13. Desain faktorial dalam penelitian ini adalah suatu rancangan penelitian
dengan menggunakan dua faktor, yaitu gelling agent carbopol 940 dan humektan propilen glikol, pada dua level, yaitu level rendah dan level tinggi.
14. Faktor adalah besaran yang mempengaruhi respon atau merupakan variabel
bebas dari penelitian, dalam penelitian ini adalah gelling agent carbopol 940 dan humektan propilen glikol.
15. Level adalah nilai atau tetapan suatu faktor, dalam penelitian ini digunakan 2
level, yaitu level tinggi dan level rendah dari faktor yang digunakan. 16.
Respon adalah besaran yang diamati dan besarnya dapat dikuantifikasi, dalam penelitian ini adalah viskositas dan daya sebar.
17. Efek adalah perubahan respon yang disebabkan variasi level dari faktor.
D. Bahan Penelitian
Serbuk Spirulina platensis CV. Blue Green Alga Biotechnology, aquadest, propilen glikol, carbopol 940, Metil paraben, trietanolamin TEA,
silica gel GF
254
, butanol, dan asam asetat glasial.
E. Alat Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan analitik, kertas perkamen, gelas ukur, Erlenmeyer, batang pengaduk, alumunium foil,
shaker, tabung sentrifugasi, pipet tetes, centrifuge, kertas saring, corong kaca, lempeng kaca fase diam, chamber Kromatografi Lapis Tipis KLT, pipa kapiler,
cawan petri, corong pisah, sendok, wadah plastik, plastic wrap, mixer, stopwatch,
gelas Beaker, sudip, seperangkat alat uji daya sebar, viskotester seri VT 04 Rion- Japan, indikator pH universal, gelas objek, klem, statif, dan kemasan kaca.
F. Tata Cara Penelitian
1. Pembuatan ekstrak
Serbuk Spirulina platensis ditimbang seksama sebanyak 10 gram, dimasukan kedalam Erlenmeyer 250 mL. Kemudian aquadest dingin ditambahkan
sebanyak 100 mL, dan ditutup dengan alumunium foil. Serbuk Spirulina platensis dimaserasi diatas shaker pada kecepatan putar 140 rpm selama 2 jam. Hasil
maserasi kemudian disentrifugasi pada kecepatan putar 4.000 rpm selama 30 menit. Supernatan yang terbentuk kemudian disaring menggunakan kertas saring
dan corong kaca, sehingga diperoleh ekstrak cair Spirulina platensis.
2. Uji aktivitas antioksidan
Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan metode KLT. Ekstrak Spirulina platensis yang telah dibuat dan rutin 0,2 ditotolkan pada
lempeng fase diam silica gel GF 254 berukuran 5x15 cm
2
dan dielusi pada jarak elusi 10 cm dengan menggunakan fase gerak campuran aquadest, butanol, dan
asam asetat glassial 5:4:1. Lempeng fase diam diangkat dan dikeringkan setelah elusi selesai. Lempeng fase diam disemprot dengan DPPH 0,2 kemudian
didiamkan dalam ruang gelap selama 30 menit dan diamati perubahan warna yang terjadi.
3. Optimasi formula gel
Formula acuan dalam penelitian ini seperti ditunjukkan pada Tabel III. Formula acuan tersebut kemudian dimodifikasi dan dilakukan orientasi untuk
menentukan level dari masing-masing faktor yang digunakan. Formula hasil modifikasi ditunjukkan pada Tabel IV.
Bahan Formula g
f1 Fa
fb fab
ekstrak Spirulina platensis 0,5
0,5 0,5
0,5 carbopol 940
2 4
2 4
propilen glikol 20
20 40
40 metil paraben
0,4 0,4
0,4 0,4
TEA 0,8
0,8 0,8
0,8 Aquadest
180 180
180 180
Keterangan: f1
= formula dengan carbopol 940 dan propilen glikol pada level rendah fa
= formula dengan carbopol 940 tinggi dan propilen glikol level rendah fb
= formula dengan carbopol 940 rendah dan propilen glikol level tinggi fab
= formula dengan carbopol 940 dan propilen glikol pada level rendah Bahan
Komposisi valdecoxid
1 carbopol 940
1 propilen glikol
10 Alkohol
50 metil paraben
0,64 propil paraben
1,24 TEA
q.s. aquadest
ad.100
Tabel III. Formula acuan Rupal, Kaushal, Mallikarjuna, dan Dipti, 2010
Tabel IV. Formula modifikasi
4. Pembuatan gel
Carbopol 940 ditimbang sesuai formula dan dikembangkan dengan
aquadest dalam wadah plastik selama 24 jam. Carbopol 940 yang telah dikembangkan dicampur dengan menggunakan mixer selama 3 menit. Metil
paraben dilarutkan dalam propilen glikol dan ditambahkan kedalam wadah plastik, kemudian dicampur dengan mixer selama 2 menit. TEA ditambahkan
kedalam wadah plastik dan dicampur dengan menggunakan mixer selama 1 menit. Kemudian, ekstrak Spirulina platensis ditambahkan dan dicampur dengan
mixer selama 3 menit. Pengadukan dilakukan sampai sediaan homogen pada kecepatan putar mixer leve1 1 dengan waktu total pengadukan selama 9 menit.
5. Evaluasi sediaan gel
a. Uji organoleptis. Sediaan gel diamati warna, bau, dan teksturnya. Uji
dilakukan setelah 48 jam pembuatan gel selesai. b.
