = agak suka, 4 = netral, 3 = agak tidak suka, 2 = tidak
suka, 1 = sangat tidak suka. Pada uji ranking, ranking 1 menunjukkan produk yang paling disukai. Penilaian dilakukan oleh 30 orang panelis
tidak terlatih. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap tingkat kesukaan
panelis maka dilakukan analisis sidik ragam terhadap data hasil uji organoleptik. Jika berdasarkan analisis sidik ragam ANOVA dinyatakan
ada pengaruh nyata pada perlakuan maka akan dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan untuk uji hedonik dan dan uji Friedman untuk uji ranking.
33
3. Analisis Sifat Kimia a.
Analisis Proksimat Kadar Air, Metode Oven AOAC, 1995
Kadar air diukur dengan metode oven biasa karena kandungan bahan volatil pada sampel rendah dan sampel tidak
terdegradasi pada suhu 100ºC. Cawan alumunium kosong dikeringkan dalam oven suhu 105°C selama 15 menit lalu
didinginkan dalam desikator selama 5 menit atau sampai tidak panas lagi. Cawan ditimbang dan dicatat beratnya. Lalu ditimbang
sampel sebanyak 5 gram di dalam cawan tersebut. Dikeringkan sampel dalam oven sampai beratnya konstan perubahan berat
tidak lebih dari 0.003 gram. Setelah itu didinginkan cawan yang berisi sampel kering di dalam desikator. Ditimbang berat akhirnya.
Dihitung kadar air dengan persamaan sebagai berikut: Kadar air bb
100 a
- x
y -
x ×
= Keterangan:
x = berat cawan dan sampel sebelum dikeringkan g y = berat cawan dan sampel setelah dikeringkan g
a = berat cawan kosong g
Kadar Abu, Met ode Oven AOAC, 1995
Cawan porselin dibakar dalam tanur selama 15 menit kemudian didinginkan di dalam desikator. Setelah dingin
ditimbang. Sampel sebanyak 5 g ditimbang di dalam cawan lalu diabukan di dalam tanur hingga diperoleh abu berwarna putih dan
beratnya tetap. Pengabuan dilakukan dilakukan dalam 2 tahap yaitu tahap pertama suhu 400°C lalu dilanjutkan pada suhu 550°C,
kemudian didinginkan di dalam desikator lalu ditimbang. Perhitungan:
Kadar abu bb 100
W W
1 2
× =
34 Keterangan:
W
1
= Berat sampel g W
2
= Berat abu g
Kadar P rotein, Metode Mik ro-Kjeldahl AOAC, 1995
Sampel sebanyak ± 0.1 g kira-kira membutuhkan 3-10 ml HCl 0.01N0.02N ditimbang dan dimasukkan ke dalam labu
Kjeldahl 30 ml. Lalu ditambahkan 1.9 gram K
2
SO
4
, 40 mg HgO, 2 ml H
2
SO
4
pekat. Sampel didekstruksi dididihkan selama 1-1.5 jam hingga jernih, lalu didinginkan.
Sampel didinginkan dan ditambah sejumlah kecil air secara perlahan-lahan, kemudian didinginkan kembali. Isi tabung
dipindahkan ke alat destilasi dan labu dibilas 5-6 kali dengan 1-2 ml air. Air cucian dipindahkan ke labu distilasi. Erlenmeyer 125 ml
berisi 5 ml larutan H
3
BO
3
dan 2 tetes indikator campuran 2 bagian merah metil 0.2 dalam alkohol dan 1 bagian metilen blue 0.2
dalam alkohol diletakkan di bawah kondensor. Ujung tabung kondensor harus terendam di bawah larutan H
3
BO
3
. Ditambah larutan NaOH-Na
2
S
2
O
3
sebanyak 8-10 ml, kemudian didestilasi dalam erlenmeyer.
Tabung kondensor dibilas dengan air dan bilasannya ditampung dalam erlenmeyer yang sama. Isi erlenmeyer
diencerkan sampai kira-kira 50 ml, kemudian dititrasi dengan HCl 0.02 N Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna larutan
dari hijau menjadi abu-abu. Prosedur yang sama dilakukan juga untuk penetapan blanko.
