Motivasi Belajar Paradigma Penelitian

2. Hubungan tingkat pendidikan orang tua dengan jiwa

kewirausahaan Proses membimbing, mendidik dan mendampingi anak mempersiapkan masa depan agar anak memiliki bekal keterampilan, keahlian dan kemampuan berpikir. Hal ini dapat diwujudkan dengan membimbing dan membiasakan anak untuk berdisiplin belajar. Kemampuan orang tua membimbing kegiatan belajar anak-anaknya dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang dimiliki. Bagi orang tua yang berpendidikan tinggi akan lebih mudah membantu kesulitan belajar anak, karena orang tua memiliki pendidikan, pengetahuan dan wawasan yang lebih luas, sedangkan bagi orang tua yang berpendidikan rendah tentu saja kemampuannya terbatas sesuai dengan pengetahuan yang diterimanya, sebab pendidikan formal yang ditempuh rendah. Pengalaman orang tua mengenyam pendidikan yang tinggi menyebabkan orang tua lebih mampu membimbing, mendidik dan mendampingi anak dalam belajar dan orang tua selalu memberikan pengalaman belajarnya kepada anak-anaknya. Orang tua lebih mampu membimbing anak-anaknya berkreativitas dan mendidik anak untuk bersikap mandiri. Begitu pula dengan orang tua yang berpendidikan rendah dalam membimbing, mendidik dan mendampingi anak hanya sebatas pengetahuan dan kemampuannya. Jiwa kewirausahaan anak akan tumbuh melalui bimbingan dan dorongan dari orang tua, walaupun tingkat pendidikan orang tua tinggi jika tidak memiliki jiwa kewirausahaan maka anak sulit menumbuhkan jiwa kewirausahaan.

E. Paradigma Penelitian

Berdasarkan pada deskripsi dan kerangka berpikir di atas, penulis membuat paradigma penelitian sebagai berikut: Gambar 2.1. Paradigma Penelitian Dari gambar 2.1, penulis mengetahui bahwa ada hubungan antara motivasi belajar kewirausahaan X1 dan tingkat pendidikan orang tua X2 dengan jiwa kewirausahaan Y. Motivasi Belajar Kewirausahaan X1 Tingkat Pendidikan Orang Tua X2 Jiwa Kewirausahaan Y

F. Hipotesis

Menurut Siregar 2012: 65, hipotesis adalah dugaan terhadap hubungan antara dua variabel atau lebih. Jadi, hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara yang harus diuji kebenarannya. Berdasarkan teori dan kerangka berpikir di atas, Penulis menarik suatu hipotesis sebagai berikut: Ada hubungan antara motivasi belajar kewirausahaan dengan jiwa kewirausahaan. Ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan jiwa kewirausahaan.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Peneliti menggunakan jenis penelitian korelasi atau korelasional. Penelitian korelasi atau korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut sehingga, tidak terdapat manipulasi variabel Fraenkel dan Wallen, 2008:328. Penelitian korelasi atau korelasional ini menjelaskan tentang “Hubungan Motivasi Belajar Kewirausahaan Dan Tingkat Pendidikan Orang Tua Dengan Jiwa Kewirausahaan Siswa-Siswi Kelas XI SMK Negeri Di Kabupaten Sleman Yogyakarta ”.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMK N 1 Godean, SMK N 2 Godean dan SMK N 1 Depok Kabupaten Sleman Yogyakarta.

2. Waktu penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai dengan April 2017. 21

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa-siswi kelas XI SMK N 1 Godean, SMK N 2 Godean dan SMK N 1 Depok di Kabupaten Sleman Yogyakarta.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah motivasi belajar kewirausahaan, tingkat pendidikan orang tua dan jiwa kewirausahaan.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi penelitian

Menurut Sangadji 2010:185, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: subyek atau obyek dengan kuantitas, kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi SMK Negeri di Kabupaten Sleman Yogyakarta. Data populasi siswa-siswi SMK Negeri di Kabupaten Sleman Yogyakarta dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3.1 Data Populasi Siswa-Siswi SMK Negeri di Kabupaten Sleman No Nama Sekolah Status Jumlah Siswa 1 SMK N 1 Cangkringan Negeri 923 2 SMK N 1 Depok Negeri 848 3 SMK N 2 Depok Negeri 2073 4 SMK N 1 Godean Negeri 947 5 SMK N 2 Godean Negeri 624 6 SMK N 1 Kalasan Negeri 1073 7 SMK N 1 Sayegan Negeri 1216 8 SMK N 1 Tempel Negeri 851 Total 8.555

