BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konsep
Berdasarkan landasan teori dan rumusan masalah penelitian, maka penulis mengembangkan kerangka penelitian yang diuji secara simultan sebagaimana
terlihat pada gambar 3.1
Gambar 3.1 Pengaruh Remunerasi, Mutasi,
Whistleblowing System, Motivasi, dan Kepuasan Kerja terhadap Prestasi Kerja dengan Komitmen Organisasi sebagai Variabel
Moderasi
Program remunerasi, merupakan salah satu program reformasi birokrasi yang telah dicanangkan pemerintah melalui pemberian tunjangan tambahan yang
diberikan oleh lembaga sesuai dengan kinerja yang telah dilakukan oleh masing- masing pelaku kerja sebagai imbalan atau jasa atas kinerja yang dihasilkan. Salah
satu lembaga pemerintah yang sedang mengalami reformasi birokrasi adalah Kementerian Keuangan umumnya dan Direktorat Jenderal Pajak Khususnya.
Prestasi Kerja Y Remunerasi X1
Mutasi X2
Komitmen Organisasi Z Whistleblowing
System X3 Motivasi X4
Kepuasan Kerja X5
Universitas Sumatera Utara
Remunerasi berpotensi sebagai salah satu sarana terpenting dalam membentuk perilaku dan mempengaruhi kinerja. Namun demikian banyak organisasi
mengabaikan potensi tersebut dengan suatu persepsi bahwa remunerasi tidak lebih sekadar a cost yang harus diminimalisasi. Tanpa disadari beberapa organisasi
yang mengabaikan potensi penting dan berpersepsi keliru telah menepatkan sistem tersebut justru sebagai sarana meningkatkan perilaku yang tidak produktif
atau counter productive. Akibatnya muncul sejumlah persoalan personal misalnya low employee motivation, poor job performance, high turn over irresponsible
behaviour, dan bahkan yang diyakini berakar dari sistem remunerasi yang tidak proporsional. Variabel Remunerasi diukur dengan indikator imbalan, balas jasa
penghargaan. Mutasi atau Perpindahan transfer hampir sama, yaitu kegiatan
memindahkan pegawai sebagai salah satu cara untuk mengembangkan pegawai tersebut terutama dari segi kemampuan, pengetahuan dan keterampilannya.
Mutasi adalah langkah mundur untuk maju. Artinya jika mundur hanya selangkah, langkah maju diharapkan sedikitnya sepuluh langkah, bahkan kalau dapat seratus
langkah. Dengan demikian Mutasi harus dilakukan untuk meningkatkan produktifitas kerja secara langsung sehingga diharapkan semangat dan kegairahan
kerja pegawai samakin meningkat. Variabel Mutasi diukur dengan indikator pola mutasi dan penempatan kerja.
Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Per-22PJ2011 Pasal 1, Pelapor Whistleblower adalah Pegawai atau masyarakat yang melaporkan
terjadinya pelanggaran atau dugaan terjadinya pelanggaran baik secara langsung maupun tidak langsung kepada Direktorat Jenderal Pajak.
Universitas Sumatera Utara
Pelanggaran adalah perbuatan Pegawai yang melanggar peraturan perundang- undangan tentang tindak pidana umum dan tindak pidana khusus termasuk namun
tidak terbatas pada peraturan di bidang perpajakan, peraturan tindak pidana korupsi, serta peraturan dibidang kepegawaian Variabel Whistleblowing System
diukur dengan indikator ketenangan, kehati-hatian dalam bekerja dan juga kepercayaan terhadap sesama pegawai atau rekan kerja.
Menurut Robbin 2007:213 mendefinisakan motivasi sebagai suatu proses yang itensitas, arah, dan ketekunan individu dalam usaha mencapai tujuan.
Sedangkan menurut Mangkunegara 2009:61 mendefinisikan motivasi sebagai kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju
untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan. Variabel Motivasi diukur dengan indikator
semangat kerja, lingkungan kerja dan perkembangan perusahaanInstansi.
Kepuasan kerja adalah salah satu kriteria dalam menetapkan suatu organisasi yang sehat. Menurut Hasibuan 2007:202 Kepuasan kerja adalah sikap emosional
yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja. Hal ini akan tampak dalam sikap
positif pekerja terhadap pekerjaannya dan segala sesuatu yang dihadapi lingkungan kerjanya. Sedangkan dampak dari kepuasan kerja perlu di pantau
dengan mengaitkannya dengan output yang dihasilkan. Variabel Kepuasan Kerja diukur dengan indikator moral kerja, kesenangan dalam bekerja baik dalam
pekerjaan maupun luar pekerjaan, dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan. Menurut Lincoln 1994 dalam Sopiah, 2008:155, komitmen
organisasional mencakup kebanggaan anggota, kesetiaan anggota, dan kemauan
Universitas Sumatera Utara
anggota pada organisasi. Sedangkan menurut Blau dan Boal 1995 dalam Sopiah, 2008:155 komitmen organisasional didifinisikan sebagai suatu sikap yang
merefleksikan perasaan suka atau tidak suka dari karyawan terhadap organisasi. Variabel Komitmen Organisasi diukur dengan indikator Kebanggaan, Kesetiaan
dan Kemauan Anggota. Prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam
melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu, Hasibuan 2007:94
Prestasi kerja merupakan gabungan dari 3 tiga faktor penting, yaitu kemampuan dan penerimaan atas penjelasan delegasi tugas, serta peran dan
tingkat motivasi seorang karyawan. Semakin tinggi angka untuk ketiga faktor ini, semakin besar prestasi kerja karyawan yang bersangkutan. Variabel Prestasi Kerja
diukur dengan indikator Kecakapan.
3.2 Hipotesis