Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian
1.5 Kebaruan Novelty
Kebaruan novelty dari penelitian ini adalah: 1. Ditemukan faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam rangka meningkatkan
keberlanjutan kawasan permukiman di Cisauk, yaitu: alih fungsi lahan pertanian, pengembangan prasarana dan sarana, kohesi sosial, perkembangan
penduduk dan penyebarannya, dan kondisi sub DAS Cisadane. 2. Terumuskannya arahan kebijakan pengembangan kawasan permukiman di
Cisauk berdasarkan dinamika perkembangan metropolitan di DKI Jakarta dan kondisi sub DAS Cisadane dengan mempertimbangkan faktor kependudukan,
lingkungan, dan sosial, secara terintegrasi. 3. Tahapan untuk menyusun arahan kebijakan kawasan permukiman dapat
memberikan kontribusi kepada pengambil keputusan untuk peningkatan keberlanjutan kawasan permukiman di pinggiran DKI Jakarta.
Kawasan Permukiman di Cisauk
Kelayakan Ekonomi
Akseptasi Sosial
Skenario Stakeholders
Skenario Daya Dukung Lahan
Urbanisasi
Sistem Metropolitan DKI Jakarta
Sistem Sub DAS Cisadane
Faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap keberlanjutan
Keberlanjutan Sosial - ekonomi Keberlanjutan Ekologi
Infra- struktur
Guna Lahan
Tata Air
Arahan Kebijakan Pengembangan Kawasan Permukiman di Cisauk
1.6 Ruang Lingkup Penelitian
Untuk merumuskan arahan kebijakan pengembangan kawasan permukiman di Cisauk dilaksanakan dengan batasan-batasan sebagai berikut :
1. Lokasi penelitian kawasan permukiman di Cisauk provinsi Banten yang
merupakan kawasan di pinggiran metropolitan DKI Jakarta. 2.
Fokus analisis adalah kebijakan pengembangan permukiman yang bertumpu pada tiga pilar keberlanjutan yaitu aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan.
3. Analisis dilakukan terhadap variabel-variabel kunci pengembangan kawasan
permukiman seperti dinamika kependudukan, sebaran permukiman, infrastruktur, lahan. Analisis juga dilakukan terhadap variabel-variabel Sub
DAS Cisadane seperti tata air, guna lahan dan manajemen. 4.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini berupa soft system methodology seperti Multidimensional Scaling MDS, Analisis Prospektif,
dan Analytical Hierarchy Process AHP. 5.
Metropolitan DKI Jakarta adalah kawasan perkotaan dimana beberapa kota atau kabupaten saling terkait satu sama lain yang membentuk kawasan
metropolitan dengan Jakarta sebagai kota inti dikelilingi beberapa kota satelit yaitu Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Kawasan metropolitan
ini juga dikenal sebagai kawasan Jabodetabek yang merupakan singkatan nama kota inti dan kota-kota satelitnya Ditjen Penataan Ruang, 2006.
6. Sub DAS Cisadane adalah bagian dari wilayah sungai Ciliwung-Cisadane
mencakup 6 kabkota, seluas 4,496 m2 terdiri dari 4 aliran sungai DAS Ciliwung, Sub DAS Cisadane, DAS Kali Buaran dan DAS kali Bekasi.
Terdiri dari kawasan lindung 22.45, budidaya pertanian terbatas 26.96, budidaya pertanian intensif 50.58.
7. Permukiman diartikan sebagai perumahan atau kumpulan tempat tinggal
dengan segala unsur serta kegiatan yang berkaitan dan yang ada di dalam permukiman Kuswartojo et al., 2005.
8. Arahan kebijakan adalah arahan peraturan yang dirumuskan dan disetujui
untuk dilaksanakan guna mempengaruhi suatu keadaan, baik besaran maupun arahnya yang melingkupi kehidupan masyarakat Sanim, 2005.