Perhitungan: Kadar N bb
100 W
14,007 C
Vb -
Vs ×
× ×
= Kadar protein bb = N x faktor konversi 6,25
Keterangan: Vs = Volume HCl untuk titrasi sampel ml
Vb = Volume untuk titrasi blanko ml
35 C = Konsentrasi HCl N
W = Berat sampel mg
Kadar Lemak , Me tode Soxhlet A OAC , 1995
Labu lemak yang telah bebas lemak dikeringkan di dalam oven kemudian ditimbang setelah dingin. Sampel sebanyak 5 g
dibungkus dalam kertas saring kemudian ditutup kapas yang bebas lemak. Sampel dimasukkan ke dalam alat ekstraksi soxhlet,
kemudian pasang kondensor dan labu pada ujung-ujungnya. Pelarut heksana dimasukkan ke dalam alat lalu sampel direfluks
selama 5 jam minimum. Setelah itu pelarut didestilasi dan ditampung pada wadah
lain. Labu lemak dikeringkan di dalam oven pada suhu 105°C sampai diperoleh berat tetap. Kemudian labu lemak dipindahkan ke
desikator, lalu didinginkan dan ditimbang. Kadar lemak dihitung sebagai berikut:
Kadar lemak bb 100
W W
1 2
× =
Keterangan: W
1
= Berat sampel g W
2
= Berat lemak g
Kadar Karbohidrat By Difference AOAC, 1995
Pengukuran kadar karbohidrat menggunakan metode by difference
dilakukan dengan perhitungan sebagai berikut: Kadar karbohidrat bb = 100 - kadar air + abu + protein +
lemak
b. Analisis Nilai Energi Almatsier, 2001
Penentuan nilai energi makanan melalui perhitungan dapat dilakukan menurut komposisi karbohidrat, lemak, protein serta nilai
energi makanan tersebut. Nilai energi Kkal = 4 Kkalg x kadar karbohidrat + 4 Kkalg x
kadar protein + 9 Kkalg x kadar lemak
36
c. Kadar Amilosa Metode Juliano, 1971 yang Dimodifikasi
Pembuatan Kurva Standar
Amilosa murni ditimbang sebanyak 40 mg kemudian dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml dan ditambahkan dengan 1
ml etanol 95 dan 9 ml NaOH 1 N lalu didiamkan selama 24 jam dan ditepatkan sampai tanda tera dengan akuades. Selanjutnya
larutan tersebut dipipet masing-masing sebanyak 1, 2, 3, 4, dan 5 ml lalu dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml. Ke dalam masing-
masing labu takar tersebut ditambahkan asam asetat 1 N sebanyak masing-masing 0.2; 0.4; 0.6; 0.8 dan 1 ml, lalu ditambahkan
larutan iod sebanyak 2 ml. Setelah itu, larutan ditepatkan sampai tanda tera dengan akuades, dikocok, lalu didiamkan selama 20
menit, dan diukur intensitas warna yang terbentuk dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 620 nm.
