Kesalahan Menggunakan Definisi atau Teorema
jarak dari titik A ke titik P adalah dengan menghubungkan titik A ke titik P tanpa memahami bagaimana mengambarkan hubungan itu di
dalam gambar kubus ABCD.EFGH.
Gambar 4.17. Kesalahan yang dilakukan S15 pada soal nomor 1.b
Analisis : Kesalahan menggunakan definisi atau teorema pada gambar 4.17
yaitu salah mengambar ruas garis, dimana garis yang berada di dalam kubus digambar dengan garis lurus bukan dengan garis putus-putus
contohnya adalah gambar dari ruas garis BD dan DP. Selain itu, subyek kurang mengambarkan simbol siku siku pada hasil proyeksi
titik P ke garis DB. Faktor Penyebab :
S15 : jarak P ke garis BD melihat ke soal, P ke garis BD, berarti BD disini tarik garis habis itu dari P nya juga ditarik ke B sama
tarik ke D P
: oke, habis itu? S15 : habis itu ditarik semua membentuk segitiga.
P : segitiga apa ini?menunjuk ke gambar
S15 : segitiga sama kaki P
: oke, kalau kamu mau cari jarak dari titik ke garis itu kamu harus apain dulu sich titik itu?yang kemarin itu di?
S15 : dihubungin. P
: namanya di?
S15 : di…ditarik garis proyeksi tertawa P
: he e, proyeksi, itu garis yang tegak? S15 : tegak lurus.
P : oke
S15 : habis itu aku keluarin gambarnya kayak gini menunjuk ke gambar
P : he e
S15 : terus ini proyeksinya siku siku disini menunjuk titik O Dari gambar 4.17 dan hasil wawancara tersebut terlihat bahwa
faktor penyebab kesalahannya adalah subyek tidak mengetahui konsep yang benar dalam mengambar garis dalam bangun ruang selain itu
subyek juga lupa mengambarkan simbol siku – siku pada hasil proyeksi. Faktor penyebab kesalahan yang dilakukan oleh subyek
secara garis besar yaitu subyek tidak teliti atau tidak tepat dalam mengutip definisi, rumus atau teorema
Gambar 4.18. Kesalahan yang dilakukan S15 pada soal nomor 2
Analisis : Kesalahan menggunakan definisi atau teorema pada gambar 4.18
yaitu salah dalam mengambar ruas garis, dimana ruas garis yang
berada didalam kubus atau yang tidak terlihat dari sisi luar harusnya di gambar dengan garis putus – putus bukan dengan garis lurus
contohnya adalah ruas garis TO, SR, PR dan SQ Faktor Penyebab :
S15 : nah,gambar limas dulu, habis itu PQ diketahu 8 cm, QR 6 cm,
terus cari jarak titik puncak T ke bidang alas PQRS. berarti sini ke sinimenunjuk titik T ke titik O
P : caranya di?
S15 : caranya aku pake ini dulu.
P : ngak, pertama kali yang kamu lakukan apa? T nya diapain?
S15 : oh,,,, Tarik garis lurus
P : namanya di?
S15 : diproyeksikan
P : oh,,, oke
Dari gambar 4.18 dan hasil wawancara tersebut terlihat bahwa faktor penyebab kesalahannya adalah subyek tidak mengetahui konsep
dalam mengambar garis pada bangun ruang.
Gambar 4.19. Kesalahan yang dilakukan S1 pada soal nomor 1.a
Analisis : Kesalahan menggunakan definisi atau teorema pada gambar 4.19
yaitu salah mengambar ruas garis, dimana garis yang berada di dalam
kubus digambar dengan garis lurus bukan dengan garis putus-putus. Contohnya adalah gambar dari ruas garis AP
Faktor Penyebab : S1 : kan disini tulisannya kan ABCD.EFGH, ini kan udah kubusnya
dah bentuk gini kan mbak,terus titik P berada ditengah tengah CG, titik P berarti kan ditenganya sini menunjuk ruas garis CG.
Terus jarak dari titik A ke titik P, berarti jarak dari A sini ke titik P sini, kalau dilihat dari atas kan bentuknya gini mbak menunjuk
garis AP.
P : Buat nyari jarak antara dua titik itu kamu apakan kedua titik itu di… ?
S1 : diproyeksikan. P : diproyeksikan atau diapakan?
S1 : eh, bukan, apa namanya tuh, di… P : dihu….
S1 : dihubungkan. P : terus?
S1 : terus, kan ini bentuknya jadi segitigakan menunjuk segitiga
ACP P : siku-sikunya dimana?
S1 : disudut C.
Dari gambar 4.19 dan hasil wawancara tersebut faktor penyebab kesalahnnya yaitu subyek tidak mengetahui konsep yang benar dalam
mengambar garis dalam bangun ruang dimensi tiga.
Gambar 4.20. Kesalahan yang dilakukan S1 pada soal nomor 1.b
Analisis : Kesalahan menggunakan definisi atau teorema pada gambar 4.20
yaitu salah mengambar ruas garis, dimana garis yang berada di dalam kubus digambar dengan garis lurus bukan dengan garis putus-putus.
Contohnya adalah gambar dari ruas garis OP dan DP Faktor Penyebab :
P : oh.. coba kamu jelasin yang kamu kerjain. S1 : yang P ke garis BD ini?
P : he e, yang pertama kamu lakukan apa? S1 : Hubungin garis yang ini menunjuk garis DB
P : hubungin titik ke? S1 : titik ke titik
P : titik ke titik, atau titik ke mana? S1 : jadinya P ke BD ini
P : he e, terus? S1 : teruskan kemarin itu aku nyarinya agak agak lupa sich.