Uji pH. Sediaan gel dioleskan kepermukaan indikator pH universal dengan menggunakan batang pengaduk, ditunggu beberapa saat hingga terjadi
perubahan warna, kemudian bandingkan dengan skala warna pada kemasan indikator dan tentukan pH dari sediaan gel tersebut setelah 48
jam dari pembuatan sediaan. c.
Uji homogenitas. Sejumlah tertentu sediaan dioleskan pada dua keping kaca objek, kemudian diamati ada tidaknya partikel atau butiran kasar
pada sediaan setelah 48 jam dari pembuatan sediaan. d.
Uji viskositas. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan viskotester seri VT 04 Rion-Japan. Sediaan gel dimasukan dalam cup dan dipasang
pada portable viscotester. Viskositas gel diukur menggunakan padel nomor 2. Viskositas gel diketahui dengan mengamati jarum penunjuk
viskositas. Pengujian ini dilakukan pada 48 jam setelah sediaan gel dibuat. e.
Uji daya sebar. Sediaan gel ditimbang sebanyak 1 gram dan diletakan ditengah kaca bulat berskala. Kemudian diatas gel diletakan kaca bulat lain
dan pemberat dengan total berat 125 gram. Gel didiamkan selama satu menit dan dicatat diameter penyebarannya. Pengujian ini dilakukan pada
48 jam setelah sediaan dibuat. f.
Uji stabilitas penyimpanan 1 bulan. Sediaan gel disimpan pada suhu ruang selama satu bulan dan viskositas dari sediaan diukur setiap minggu selama
satu bulan penyimpanan dan diamati adanya pergeseran viskositas yang terjadi pada sediaan gel.
g. Uji stabilitas freeze-thaw. Gel dibekukan pada suhu -18
o
C selama 22 jam, kemudian disimpan pada suhu 30
o
C selama 2 jam. Proses ini dilakukan sebanyak 5 siklus, pada tiap akhir siklus dilakukan pengukuran viskositas
yang dilakukan dengan langkah-langkah seperti pada poin d. h.
Sineresis. 10 g sediaan gel masing-masing formula dimasukan kedalam tabung sentrifugasi, kemudian disentrifigasi selama 15 menit pada
kecepatan putar 900 rpm. Ukur volume air yang memisah dari sediaan dengan menggunakan gelas ukur.
i. Subjective assesment. Kuesioner dibagikan kepada 30 orang responden
untuk mengetahui gambaran penerimaan konsumen terhadap sediaan gel
yang dihasilkan. Kuesioner yang digunakan terlebih dahulu telah divalidasi.
G. Analisis Data
Data yang dihasikan dalam penelitian ini berupa data kualitatif aktivitas antioksidan dan sifat fisik sediaan meliputi organoleptis, homogenitas, pH, daya
sebar dan viskositas setelah 48 jam pembuatan, viskositas selama 1 bulan penyimpanan, viskositas selama 5 siklus freeze-thaw, dan persen sineresis.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan software Design Expert 9.0.6 dan R
i386 3.2.2 pada taraf kepercayaan 95.
Data viskositas dan daya sebar sediaan gel dianalisis dengan menggunakan Design Expert 9.0.6. Uji yang dilakukan adalah uji ANOVA.
Analisis data dengan menggunakan Design Expert 9.0.6 dapat memberikan informasi mengenai efek yang dominan dalam menentukan sifat fisik sediaan gel
dan area komposisi optimum.
Data viskositas selama penyimpanan 1 bulan dan data viskositas selama
5 siklus freeze-thaw dianalisis dengan menggunakan software R i386 3.2.2. Uji Shapiro-Wilk dilakukan untuk mengetahui normalitas data. Data dinyatakan
normal apabila memiliki p-value 0,05. Uji dilanjutkan dengan Levene’s test
untuk mengetahui kesamaan variansi. Data dinyatakan homogen apabila memiliki p-value 0,05. Selanjutnya dilakukan uji ANOVA pada untuk mengetahui
signifikansi data. Data dikatakan berbeda signifikan jika memiliki p-value 0,05. Uji signifikansi dilakukan dengan uji Kruskal-Wallis apabila data tidak normal.
40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pengumpulan Simplisia
Serbuk Spirulina platensis yang digunakan diperoleh dari CV. Blue Green Algae Biotechnology, Jepara. Surat keterangan yang menjelaskan kebenaran spesies
ganggang yang digunakan ditunjukkan pada Lampiran 1. Surat keterangan hasil pengujian serbuk Spirulina platensis ditunjukkan pada Lampiran 2 dan Lampiran
3.
B. Pembuatan Ekstrak Spirulina platensis
Serbuk simplisia Spirulina platensis diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut aquadest seperti yang dilakukan oleh Shalaby dan Shanab
2013. Maserasi adalah proses perendaman sampel untuk menarik komponen yang diinginkan dengan kondisi dingin. Metode maserasi ini digunakan karena
memberikan beberapa keuntungan, seperti sederhana, mudah, jumlah pelarut yang digunakan sedikit, dan tidak memerlukan pemanasan. Pelarut yang digunakan
untuk merendam sampel adalah pelarut yang dapat melarutkan senyawa yang dituju. Pelarut tersebut akan mendesak masuk melalui dinding sel, kemudian
masuk kedalam rongga sel dan akan melarutkan senyawa yang dituju Putra, Bogoriani, Diantariani, dan Sumadewi, 2014; Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, 1985. Pelarut yang digunakan untuk maserasi serbuk Spirulina platensis adalah
aquadest. Aquadest dipilih sebagai pelarut karena merupakan pelarut yang murah,