Penetapan Sampel
Sebanyak 100 mg sampel tanpa lemak dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml, dan ditambahkan dengan 1 ml etanol 95
dan 9 ml NaOH 1 N lalu didiamkan selama 24 jam dan ditepatkan sampai tanda tera dengan akuades. Pipet 5 ml larutan
tersebut, lalu dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml, dan ditambahkan 1 ml asam asetat 1 N dan 2 ml larutan iod. Setelah
itu, larutan ditepatkan sampai tanda tera dengan akuades, dikocok, lalu didiamkan selama 20 menit, dan diukur intensitas warna yang
terbentuk dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 620 nm. Kadar amilosa dihitung dengan persamaan:
Kadar amilosa 100
W FP
S A
× ×
= Keterangan:
A = absorbansi sampel pada panjang gelombang 620 nm S = slope atau kemiringan pada kurva standar
FP = faktor pengenceran, yaitu 0,002 W = berat sampel tanpa lemak gram
37
d. Kadar Serat Pangan Asp, Johnson, Hallmer Sijestrin, 1983
Sampel basah dihomogenisasi dan diliofilisasi kemudian diekstrak lemaknya dengan metode Soxhlet. Sebanyak 1 gram sampel
tanpa lemak dimasukkan ke dalam erlenmeyer, ditambahkan 25 ml larutan buffer Na-fosfat 0.1 M pH 6 dan dibuat menjadi suspensi
kemudian aduk. Selanjutnya ditambahkan 0.1 ml enzim termamyl, tutup erlenmeyer dengan aluminium foil dan diinkubasi dalam
penangas air bersuhu 100°C selama 15 menit sambil sesekali diaduk. Sampel diangkat dan didinginkan lalu ditambahkan 20 ml air
destilata dan pHnya diatur menjadi 1.5 dengan menggunakan HCl 4 M. Selanjutnya ditambahkan 100 g enzim pepsin, tutup erlenmeyer dan
diinkubasi dalam penangas air bergoyang bersuhu 40°C selama 60 menit. Selanjutnya ditambahkan 20 ml air destilata dan pHnya diatur
menjadi 6.8 dengan menggunakan NaOH kemudian ditambahkan 100 mg enzim pankreatin ditambahkan, tutup erlenmeyer dan diinkubasi
dalam penangas air bergoyang bersuhu 40°C selama 60 menit. Atur pHnya menjadi 4.5 dengan menggunakan HCl. Larutan sampel
disaring melalui crucible kering yang telah ditimbang beratnya porositas 2 dan ditambahkan 0.5 gram celite kering berat tepat
diketahui. Pada penyaringan dilakukan pencucian dengan 2 x 10 ml air destilata.
1. Residu Serat Tidak larut
Cuci dengan 2x10 ml etanol 95 dan 2x10 ml aseton, dikeringkan pada suhu 105
o
C sampai mencapai berat konstan semalam, ditimbang setelah didinginkan dalam desikator D1.
Abukan pada suhu 550
o
C selama 5 jam, ditimbang setelah didinginkan dalam desikator I1.
2. Filtrat Serat Larut
Atur volume filtrat menjadi 100 ml, ditambahkan 400 ml etanol 95 hangat 60
o
C, dibiarkan mengendap selama 1 jam, disaring dengan crucible kering yang telah ditimbang beratnya porositas 2
dan ditambahkan 0.5 gram celite kering berat tepat diketahui.
38 Cuci dengan 2x10 ml etanol 78 , 2x10 ml etanol 95 dan 2x10
ml aseton, dikeringkan pada suhu 105
o
C sampai mencapai berat konstan semalam, ditimbang setelah didinginkan dalam desikator
D2. Abukan pada suhu 550
o
C selama 5 jam, ditimbang setelah didinginkan dalam desikator I2.
3. Blanko
Blanko untuk serat tidak larut dan serat larut diperoleh dengan cara seperti prosedur untuk sampel tetapi tanpa sampel B1 dan
B2. Perhitungan:
serat tidak larut IDF = D1-I1- B1 x 100 Berat sampel
serat larut SDF = D2-I2- B2 x 100 Berat sampel
total serat TDF = SDF+IDF Keterangan:
D = Berat setelah pengeringan g I = Berat setelah pengabuan g
B = Berat blanko bebas abu g = D-I
blanko
e. Daya Cerna Pati In Vitro Muchtadi et al.,1992 yang Dimodifikasi
Enzim α-amilase dilarutkan di dalam buffer Na-Fosfat 0.05 M
pH 7. Pereaksi dinitrosalisilat dibuat dengan melarutkan 1 gram 3,5- dinitrosalisilat, 30 gram Na-K tartarat dan 1,6 gram NaOH dalam 100
ml aquades. Larutan maltosa standar yang digunakan adalah 0-10 mg masing-masing dalam 10 ml aquades.
Sampel tanpa lemak dibuat suspensi dalam aquades 1 , kemudian dipanaskan dalam penangas air selama 30 menit pada suhu
90 °C kemudian didinginkan. Sebanyak 2 ml sampel dalam tabung
ditambahkan 3 ml aquades dan 5 ml buffer Na-Fosfat 0.1 M, pH 7. Lalu diinkubasikan pada suhu 37
°C selama 15 menit. Selanjutnya ditambahkan larutan enzim
α-amilase dan diinkubasi lagi pada suhu 37
°C selama 30 menit.
