Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013

9

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Kurikulum SD 2013

Kurikulum merupakan jantung dari pendidikan. Tuntutan zaman dan tantangan zaman menuntut kurikulum harus berubah-ubah dimana bangsa Indonesia telah mengalami perubahan kurikulum sebanyak 10 kali sejak tahun 1947 hingga sekarang kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang ke-11 kalinya. Walaupun demikian, kurikulum memiliki visi dan arah tujuan yang jelas, akan dibawa ke mana sistem pendidikan nasional. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu Permendikbud 2013. Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 20132014 merupakan bagian dari strategi meningkatkan pencapaian pendidikan. Pengembangan kurikulum 2013 merupakan tindak lanjut dari pengembangan kurikulum berbasis kompetensi yang dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Perkembangan teknologi semakin pesat dan tantangan zaman semakin berat akan mengalami tantangan internal dan tantangan eksternal yang harus siap dihadapi bagi generasi emas 2045 tahun akan datang. Oleh sebab itu, pemberlakuan kurikulum 2013 ditujukan agar menjawab tantangan zaman terhadap pendidikan di abad ke-21.

a. Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013

Pengembangan atau perubahan kurikulum ditujukan untuk menjawab tantangan zaman yang akan dihadapi, baik tantangan internal maupun ekstranal. Maka, kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut: 1. Tantangan Internal, terkait antara kondisi pendidikan dan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 delapan Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Melihat kondisi pendidikan yang mendesak akan tuntutan pendidikan maka, berbagai metode dilakukan oleh pemerintah agar pendidikan dapat mencapai kedelapan Standar Nasional tersebut. Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Melihat dari perkembangan penduduk Indonesia yang berkembang begitu pesat sehingga jumlah sumber daya manusia usia produktif lebih banyak dari sumber daya manusia usia non produktif. Hal tersebut merupakan, salah satu tantangan terbesar jika sumber daya manusia yang melimpah tidak memiliki kompetensi dan keterampilan akan menjadi beban pembangunan. Namun apabila, sumber daya manusia yang melimpah ini, memiliki kompetensi dan keterampilan maka, akan menjadi modal pembangunan. Oleh sebab itu, sumber daya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan dengan tercapainya delapan standar nasional agar tidak menjadi beban pembangunan Permendikbud 2013. 2. Tantangan Ekstranal, berkaitan dengan tantangan masa depan, kompetensi masa depan, fenomena negatif yang mengemuka dan persepsi masyarakat. Globalisasi merupakan salah satu tantangan masa depan yang bisa berdampak negatif jika tidak dimanfaatkan dengan baik. Globalisasi mampu merubah pola hidup agraris dan tradisional menjadi pola hidup yang modern seperti World Trade Organization WTO, Association of Southeast Asian Nations ASEAN Community, Asia-Pacific Economic Cooperation APEC, dan ASEAN Free Trade Area AFTA. perkembangan teknologi dan Informasi sangat pesat akibat dampak dari globalisasi sehingga untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut orang berpikir bahwa pengetahuanlah yang mampu untuk mengatasi segalanya. Akan tetapi, seorang pelajar terlalu dititik beratkan pada aspek kognitif lama kelamaan beban siswa terlalu berat. Dan juga seorang pelajar mempunyai aspek kognitif yang baik tapi kurang bermuatan karakter, akibatnya akan terjadi fenomena-fenomena negatif yang mengemuka seperti perkelahian antar pelajar tawuran, narkoba, Plagiarisme, kecurangan dalam ujian nyontek, gejolak masyarakat sosial unrest dalam kalangan pelajar. Oleh sebab itu, diharapkan kurikulum 2013 mampu menjawab tantangan zaman abad ke-21 yang akan dihadapi. Kedua tantangan tersebut bukan untuk dihindari akan tetapi dihadapi. 3. Penyempurnaan Pola Pikir Hal mendasar pengembangan Kurikulum 2013 untuk menjawab tantangan zaman. Melihat dari tantangan-tantangan yang akan dihadapi nanti, maka kurikulum 2013 diadakan sebagai penyempurnaan dari KBK 2004 dan kurikulum KTSP 2006. Melihat kedua kurikulum sebelumnya, Perumusan Standar Kompetensi Lulusan SKL diturunkan dari Standar Isi sedangkan kurikulum 2013 diturunkan dari kebutuhan siswa, dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Daryanto dan Sudjendro, 2014:31. Tabel 1. Tabel Penyempurnaan Pola Perumusan Kurikulum No KBK 2004 KTSP 2006 Kurikulum 2013 1 Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari Standar Isi Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari kebutuhan 2 Standar Isi dirumuskan berdasarkan Tujuan Mata Pelajaran Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran yang dirinci menjadi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran. Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan melalui Kompetensi Inti yang bebas mata pelajaran 3 Pemisahan antara mata pelajaran pembentuk sikap, pembentuk keterampilan, dan pembentuk pengetahuan Semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan 4 Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai 5 Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain, seperti sekumpulan mata pelajaran terpisah Semua mata pelajaran diikat oleh Kompetensi Inti tiap kelas Dari tabel diatas maka, disimpulkan bahwa pola pikir pembelajaran kurikulum sebelumnya lebih dititik beratkan pada guru. Dengan demikian sangat perlu penyempurnaan pola pikir terhadap pembelajaran yang berpusat pada guru karena sangat berpengaruh terhadap pola pikir peserta didik. aktif dan kreatif gurunya bukan siswanya. Proses pembelajaran Kurikulum 2013 berbeda dengan kurikulum KBK 2004 dan KTSP 2006 dimana, kedua kurikulum sebelumnya pembelajaran berpusat pada guru sedangkan siswa sebagai obyek, hal tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Daryanto dan Sudjendro, 2014:31 Tabel 2. Penyempurnaan Pola Pikir No KBK 2004 KTSP 2006 Kurikulum 2013 1 Berpusat pada Guru Berpusat pada siswa 2 Satu Arah Interaktif 3 Isolasi Lingkungan Jejaring 4 Pasif Aktif-Menyelidiki 5 MayaAbstrak Konteks Dunia Nyata 6 Pribadi Pembelajaran Berbasis Tim 7 Luas semua materi diajarkan Perilaku Khas Memberdayakan kaidah Keterikatan 8 Stimulasi Rasa tunggal beberapa panca indera Stimulasi ke Segala Penjuru semua panca indera 9 Alat Tunggal papan tulis Alat Multimedia berbagai peralatan teknologi pendidikan 10 Hubungan satu Arah Kooperatif 11 Produksi Masa siswa memperoleh dokumen yang sama Kebutuhan Pelanggan siswa mendapat dokumen sesuai dengan ketertarikan sesuai dengan potensinya 12 Usaha Sadar Tunggal Jamak keberagaman inisiatif individu mengikuti cara yang seragam siswa 13 Satu Ilmu Pengetahuan Bergeser mempelajari satu sisi pandang ilmu Pengetahuan Disiplin Jamak pendekatan multidisiplin 14 Kontrol Terpusat kontrol oleh guru Otonomi dan Kepercayaan siswa diberi tanggungjawab 15 Pemikiran Faktual Kritis membutuhkan pemikiran kreatif 16 Penyampaian Pengetahuan pemindahan ilmu dari guru ke siswa Pertukaran pengetahuan antara guru dan siswa, siswadan siswa lainnya 4. Penguatan Tata Kelola Kurikulum Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai daftar mata pelajaran. Pendekatan Kurikulum 2013 untuk Sekolah DasarMadrasah Ibtidaiyah diubah sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan. Oleh karena itu dalam Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut: 1 tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat kolaboratif; 2 penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan educational leader; dan 3 penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses pembelajaran Permendikbud 2013. 5. Penguatan Materi Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik Perrmendikbud 2013. Dalam Kurikulum 2013 terdapat 4 empat elemen perubahan yaitu, Standar Kompetensi Lulusan SKL, Standar Isi, Standar Proses dan Standar Penilaian. Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan republik Indonesia nomor 54 tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan pendidikan dasar dan menengah pasal 1 menjelaskan bahwa Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan. Mulyasa 2014:23 menyatakan bahwa Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Sebagaimana elemen perubahan tersebut dapat dilihat pada tabel 3 Dalam Daryanto 2014:53-54. Tabel 3. Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013 Elemen Deskripsi SD Kompetensi Lulusan - Mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara berimbang Materi ISI - Adanya keseimbangan antara materi untuk mendukung kemampuan sikap, keterampilan, dan pengetahuan - Semua konten mendukung ketiga kompetensi diatas secara berimbang Pendekatan ISI Kompetensi dikembangkan melalui: - Tematik integratif dalam semua mata pelajaran - Mata pelajaran IPA dan IPS masing-masing adalah terpadu - Mata pelajaran wajib, peminatan, lintas minat, dan pendalaman - Kompetensi keterampilan yang sesuai dengan standar industri Proses Pembelajaran - Standar proses yang semula terfokus pada Ekplorasi, Elaborasi, dan konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, menanya, mengolah, menalar, menyajikan, dan mencipta. - Belajar tidak hanya didalam kelas, tetapi lingkungan sekolah dan masyarakat juga sebagai tempat belajar - Sumber belajar tidak terpaku pada guru saja - Sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi contoh dan teladan Penilaian Hasil Belajar - Penilaian berbasis kompetensi - Pergeseran dari penilaian melalui Tes mengukur kompetensi berdasarkan hasil saja menuju Penilaian otentik mengukur ketiga kompetensi berdasarkan proses dan hasil - Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga kompetensi inti dan SKL - Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama penilaian dan penilaian mandiri oleh siswa Ekstrakurikuler - Pramuka wajib - UKS - PMR - Bahasa Inggris Berdasarkan elemen perubahan kurikulum 2013 di atas, penataan terhadap SNP diharapkan dapat menyempurnakan SNP sebelumnya menjadi lebih baik bagi pendidikan Nasional.

b. Penguatan Pendidikan Karakter