2. Uji Reliabilitas Instrumen
Menurut Siregar 2013: 55, reliabilitas adalah kegiatan mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten apabila
dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula. Pengujian
reliabilitas menggunakan Alpha Chronbach Siregar, 2013: 58.
Keterangan: = reliabilitas instrument
K = jumlah soal
= jumlah varians butir = varian total
Sedangkan untuk mendapatan varian digunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan: = Varian skor butir
= Jumlah kuadrat skor butir = jumlah skor butir
= banyaknya siswa Ketentuan untuk menilai reliabel atau tidaknya suatu instrumen
sebagai berikut: jika koefisien reliabilitas lebih besar dari 0,6
maka kuesioner tersebut reliabel, sebaliknya jika koefisien reliabilitas kurang dari 0,6 maka kuesioner tersebut tidak reliabel
Siregar. 2013: 57.
Penulis menggunakan bantuan program SPSS versi 22.0 for Windows untuk melakukan uji reliabiitas. Kriteria kuesioner dikatakan
reliabel jika pada α = 5 nilai alpha cronbach setiap uji reliabilitas lebih dari 0,6. Hasil pengujian reliabilitas sebagai berikut:
Tabel 3.11 Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Motivasi Belajar Kewirausahaan
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha Cronbachs Alpha
Based on Standardized Items
N of Items ,729
,738 11
Tabel 3.11 menunjukkan bahwa variabel motivasi belajar kewirausahaan reliabel dimana koefisien
Cronbach’s Alpha yaitu 0,738 lebih besar dari 0,600.
Tabel 3.12 Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha Cronbachs Alpha
Based on Standardized Items
N of Items ,724
,724 2
Tabel 3.12 menunjukkan bahwa variabel tingkat pendidikan orang tua reliabel dimana koefisien
Cronbach’s Alpha yaitu 0,724 lebih besar dari 0,600.
Tabel 3.13 Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Jiwa Kewirausahaan
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha Cronbachs Alpha
Based on Standardized Items
N of Items ,774
,787 15
Tabel 3.13 menunjukkan bahwa variabel jiwa kewirausahaan reliabel dimana koefisien
Cronbach’s Alpha yaitu 0,729 lebih besar dari 0,600.
H. Teknik Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
Pada bagian ini peneliti mendeskripsikan data dalam bentuk distribusi frekuensi dan statistika yang akan diinterpretasikan secara
kualitatif. Data penelitian menggunakan Penelitian Acuan Patokan PAP tipe II untuk mendeskripsikan. Berikut adalah tabel PAP tipe II
Masidjo, 1995: 157: Tabel 3.14
Penilaian Acuan Patokan PAP Tipe II Tingkat Penguasaan Kompetensi
Kategori Kecenderungan Variabel 81 - 100
Sangat Baik 66 - 80
Baik 56 - 65
Cukup 46 - 55
Tidak Baik Dibawah 46
Sangat Tidak Baik PAP tipe II umumnya merupakan cara untuk menghitung
prestasi siswa dengan skor minimal 0 dan skor maksimal 10. Namun data penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya dengan skor
terendah 1 dan skor tertinggi 4, maka untuk mendeskripsikan kategori kecenderungan variabel motivasi belajar kewirausahaan dan jiwa
kewirausahaan harus menentukan skor interval dengan memodifikasi skor interval dengan memodifikasi rumus PAP tipe II dengan rumus:
Skor terendah yang mungkin dicapai + {nilai persentase x skor tertinggi yang mungkin dicapai
– skor terendah yang mungkin dicapai}. Berikut ini adalah perhitungan kategori kecenderungan
untuk masing-masing variabel penelitian: a.
Variabel Motivasi Belajar Kewirausahaan Jumlah pertanyaan = 12 ; jumlah opsi
= 4 Skor maksimal
= 4 ; skor terendah = 1
Skor tertinggi yang mungkin dicapai : 4 x 12 = 48 Skor terendah yang mungkin dicapai : 1 x 12 = 12
Perhitungan rentang skor untuk variabel motivasi belajar kewirausahaan:
Kategori Sangat Tinggi : 12 + 81 48
– 12 = 41 - 48 Kategori Tinggi
: 12 + 66 48 – 12 = 35 - 40
Kategori Sedang : 12 + 56 48
– 12 = 32 - 34 Kategori Rendah
: 12 + 46 48 – 12 = 28 - 31
Kategori Sangat Rendah : 12 + 0 48
– 12 = 12 - 27
b. Variabel Jiwa Kewirausahaan
Jumlah pertanyaan = 15 ; jumlah opsi = 4
Skor maksimal = 4 ; skor terendah
= 1 Skor tertinggi yang mungkin dicapai : 4 x 15 = 60
Skor terendah yang mungkin dicapai : 1 x 15 = 15
Perhitungan rentang skor untuk variabel jiwa kewirausahaan: Kategori Sangat Tinggi
: 15 + 81 60 – 15 = 51 - 60
Kategori Tinggi : 15 + 66 60
– 15 = 44 - 50 Kategori Sedang
: 15 + 56 60 – 15 = 40 - 43
Kategori Rendah : 15 + 46 60
– 15 = 35 - 39 Kategori Sangat Rendah
: 15 + 0 60 – 15 = 15- 34
2. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan berdasarkan rumus korelasi Spearman sebagai berikut Siregar, 2013: 380:
Keterangan: : nilai korelasi Spearman
: selisih antara X dan Y : jumlah pasangan data
Nilai koefisien korelasi adalah bilangan yang menyatakan
kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih atau juga dapat menentukan arah dari kedua variabel. Nilai koefisien korelasi tersebut
berkisar = - 1 ≤ 0 ≤ 1 . Penulis menggunakan bantuan program
SPSS versi 21.0 for Windows untuk melakukan uji korelasi Spearman.
Menurut Siregar 2013 : 251, tingkat korelasi dan kekuatan hubungan dikategorikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 3.15 Tingkat Korelasi dan Kekuatan Hubungan
No Nilai Korelasi
Tingkat Hubungan 1
0,00 - 0,199 Sangat Lemah
2 0,20
– 0,399 Lemah
3 0,4
– 0,599 Cukup
4 0,60
– 0,799 Kuat
5 0,8
– 0,100 Sangat Kuat
3. Penarikan Kesimpulan
Penarikan dilakukan dengan membandingkan nilai pada
tingkat signifikan 0,05 dengan tingkat signifikan 0,05. Jika nilai α = 0,05 maka Ho diterima dan sebaliknya jika
α = 0,05 maka Ho ditolak. Setelah membandingkan nilai probabilitas,
langkah selanjutnya adalah menginterpretasikan nilai koefisien. Interpretasi nilai koefisien digunakan untuk melihat tingkat keeratan
korelasi. Menurut Nana 1996: 380, koefisien korelasi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.
Keterangan: r
: koefisien korelasi sederhana n
: jumlah responden