39 Sebanyak 1 ml sampel dipipet ke dalam tabung reaksi lain,
ditambah 2 ml pereaksi dinitrosalisilat. Lalu dipanaskan pada suhu 100
°C selama 10 menit. Warna merah oranye yang terbentuk diukur absorbansinya pada panjang gelombang 520 nm. Kadar maltosa
campuran reaksi dihitung dengan menggunakan kurva standar maltosa murni yang diperoleh dengan mereaksikan larutan maltosa standar
dengan pereaksi dinitrosalisilat menggunakan prosedur seperti di atas. Blanko dibuat untuk menghitung kadar maltosa awal bukan hasil
hidrolisis enzim. Prosedur pembuatan blanko sama seperti prosedur untuk sampel hanya saja tanpa sampel dan tidak ditambahkan larutan
enzim α-amilase. Sebagai gantinya untuk blanko diganti buffer Na-
fosfat 0.1 M pH 7.
DC pati = kadar maltosa sampel-kadar maltosa blanko sampel x100 kadar maltosa pati murni-kadar maltosa blanko pati murni
4. Analisis Indeks Glikemik El, 1999
Pengujian Indeks glikemik dilakukan dengan menggunakan darah manusia sebagai subjek penelitian. Panelis yang digunakan ialah individu
sehat, tidak menderita diabetes dan memiliki IMT Indeks Massa Tubuh dengan kisaran normal 18-25. Panelis yang digunakan berjumlah 16
orang 8 pria dan 8 wanita. Selanjutnya panelis dibagi menjadi dua grup masing-masing 8 orang 4 pria dan 4 wanita untuk menguji kedua sampel
yang berbeda. Setiap grup mempunyai standar glukosa masing-masing. Setiap porsi sampel yang akan ditentukan IG-nya mengandung 50
g karbohidrat diberikan kepada panelis yang telah menjalani puasa penuh kecuali air selama 10 jam. Pagi harinya, sampel darah sebanyak 20
μL finger-prick cappillary blood samples method diambil dengan
menggunakan alat Glukometer One Touch Ultra Johnson and Johnson untuk menentukan kadar glukosa darah puasa pengukuran menit ke-0
dan selama dua jam pasca-pemberian sampel, setiap 30 menit selama 2 jam setiap panelis diambil lagi darahnya untuk menentukan kadar glukosa
darahnya pengukuran menit ke-30, ke-60, ke-90 dan ke-120. Pada hari yang berbeda, hal yang sama dilakukan dengan memberikan 50 g glukosa
40 murni sebagai pangan acuan kepada panelis. Kemudian dibuat kurva
respon glukosa darahnya dan IG dihitung sebagai perbandingan antara luas kurva respon glukosa darah setelah mengkonsumsi sampel yang
mengandung 50 g karbohidrat dan standar dikalikan dengan 100.
D . RANCANGAN PERCOBAAN
Penentuan formula produk terbaik dalam penelitian ini digunakan rancangan percobaan acak lengkap RAL faktorial, dimana faktor I adalah
jumlah tepung ubi jalar per 100 gram tepung dan faktor II adalah jumlah gula per 100 gram tepung.
