13
BAB II LANDASAN TEORI
Bab II ini akan membahas mengenai 4 hal yaitu kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian.
A. Kajian Pustaka
1. Teori Perkembangan Kognitif Anak
Teori perkembangan kognitif disebut pula teori perkembangan intelektual atau teori perkembangan mental. Teori ini berkenaan
dengan kesiapan anak untuk belajar yang dikemas dalam tahap-tahap perkembangan intelektual sejak lahir sampai dewasa Suyono dan
Hariyanto, 2011:82. Piaget dalam Suyono dan Hariyanto, 2011:82 mengemukakan bahwa perkembangan kognitif merupakan suatu
proses genetik, yaitu suatu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis perkembangan sistem syaraf. Setiap anak mengembangkan
kemampuan berpikirnya menurut tahapan yang teratur. Proses berpikir anak merupakan suatu aktivitas gradual, tahap demi tahap dari fungsi
intelektual, dari konkret menuju abstrak. Secara garis besar skema yang digunakan anak untuk memahami dunianya dibagi dalam empat
periode utama atau tahapan-tahapan sebagai berikut:
14
a Tahap sensori motor berlangsung sejak lahir sampai sekitar 2 tahun
Dalam dua tahun pertama kehidupannya, bayi dapat memahami lingkungannya dengan jalan melihat, meraba, memegang,
mengecap, mencium, mendengarkan dan menggerakkan anggota tubuh. Dengan kata lain mereka mengandalkan kemampuan
sensorik dan motoriknya. Beberapa kemampuan kognitif penting muncul pada saat ini. Anak mulai memahami bahwa perilaku
tertentu menimbulkan akibat tertentu pula bagi dirinya. b Tahap pra-operasional sekitar usia 2-7 tahun
Saat ini kecenderungan anak untuk selalu mengandalkan dirinya pada persepsinya tentang realitas sangatlah menonjol. Dengan
adanya perkembangan bahasa dan ingatan, anak pun mampu mengingat banyak hal tentang lingkungannya. Intelektual anak
dibatasi oleh egosentrisnya, yaitu bahwa ia tidak menyadari jika orang lain dapat berpandangan berbeda dengannya tentang suatu
objek atau fenomena yang sama. Akibatnya sering terjadi kesalahan dalam memahami objek.
c Tahap operasional konkret berlangsung sekitar 7-11 tahun Pada kurun waktu ini pikiran logis anak mulai berkembang. Dalam
usahanya mengerti tentang alam sekelilingnya mereka tidak terlalu menggantungkan diri pada informasi yang datang dari
pancaindera. Anak yang sudah mampu berpikir secara operasi
15
konkret, juga sudah menguasai pembelajaran penting, yaitu bahwa ciri yang ditangkap oleh pancaindera seperti besar dan bentuk
sesuatu, dapat saja berbeda tanpa harus mempengaruhi, misalnya kuantitas objek yang bersangkutan. Anak seringkali dapat
mengikuti logika atau penalaran, tetapi jarang mengetahui jika membuat kesalahan. Sesungguhnya anak telah dapat melakukan
klasifikasi, pengelompokkan dan pengaturan masalah ordering problems tetapi ia belum sepenuhnya menyadari adanya prinsip-
prinsip yang terkandung di dalamnya. d Tahap operasional formal mulai usia 11 tahun dan seterusnya
Sejak tahap ini anak sudah mampu berpikir abstrak, yaitu berpikir mengenai ide, mereka sudah mampu memikirkan beberapa
alternaltif pemecahan
masalah. Mereka
sudah dapat
mengembangkan hukum-hukum yang berlaku umum dan pertimbangan ilmiah. Mereka telah menyusun hipotesis serta
membuat kaidah mengenai hal-hal yang bersifat abstrak. Dengan kata lain, model berpikir ilmiah hipotetiko-deduktif dan induktif
sudah mulai dimiliki anak, dengan kemampuan menarik simpulan, menafsirkan dan mengembangkan hipotesis. Sehingga pada tahap
ini anak sudah dapat bekerja secara efektif dan sistematis secara proporsional, serta menarik generalisasi secara mendasar.
16
2. Teori Belajar