Penyusunan Arahan Kebijakan Pengembangan Kawasan Permukiman

IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Kondisi Kabupaten Tangerang

Kabupaten Tangerang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Banten dengan ibukotanya adalah Tigaraksa. Kabupaten ini terletak tepat di sebelah barat Jakarta, berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Provinsi DKI Jakarta di timur, Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Lebak di selatan, serta kabupaten Serang di timur Gambar 13. Kabupaten Tangerang memiliki topografi yang relatif datar, terdiri dari 2 bagian, yaitu: dataran rendah di bagian utara dengan ketinggian berkisar antara 0 – 25 meter di atas permukaan laut, yaitu kecamatan Teluk Naga, Mauk, Kemiri, Sukadiri, Kresek, Kronjo, Pasarkemis, dan Sepatan dan Dataran Tinggi dari bagian tengah ke arah selatan dengan ketinggian lebih dari 25 meter di atas permukaan laut. Kemiringan lereng rata-rata 3 – 8 menurun ke utara. Ketinggian wilayah berkisar antara 24 – 62 m di atas permukaan laut. Wilayah bagian utara merupakan daerah pesisir pantai sepanjang kurang lebih 50 km. Sebagian besar wilayah Kabupaten Tangerang merupakan dataran rendah. Sungai Cisadane, sungai terpanjang di Tangerang, mengalir dari selatan dan bermuara di Laut Jawa. Provinsi Banten Provinsi Jabar Selat Sunda Kabupaten Tangerang Gambar 13 Letak Kabupaten Tangerang dan Kota Tangsel Kota Tangsel Cisauk Kabupaten Tangerang merupakan wilayah perkembangan Jakarta. Secara umum, Kabupaten Tangerang dapat dikelompokkan menjadi tiga wilayah pertumbuhan, yakni: 1. Pusat Pertumbuhan Wilayah Serpong, berada di bagian timur berbatasan dengan Jakarta, difokuskan sebagai wilayah permukiman dan komersial. 2. Pusat Pertumbuhan Balaraja dan Tigaraksa, berada di bagian barat, difokuskan sebagai daerah sentra industri, permukiman, dan pusat pemerintahan. 3. Pusat Pertumbuhan Teluk Naga, berada di wilayah pesisir, untuk industri pariwisata alam dan bahari, industri maritim, perikanan, pertambakan, dan pelabuhan. Sebagian penduduk Kabupaten Tangerang kebanyakan mereka bekerja di Jakarta. Beberapa perumahan memiliki fasilitas yang lengkap, sehingga menjadi kota mandiri; diantaranya adalah: Bumi Serpong Damai, dan Lippo Karawaci. Wilayah terbangun di Kabupaten Tangerang, sebagian besar terdapat di wilayah Selatan, terutama di bagian timur yang berbatasan dengan kota Tangerang dan DKI Jakarta. Wilayah di utara merupakan wilayah pesisir pantai yang masih berupa lahan hijau sawah. Selain itu, juga terdapat beberapa daerah pengembangan kota, yaitu kawasan Pusat Pemerintahan Tigaraksa dan Kawasan Kota Baru Bumi Serpong Damai di bagian selatan Kabupaten Tangerang.

4.2 Kondisi Kota Tangerang Selatan

Kota Tangerang Selatan adalah salah satu kota dari 8 kabupatenkota di Provinsi Banten. Kota Tangerang Selatan merupakan pemekaran dari Kabupaten Tangerang, diresmikan sebagai daerah otonom pada tanggal 28 Oktober 2008 dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2008. Kota Tangerang Selatan merupakan daerah strategis karena berbatasan langsung dengan DKI Jakarta, berjarak + 20 kilometer ke ibukota negara dan + 20 menit dari Bandara Internasional Soekarno Hatta. Batas-batas administrasi KotaTangerang Selatan menurut Undang-Undang 51 Tahun 2008 adalah sebagai berikut: Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Pinang, Kecamatan Larangan, Kecamatan Ciledug Kota Tangerang. Sebelah timur berbatasan dengan Kota Jakarta Selatan, Provinsi DKI Jakarta. Sebelah selatan berbatasan dengan Kota Depok dan Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Cisauk, Kecamatan Pagedangan, Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang. Secara administratif Kota Tangerang Selatan terdiri atas 7 tujuh kecamatan, yaitu 1 Serpong dengan luas 2,404 ha, 2 Serpong Utara dengan luas 1,784 ha, 3 Ciputat dengan luas 1,838 ha, 4 Ciputat Timur dengan luas 1,543 ha, 5 Pondok Aren dengan luas 2,988 ha, 6 Pamulang dengan luas 2,682 ha, 7 Setu dengan luas 1,480 ha dan total luas Kota Tangerang Selatan adalah 14,719 ha. Penduduk kota Tangerang Selatan, provinsi Banten pada tahun 2010 sebanyak 1,290,322 jiwa. Secara umum Kota Tangerang Selatan merupakan dataran rendah dengan letak ketinggian dari permukaan laut +44 m. Kota Tangerang Selatan merupakan daerah beriklim tropis, temperatur rata- rata berkisar antara 23.5 – 32.6 °C dan temperatur minimum terendah yaitu 22.8 °C. Rata-rata kelembaban udara dan intensitas matahari sekitar 78.3 dan 59.3. Keadaan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Februari yaitu 486 mm, sedangkan rata-rata curah hujan dalam setahun adalah 177.3 mm. Rata-rata kecepatan angin dalam setahun adalah 3.8mdetik dan kecepatan maksimum 12.6 mdetik. Penggunaan lahan Kota Tangerang Selatan sebagian besar adalah untuk perumahan dan permukiman yaitu seluas 9,941.41 ha atau 67.54 dari 14,719 ha. Sawah ladang dan kebun menempati posisi kedua terluas dengan 2,794.41 ha atau18.99 . Penggunaan lahan paling kecil adalah untuk pasir dan galian yaitu seluas 15.27 ha atau 0.1. Jenis komoditas pertanian yang diproduksi antara lain padi sawah, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang panjang, cabe rawit, bayam, terung, kangkung, petsaisawi, dan cabe besar. Bebagai jenis ternak terdapat di Kota Tangerang Selatan. Untuk ternak besar terdiri dari sapi potong, kerbau dan kuda dengan dominasi sapi potong sebanyak 5,073 ekor. Untuk ternak kecil terdiri dari domba, babi, dan kambing dengan dominasi populasi terbesar adalah kambing sebanyak 14,279 ekor. Unggas yang paling besar populasinya adalah ayam ras petelur sebanyak 1,244,888 ekor.

4.3 Kondisi Lokasi Kecamatan Cisauk

4.3.1 Umum

Luas wilayah kecamatan Cisauk yaitu 2,831.5 ha, terdiri dari 6 enam desa, sementara luas wilayah kecamatan Setu adalah 1,480 ha dan luas masing-masing