Bolu kukus
Faktor I : Jumlah tepung ubi jalar T, tarafnya terdiri dari: T
1
: 20 gram T
2
: 30 gram T
3
: 40 gram Faktor II : Jumlah gula G, tarafnya terdiri dari:
G
1
: 70 gram G
2
:80 gram
Brownies kukus
Faktor I : Jumlah tepung ubi jalar T, tarafnya terdiri dari: T
1
: 80 gram T
2
: 90 gram T
3
:100 gram Faktor II : Jumlah gula G, tarafnya terdiri dari:
G
1
: 80 gram G
2
: 100 gram
Kue talam
Faktor I : Jumlah tepung ubi jalar T, tarafnya terdiri dari: T
1
: 50 gram T
2
: 70 gram T
3
: 90 gram
41 Faktor II : Jumlah gula G, tarafnya terdiri dari:
G
1
: 40 gram G
2
: 50 gram Model matematis untuk rancangan percobaan acak lengkap dengan 2
faktor sebagai berikut:
Dimana: Yijk : variabel respon karena kombinasi perlakuan T ke i, G ke j dan
ulangan ke-k k = 1, 2 μ
: pengaruh rata-rata umum Ti
: pengaruh faktor T pada taraf ke-i i = 1, 2 Gj
: pengaruh faktor G pada taraf ke-j j = 1, 2 TGij : pengaruh interaksi antara taraf ke-i faktor T dengan taraf ke-j faktor G
Σijk : pengaruh kesalahan galat percobaan pada ulangan ke-k k = 1, 2
Yijk = μ + Ti + Gj + TGij + Σijk
87
Lampiran 1 . Lembar Penilaian Uji Organoleptik Produk Olahan Kukus
FORM UJI HEDONIK
Produk :
Nama panelis
: TelpHP :
KUESIONER
1. Apakah Anda pernah mengkonsumsi produk ini? Pernah lanjutkan ke nomor 2 tidak pernah jangan
lanjutkan 2. Kapan Anda terakhir mengkonsumsi produk ini? 1 2-3 3 bulan yang lalu
3. Apakah Anda menyukai produk ini? Yatidak Coret yang tidak perlu
UJI RATING
Instruksi : 1.
Cicipilah sampel satu per satu dari kiri ke kanan. 2. Pada kolom respon, berikan penilaian Anda berdasarkan tingkat kesukaan dengan memberikan
check list √. 3. Netralkan indera pengecap Anda dengan air putih setiap selesai mencicipi satu sampel.
4. Jangan membandingkan tingkat kesukaan antar sampel. 5. Setelah selesai berikan komentar Anda dalam ruang yang disediakan.
Respon Kode sampel
372 374 799
461 276
486 Sangat suka
Suka Agak
suka Netral
Agak tidak suka Tidak suka
Sangat tidak suka Komentar : __________________________________________________________
__________________________________________________________ __________________________________________________________
UJI RANKING
Instruksi : 1.
Jangan lupa netralkan lidah anda sebelum mencicipi sampel. 2.
Cicipilah sampel satu per satu dari kiri ke kanan. 3.
Netralkan indera pengecap anda dengan air putih setiap selesai mencicipi satu sampel.
4. Bandingkanlah tingkat kesukaan Anda terhadap setiap sampel. 5. Urutkan ranking sampel berdasarkan tingkat kesukaan Anda, jangan ada angka ranking yang sama.
Kode Sampel 372 374
799 461
276 486
Urutan ranking
Note : Urutan Ranking 1-6
Ranking 1 untuk sampel yang paling Anda sukai, Ranking 6 untuk sampel yang paling tidak Anda sukai
