3. Pendidikam Informal Yaitu jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Menurut Winkel
1986: 160 pendidikan infomal adalah suatu jenis pendidikan yang tidak terencana dan tersusun secara tegas dan tidak sistematis,
dilaksanakan diluar sekolah terutama dalam keluarga.
B. Kerangka Berpikir
1. Persepsi Terhadap Profesi Guru Ditinjau dari Prestasi Belajar
Siswa
W. S Winkel mendifinisikan belajar sebagai suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungannya
yang menghasilkan perubahan – perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap. Perubahan ini tdak dapat dikatakan
belajar apabila disebabkan oleh pertumbuhan atau keadaan sementara orang, misalnya seorang anak menunjukan perubahan dalam jasmaninya
atau tingkah laku pada saat pubertas Winkel, 1991 : 36 Sedangkan prestasi belajar adalah hasil dari perubahan
kemampuan yang dinyatakan atau digambarkan dengan angka kuantitatif yang diberikan oleh guru melalui suatu tes baik tulis maupun lisan yang
tercermin dalam raport, NEM atau ijasah. Prestasi belajar menurut kamus besar bahasa indonesia adalah
hasil yang dicapai dari yang telah dilakukan, dikerjakan . Dari difinisi tersebut maka prestasi belajar adalah pengusaan pengetahuan atau
keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai – nilai atau angka – angka yang diberikan oleh
guru. Seseorang dikatakan belajar apabila ia memperoleh hasil dari yang
ia lakukan. Hasil belajar ini merupakan perubahan didalam dari si pelajar, dimana ia dapat mengetahui sesuatu yang sebelumnya tidak diketahui.
Setiap orang mempunyai hasil yang berbeda – beda dari apa yang telah ia pelajari. Keberhasilan siswa dalam kegiatannya yang disebut belajar akan
nampak dalam prestasi belajar yang diraihnya. Prestasi belajar dapat diketahui dari evaluasi belajarnya.
Perbedaan tinggi rendahnya prestasi belajar siswa dapat mempengaruhi cara pandang siswa terhadap lingkungan sekitarnya. Siswa
yang memiliki prestasi tinggi cenderung mempunyai kemampuan dan pengetahuan yang lebih baik dari pada siswa yang berprestasi rendah.
Siswa yang berprestasi tinggi cendrung mempunyai gairah belajar yang tinggi dan mempunyai pengetahuan yang luas. Semakin luas pengetahuan
yang diketahui siswa, siswa akan semakin mampu mengembangkan kepribadian dan terbuka menerima hal – hal baru. Semakin luas
pengetahuan ia akan semakin tau berbagai macam peluang pekerjaan dengan imbal jasa yang tinggi dengan fasilitas-fasilitas yang menarik
yang ditawarkannya. Dengan prestasi yang tinggi siswa merasa yakin dengan kemampuannya dan lebih berani bersaing dengan siswa yang lain.
Siswa lebih memilih pekerjaan yang lebih menantang. Ada dugaan bahwa
semakin siswa berprestasi tinggi akan cendrung memandang profesi guru negatif, karena siswa tidak tertarik untuk menjadi guru dan cenderung
mencari pekerjaan yang lain yang diinginkannya, imbal jasa yang diterima guru memeng jau lebih berbeda pada pekerjaan yang
diinginkannya, walaupun guru telah diadakanya program sertifikasi yang dikeluarkan oleh pemerintah. Sebaliknya siswa yang mempunyai prestasi
rendah cenderung memandang profesi guru positif, karena siswa yang berprestasi rendah merasa tidak yakin dengan kemampuaanya dan
memadang rendah dirinya. Ia merasa tidak mampu dengan pekerjaan lain sebagai guru. Oleh karena itu siswa yang berprestasi rendah lebih tertarik
untuk menjadi guru dibandingkan dengan siswa yang berprestasi tinggi.
2. Persepsi Terhadap Profesi Guru Ditinjau dari Jenis Pekerjaan