76 Dari tabel diatas harga obligasi seri VR0030 memiliki harga tertinggi
pada tahun 2004 sebesar 99,073, pada tahun 2005 obligasi seri VR0027 memiliki harga tertinggi sebesar 104,907, pada tahun 2006 obligasi seri
VR0021 memiliki harga tertinggi dengan nilai sebesar 100,000. pada tahun 2007 harga obligasi seri VR0020 sebesar 99.827 memiliki harga tertinggi.
4.3 Analisis Dan Pengujiaan Hipotesis
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi, maka metode yang digunakan untuk menganalisis dan menguji hipotesis adalah menggunakan
analisis regresi linier berganda. Data yang sudah terkumpul kemudian diolah dan dianalisis. Pengujian hipotesis di lakukan dengan menggunakan program
SPSS.
4.3.1 Analisis Uji Asumsi Klasik Regresi Linier Berganda
4.3.1.1 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel independen. Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala
multikolinearitas dapat dilakukan dengan menghitung variance Inflation Factor
VIF. Tolerance
= 1 – R
2
VIF = 1Tolerance
77 VIF menyatakan tingkat pembengkakan varians. Apabila VIF lebih
besar dari 10, hal ini berarti terdapat multikolinear pada persamaan regresi. Adapun hasil yang di peroleh dari pengujian analisis regresi berganda adalah
sebagai berikut:
Lampiran 1 : Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficients
a
99.655 3.788
26.311 .000
.215 .283
.185 .759
.453 .126
.450 2.224
-.024 .038
-.109 -.637
.528 -.106
.903 1.108
-.087 .266
-.077 -.329
.744 -.055
.483 2.071
Constant Kupon Obligasi X1
Maturitas Obligasi X2 Suku Bunga SBI X3
Model 1
B Std. Error
Unstandardized Coefficients
Beta Standardized
Coefficients t
Sig. Partial
Correla tions
Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: Harga Obligasi Y a.
Pada hasil pengujian multikolinearitas menghasilkan nilai VIF untuk variabel X1 sebesar 2,224 ; X2 sebesar 1,108 dan X3 sebesar 2.071. dimana
nilai tersebut lebih kecil dari 10, sehingga tidak terjadi multikolinearitas yang tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa asumsi tidak terjadi
multikolinearitas pada persamaan regresi berganda dapat dipenuhi.
78
4.3.1.2 Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalaam suatu model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari suatu
pengamatan ke pengamatan lain. model regresi yang baik adalah model regresi yang homokedastisitas yaitu mempunyai varian yang sama. Uji
heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan korelasi Rang Spearman.
Lampiran 2 : Hasil Uji Heterokedastisitas Dengan Korelasi Rang Spearman
Correlations
1.000 .026
-.217 .102
. .438
.089 .266
40 40
40 40
.026 1.000
-.409 .836
.438 .
.004 .000
40 40
40 40
-.217 -.409
1.000 -.290
.089 .004
. .035
40 40
40 40
.102 .836
-.290 1.000
.266 .000
.035 .
40 40
40 40
Correlation Coefficient Sig. 1-tailed
N Correlation Coefficient
Sig. 1-tailed N
Correlation Coefficient Sig. 1-tailed
N Correlation Coefficient
Sig. 1-tailed N
Unstandardized Residual Kupon Obligasi X1
Maturitas Obligasi X2 Suku Bunga SBI X3
Spearmans rho Unstanda
rdized Residual
Kupon Obligasi
X1 Maturitas
Obligasi X2
Suku Bunga
SBI X3
Correlation is significant at the 0.01 level 1-tailed. .
Correlation is significant at the 0.05 level 1-tailed. .
79 Dari hasil uji heteroskedastisitas pada nilai residual variabel bebas
penelitian menunjukkan nilai signifikansi variabel X1 sebesar 0,438; X2 sebesar 0,089; dan X3 sebesar 0,266. dimana seluruh variabel bebas
mempunyai nilai signifikansi 0,05 berarti tidak terjadi heteroskedastisitas. Dengan demikian asumsi tidak terjadi heteroskedastisitas dapat dipenuhi.
4.3.1.3 Uji Autokorelasi