Komentar : Apa Alasan Anda Memilih? ______________________________________________________________________
______________________________________________________________________ ☺ Terima kasih ☺
88
Lampiran 2. Hasil Penilaian Organoleptik Overall Bolu Kukus Ubi Jalar
Panelis Hedonik
Ranking F1
F2 F3
F4 F5
F6 F1
F2 F3
F4 F5
F6
1 5 6 6 3 3 6 4 3 2 6 5 1
2 2 6 2 2 2 6 4 2 5 3 6 1
3 3 4 5 4 5 6 6 5 3 4 2 1
4 4 5 6 3 4 5 5 1 2 6 4 3
5 4 6 4 5 6 6 5 1 4 6 3 2
6 5 6 6 5 7 7 5 3 4 6 1 2
7 5 6 6 5 7 6 5 4 3 6 1 2
8 3 5 2 5 4 4 5 1 6 3 4 2
9 5 6 6 6 3 6 5 1 2 4 6 3
10 7 7 5 6 5 6 2 1 5 4 6 3
11 6 5 5 5 5 6 2 6 4 3 5 1
12 3 5 5 6 5 6 6 5 4 1 3 2
13 6 6 6 6 6 5 5 2 1 4 3 6
14 6 6 5 5 2 3 1 2 4 3 6 5
15 3 7 6 5 3 4 6 1 2 3 5 4
16 6 6 6 6 6 6 2 1 3 4 6 5
17 5 6 6 6 6 5 2 1 5 3 6 4
18 3 6 3 6 5 4 5 1 6 2 3 4
19 6 5 5 6 6 6 6 4 5 3 2 1
20 5 6 5 6 4 5 2 5 4 1 6 3
21 5 6 3 3 4 2 5 1 2 4 3 6
22 2 7 6 3 5 3 6 1 2 5 3 4
23 5 6 5 6 5 5 3 1 4 2 6 5
24 6 6 4 7 6 5 4 2 6 1 3 5
25 4 4 5 6 4 5 5 4 3 1 6 2
26 4 6 5 6 5 5 2 3 1 4 5 6
27 3 4 5 4 5 6 6 4 2 5 3 1
28 6 6 6 5 4 6 4 2 3 5 6 1
29 5 6 5 5 4 4 2 1 4 3 6 5
30 1 3 2 3 5 2 6 3 4 2 1 5
Jumlah
133 169 146 149 141 151 126 72 105 107 125 95
Rata-rata 4,43 5,63 4,87 4,97 4,70 5,03 4,20 2,40
3,50 3,57 4,17 3,17
Keterangan: Sampel: F1 = Formula 1; F2 = Formula 2; F3 = Formula 3; F4 = Formula 4; F5 = Formula 5;
dan F6 = Formula 6. Uji hedonik: 7 = sangat suka, 6 = suka, 5 = agak suka, 4 = netral, 3 = agak tidak suka, 2 =
tidak suka, 1 = sangat tidak suka Uji ranking: 1 = produk yang paling disukai; 6 = produk yang paling tidak disukai
89
Lampiran 3. Hasil Penilaian Organoleptik Overall Brownies Kukus Ubi Jalar
Panelis Hedonik
Ranking F1
F2 F3
F4 F5
F6 F1
F2 F3
F4 F5
F6
1 5 6 4 6 4 3 3 2 4 1 5 6
2 4 2 3 6 4 4 4 6 5 1 2 3
3 5 6 3 5 6 5 5 1 6 2 4 3
4 4 4 5 6 5 5 5 6 2 1 4 3
5 5 5 3 3 6 6 4 3 5 6 1 2
6 6 5 4 5 5 4 1 4 5 3 2 6
7 6 6 6 5 7 5 4 3 2 5 1 6
8 4 4 4 6 6 4 6 3 5 1 2 4
9 6 6 6 6 6 6 4 3 1 6 5 2
10 4 5 6 5 6 6 6 3 2 5 4 1
11 6 4 3 7 6 5 3 5 6 1 2 4
12 6 4 6 7 7 6 5 6 4 1 2 3
13 5 7 7 6 7 7 6 1 4 3 5 2
14 6 6 6 4 4 5 1 4 3 6 5 2
15 5 7 5 6 7 6 5 1 6 4 2 3
16 4 4 6 3 2 4 2 6 1 4 5 3
17 4 5 3 5 2 4 3 2 5 1 6 4
18 7 6 6 5 6 5 1 2 3 5 4 6
19 4 5 3 5 5 4 5 1 6 3 2 4
20 5 5 6 6 5 5 6 4 2 1 5 3
21 6 6 5 5 6 6 1 2 6 5 3 4
22 6 5 6 7 6 6 5 6 2 1 4 3
23 6 7 6 7 6 6 6 2 4 1 3 5
24 5 7 5 6 6 6 5 1 6 2 3 4
25 3 5 3 5 4 4 5 1 6 2 4 3
26 6 6 5 6 6 6 1 2 6 5 4 3
27 7 7 6 7 6 7 2 1 6 4 3 5
28 4 5 5 5 6 5 6 2 5 1 3 4
29 5 7 4 6 4 5 5 1 6 2 4 3
30 7 7 6 7 6 7 4 1 5 2 6 3
Jumlah
156 164 146 168 162 157 119 85 129 85 105 107
Rata-rata 5,20 5,47 4,87 5,60 5,40 5,23 3,97 2,83
4,30 2,83 3,50 3,57
