Ekosistem DAS Cisadane Dinamika dan Sistem Metropolitan DKI Jakarta
Tabel 5 Jenis data dan sumber data sosial ekonomi
N N
o o
J J
e e
n n
i i
s s
D D
a a
t t
a a
U U
r r
a a
i i
a a
n n
D D
a a
t t
a a
S S
u u
m m
b b
e e
r r
T T
a a
h h
u u
n n
1 K
K e
e p
p e
e n
n d
d u
u d
d u
u k
k a
a n
n Jumlah, struktur,
perkembangan, BPS Kab. Tangerang
2009 2
Fasilitas pendidikan,
kesehatan. Jumlah, kualitas,
keterjangkauan Data potensi
kelurahan 2009
3 Perekonomian
Kontribusi, lapangan pekerjaan,
Dinas Perdagangan Kab.Tangerang
2009 4
Penggunaan lahan
Jenis penggunaan lahan, harga
BPN Kab. Tangerang 2009
5 Perumahan Jumlah, luas, harga,
perkembangan Asosiasi perumahan
Kab. Tangerang 2009
6 Prasarana dan
sarana Jalan akses,
transportasi, amenities Dinas PU, Perhub
Kab. Tangerang 2009
7 Persepsi
stakeholders Pilihan lokasi,
kebutuhan, prmasalahn Wawancara 2010
3 3
. .
4 4
. .
2 2
T T
e e
k k
n n
i i
k k
P P
e e
n n
a a
r r
i i
k k
a a
n n
S S
a a
m m
p p
e e
l l
d d
a a
n n
A A
n n
a a
l l
i i
s s
i i
s s
D D
a a
t t
a a
Teknik penarikan sampel penelitian dilakukan secara purposive sampling atau pemilihan secara sengaja dengan pertimbangan tertentu. Persyaratan
penarikan sampel dengan purposive sampling menurut Arikunto 1996 adalah 1 penarikan sampel harus didasarkan pada ciri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik
tertentu, yang merupakan ciri-ciri pokok populasi, 2 subyek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subyek yang paling banyak mengandung
ciri-ciri yang terdapat pada populasi key subject, dan 3 penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat.
Pakar merupakan pihak yang berkompeten sebagai pemangku kepentingan dan ahli dalam bidang perkotaan, sumberdaya air, transportasi, lingkungan,
pemerintahan, dan akademisi. Dasar pertimbangan dalam penentuan atau pemilihan pakar untuk dijadikan sebagai responden menggunakan kriteria sebagai
berikut: 1.
Keberadaan responden dan kesediaannya untuk dijadikan responden; 2.
Memiliki reputasi, kedudukanjabatan dan telah menunjukan kredibilitasnya sebagai ahli atau pakar pada bidang yang diteliti;
3. Memiliki latar belakang pendidikan tinggi yang dikaji dan atau telah
memiliki pengalaman dalam bidangnya minimal 2 tahun. Stakeholders
dalam pengembangan permukiman adalah masyarakat setempat, usia produktif, LSM sebanyak 200 responden, swasta pengusaha
sebanyak 10 orang, pemerintah desa, kecamatan, kabupaten, provinsi sebanyak 21 orang, dan ahli pemerhati, akademisi sebanyak 24 orang.
Analisis keberlanjutan kawasan permukiman dilakukan dengan metode Multidimensional Scaling
MDS. Analisis ini dinyatakan dalam indeks keberlanjutan dengan tahapan sebagai berikut: 1 penentuan atribut kawasan
permukiman dalam 3 tiga dimensi yaitu ekologi, sosial, dan ekonomi, 2 penilaian setiap atribut dalam skala ordinal dari kriteria keberlanjutan setiap dimensi, dan 3
penyusunan indeks keberlanjutan kawasan untuk existing condition yang dikaji secara umum dan tiap dimensi Fauzi dan Anna, 2002. Atribut masing-masing dimensi
ekologi, sosial dan ekonomi berturut-turut dapat dilihat pada Tabel 6, 7 dan 8. Keberlanjutan dimensi ekologi adalah stabilitas global untuk seluruh
ekosistem, khususnya sistem fisik dan biologi Perrings, 1991. Dalam kaitan dengan pengembangan kawasan permukiman, keberlanjutan ekologi adalah
menjaga keanekaragaman hayati, konservasi lahan dan air, tidak melakukan eksploitasi berlebih terhadap sumberdaya alam dan tidak terjadi pembuangan
limbah atau polusi yang melebihi kapasitas asimilasi lingkungan. Atribut dimensi ekologi keberlanjutan pengembangan kawasan permukiman di Cisauk adalah
drainase pengendali banjir, penyediaan air minum, kualitas jalan akses, pengelolaan persampahan, penambangan pasir, alih fungsi lahan pertanian
produktif, kondisi sub DAS Cisadane, ketersediaan ruang terbuka hijau. Keberlanjutan sosial adalah terjaganya stabilitas sistem sosial dan budaya,
termasuk reduksi konflik yang merusak UNEP et al., 1991. Dalam kaitan dengan pengembangan kawasan permukiman, keberlanjutan sosial adalah
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia pangan, sandang, perumahan, pendidikan, kesehatan, mencegah terjadinya berbagai konflik, menciptakan keadilan dalam
kehidupan masyarakat, terjadinya pemerataan pendapatan, terbukanya kesempatan berusaha, dan partisipasi masyarakat. Atribut dimensi sosial keberlanjutan
pengembangan kawasan permukiman di Cisauk adalah mencegah konflik sosial, mendorong terjadinya kohesi sosial, mencegah terjadinya kriminalitas,
memfasilitasi pengembangan sarana dan prasarana pendidikan dan kesehatan, mendorong pengembangan fasilitas umum dan sosial, dan pemberdayaan
masyarakat.