2. Sampel Penelitian

Menurut Siregar 2012:56 Sampel adalah suatu prosedur pengambilan data sebagian populasi yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang dikehendaki dari suatu populasi. Menurut Sukardi 2016:55, jumlah sampel ditentukan dengan rumus formula empiris yaitu sebagai berikut: Keterangan: S = Jumlah sampel N = Jumlah populasi = nilai tabel chisquare untuk satu derajad kebebasan reltif level konfiden yang diinginkan = 3,841 tingkat kepercayaan 0,95. P = Proporsi populasi sebagai dasar asumsi pembuatan tabel. Harga ini diambil P = 0,50. d = derajat ketepatan yang direfleksikan oleh kesalahan yang dapat ditoleransi dalam fluktuasi proporsi sampel P, d umumnya diambil 0,05. = 367,6369139 = 368 Pembulatan

3. Teknik Pengambilan Sampel

Sampel diambil dengan teknik purporsive sampling. Teknik purporsive sampling adalah metode penetapan responden untuk dijadikan sampel berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu Siregar, 2010: 148. Sampel yang diambil adalah siswa-siswi kelas XI SMK N 1 Godean, SMK N 2 Godean dan SMK N 1 Depok di Kabupaten Sleman Yogyakarta, karena sekolah tersebut memiliki koperasi siswa dan melakukan praktek wirausaha di koperasi siswa.

E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya

1. Variabel Penelitian

Variabel Penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono, 2011: 64. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel pokok yaitu variabel bebas atau independent variable dan variabel terikat atau dependent variable. a. Variabel bebas Independent variable Menurut Sugiyono 2011 : 64, variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen atau terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah motivasi belajar kewirausahaan X 1 , dan tingkat pendidikan orang tua X 2 . b. Variabel terikat Dependent variable Menurut Sugiyono 2011 : 64, variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Pada penelitian ini variabel terikatnya adalah jiwa kewirausahaan Y .

2. Pengukuran Variabel

Variabel motivasi belajar kewirausahaan X 1 , tingkat pendidikan orang tua X 2 dan jiwa kewirausahaan Y merupakan variabel interval dan diukur dengan menggunakan skala Likert. Menurut Sugiyono 2014: 168, skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorangkelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala likert, variabel diukur dan dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item- item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Skala Likert yang digunakan telah dimodifikasi yaitu disediakan dalam

Dokumen yang terkait

Hubungan gender, latar belakang pekerjaan orang tua, dan pendidikan kewirausahaan terhadap intensi kewirausahaan siswa SMK.

0 0 2

Hubungan status sosial ekonomi orang tua dan motivasi belajar kewirausahaan terhadap jiwa berwirausaha siswa : studi kasus SMK Kristen 2 Klaten.

0 1 114

Hubungan tingkat pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, dan lingkungan belajar dengan jiwa kewirausahaan siswa : studi kasus siswa kelas III SMK YPKK 2 Sleman.

0 6 165

Hubungan partisipasi siswa di koperasi sekolah dan tingkat pendidikan orang tua dengan jiwa kewirausahaan siswa siswi kelas XI SMK Negeri di Kabupaten Sleman

0 2 201

Hubungan motivasi belajar kewirausahaan dan tingkat pendidikan orang tua dengan jiwa kewirausahaan pada siswa siswi kelas XI SMK Negeri di Kabupaten Sleman Yogyakarta

0 2 170

Hubungan tingkat pendapatan orang tua dan partisipasi siswa di koperasi sekolah dengan jiwa kewirausahaan pada siswa siswi kelas XI SMK Negeri di Kabupaten Sleman

0 1 151

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN JIWA KEWIRAUSAHAAN SISWA KELAS XII PROGRAM KEAHLIAN TATA BOGA DI SMK NEGERI 4 YOGYAKARTA.

0 0 172

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA, PEKERJAAN ORANG TUA, DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN JIWA KEWIRAUSAHAAN SISWA

0 0 163

Hubungan prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan, jenis pekerjaan orang tua, tingkat pendapatan orang tua, dan tempat tinggal siswa dengan jiwa kewirausahaan siswa SMK : studi kasus di kelas II jurusan penjualan SMK Kristen 2 Klaten dan SMK Negeri 1

0 0 177

HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN TERHADAP JIWA BERWIRAUSAHA SISWA

0 0 112