Keterangan: Sampel: F1 = Formula 1; F2 = Formula 2; F3 = Formula 3; F4 = Formula 4; F5 = Formula 5;
dan F6 = Formula 6. Uji hedonik: 7 = sangat suka, 6 = suka, 5 = agak suka, 4 = netral, 3 = agak tidak suka, 2 =
tidak suka, 1 = sangat tidak suka Uji ranking: 1 = produk yang paling disukai; 6 = produk yang paling tidak disukai
90
Lampiran 4. Hasil Penilaian Organoleptik Overall Kue Talam Ubi Jalar
Panelis Hedonik
Ranking F1
F2 F3
F4 F5
F6 F1
F2 F3
F4 F5
F6
1 5 3 6 5 5 6 4 6 1 3 5 2
2 6 4 3 5 2 2 1 3 4 2 5 6
3 5 7 6 3 6 6 5 1 2 6 4 3
4 4 3 3 5 4 3 2 4 6 1 5 3
5 5 3 4 6 2 6 3 5 4 2 6 1
6 5 4 7 6 5 7 4 5 2 6 1 3
7 4 5 5 6 4 5 5 4 2 1 6 3
8 5 6 5 5 6 5 5 2 4 6 1 3
9 6 6 5 5 5 5 3 1 2 6 5 4
10 6 5 6 3 3 3 1 3 2 5 4 6
11 5 4 3 6 5 5 2 5 6 1 4 3
12 4 5 4 4 3 5 3 2 4 5 6 1
13 6 5 7 4 6 6 3 5 1 6 2 4
14 5 6 6 7 5 5 4 2 3 1 6 5
15 5 5 5 5 6 5 4 3 5 1 6 2
16 6 5 3 6 6 5 1 5 6 3 2 4
17 6 5 6 6 6 5 2 5 1 3 4 6
18 6 5 5 7 7 6 3 6 5 1 2 4
19 4 3 3 5 5 6 4 5 6 2 3 1
20 7 6 7 7 6 6 3 5 1 2 6 4
21 6 5 6 5 4 3 2 4 1 3 5 6
22 5 5 6 6 6 4 5 4 2 1 3 6
23 5 7 5 5 4 4 2 1 3 4 5 6
24 5 3 6 5 3 6 3 5 2 4 6 1
25 6 6 6 6 5 5 3 5 4 1 6 2
26 5 4 5 5 5 5 3 6 1 2 4 5
27 5 4 6 7 6 5 4 6 2 1 3 5
28 6 6 5 6 4 5 5 1 4 2 3 6
29 3 3 3 3 5 5 6 3 4 5 2 1
30 5 6 6 5 5 5 6 2 1 4 3 5
Jumlah
156 144 153 159 144 149 101 114 91 90 123 111
Rata-rata 5,20 4,80 5,10 5,30 4,80 4,97 3,37 3,80
3,03 3,00 4,10 3,70
Keterangan: Sampel: F1 = Formula 1; F2 = Formula 2; F3 = Formula 3; F4 = Formula 4; F5 = Formula 5;
dan F6 = Formula 6. Uji hedonik: 7 = sangat suka, 6 = suka, 5 = agak suka, 4 = netral, 3 = agak tidak suka, 2 =
tidak suka, 1 = sangat tidak suka Uji ranking: 1 = produk yang paling disukai; 6 = produk yang paling tidak disukai
91
Lampiran 5. Hasil Analisis Sidik Ragam Bolu Kukus Ubi Jalar
1. Rating
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: Skor Source
Type III Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
Model 4530,128a
35 129,432
115,229 ,000
Panelis 115,161
29 3,971
3,535 ,000
Sampel 24,294
5 4,859
4,326 ,001
Error 162,872
145 1,123
Total 4693,000
180 a R Squared = ,965 Adjusted R Squared = ,957
Hasil Uji Duncan
Skor
Duncan Sampel
N Subset
1 2
1 30
4,43 5
30 4,70
3 30
4,87 4
30 4,97
6 30
5,03 2
30 5,63
Sig. ,051
1,000 Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares The error term is
Mean SquareError = 1,123. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 30,000.
b Alpha = ,05.
2. Ranking
Ranks
Mean Rank skor_1
4,20 skor_2
2,40 skor_3
3,50 skor_4
3,57 skor_5
4,17 skor_6
3,17 Test Statisticsa
N 30
Chi-Square 19,371
df 5
Asymp. Sig. ,002
a Friedman Test
92
Lampiran 6. Hasil Analisis Sidik Ragam Brownies Kukus Ubi Jalar
1. Rating