P : gimana coba di inget- inget S1 : inikan gini
P : he e S1 : ini kan gini, teruskan BD nya kesini,berartikan dari P ke BD
berarti dia nembus tengah tengahnya P : tengah – tengah? Itu karena kamu narik apa?narik?
S1 : narik sudut yang apa emmm P : narik sudut yang tegak lurus?
S1 : he e P : narik garis tegak lurus?
S1 : he e, dari P ke sini menunjuk ruas DB, biar ketemu titik di DB
nya. P : he e, terus?
S1 : teruskan kemarin itu ketemunya,ini kan menunjuk OP berarti dari sini menunjuk OC ke sini menunjuk CP
Dari gambar 4.20 dan hasil wawancara tersebut faktor penyebab kesalahannya yaitu subyek tidak mengetahui konsep yang benar dalam
mengambar garis dalam bangun ruang dimensi tiga, padahal konsep
untuk memproyeksikanya sudah benar hanya subyek tidak tahu cara mengambarkannya saja.
Gambar 4.21. Kesalahan yang dilakukan S18 pada soal nomor 2
Analisis : Kesalahan menggunakan definisi atau teorema pada gambar 4.21
yaitu salah mengambar ruas garis, dimana garis yang berada di dalam kubus digambar dengan garis lurus bukan dengan garis putus-putus.
Contohnya adalah gambar dari ruas garis SR Faktor Penyebab :
S18 : membaca soal P
: jarak titik puncak T ke bidang PQRS kan? S18 : oh iya PQRS
P : nah untuk mencari jarak dari titik ke bidang itu kamu harus
ngapain? S18 : hah? Cari tingginya?
P : ohhh,,,, nyari jarak titik ke bidang yang kemarin aku bilang
berkali kali, ditarik garis? S18 : diagonal?
P : ditarik garis?
S18 : apa sich kak? P
: ditarik garis yang tegak lurus bidang, atau di proyeksikan. Habis itu? lanjut
S18 : nyarinya dari PR P
: PR itu apa?
S18 : diagonal sisi
Dari gambar 4.21 dan hasil wawancara tersebut faktor penyebab kesalahannya yaitu subyek tidak mengetahui konsep yang benar dalam
mengambar garis dalam bangun ruang dimensi tiga
Gambar 4.22. Kesalahan yang dilakukan S19 pada soal nomor 1.a
Analisis : Kesalahan menggunakan definisi atau teorema pada gambar 4.22
yaitu tidak tepat dalam mengutip teorema phytagoras, dimana =
+ hendaknya ditulis
= +
. Faktor Penyebab :
P : AP nya dari?
S19 : AP nya dari P kuadrat P
: P kuadrat apa hayo. S19 : P kuadrat…. diam
P : kamu tau kenapa ini gak di skor? karena salahnya di sini ya
menunjuk ke AP sama dengan P kuadrat ditambah AC kuadrat , harus nya P kuadrat itu apa?
S19 : em….. P
: CP kuadrat,iya ta? S19 : oh iya,,,,
Dari gambar 4.22 dan hasil wawancara tersebut terlihat bahwa faktor penyebab kesalahanya ada subyek tidak teliti dalam menuliskan
teorema yang digunakan.
Gambar 4.23. Kesalahan yang dilakukan S19 pada soal nomor 1.b
Analisis : Kesalahan menggunakan definisi atau teorema pada gambar 4.23
yaitu tidak teliti atau tidak tepat dalam menulis teorema dimana subyek menuliskan
= padahal teorema phytagoras yang tepat
untuk digunakan adalah =
. Faktor Penyebab :
S19 : terus PO sama dengan, eh,,, sama dengan P
: disini ada yang kurang gak rumusnya hayo? S19 : iya
P : apa?
S19 : kuadrat P
: he e, kurang kuadratnya ya Dari gambar 4.23 dan hasil wawancara terlihat bahwa faktor
penyebab kesalahannya adalah subyek kurang teliti dalam menuliskan teorema yang digunakan.
Gambar 4.24. Kesalahan yang dilakukan S8 pada soal nomor 1.a
Analisis : Kesalahan menggunakan definisi atau teorema pada gambar 4.24
yaitu kesalahan dalam melakukan penamaan terhadap kubus
ABCD.EFGH , kesalahan dalam mengambar ruas garis yang berada di dalam kubus tidak terlihat dari sisi luar, dimana hendaknya garis
yang dibuat adalah garis putus – putus, dan terakhir subyek melakukan kesalahan dalam mencari panjang HG dengan teorema phytagoras,
padahal dari gambar yang dibuat oleh subyek HG merupakan rusuk. Faktor Penyebab :
P : oke, ini gimana pertama kali kamu buat kubusnya?
penamaannya? S8 : diam
P : kan kamu buat kubus,terus yang didalem ini putus – putus, itu
karena apa? S8 : soalnya itu, diagonal ruang.
P : enggak, itu kan garis putus- putus karena dibagian dalam to?
S8 : oh,, iya kak
P : terus , kenapa ini penamaannya kayak gini?beda gak?ada yang
beda gak? S8 : hummm… soalnya kan kemarin emmm
P : kan kemarin kan diajarinnya titik A dimana?
S8 : di sini menunjuk sudut A pada gambar P
: B nya dimana? S8 : di sini menujuk titik C pada gambar, sambil tersenyum
P : terus C nya dimana?
S8 : di sini menunjuk titik G pada gambar P
: sini? menujuk titik E pada gambar S8 : situ D
P : terus yang diatas?
S8 : E menunjuk titik B pada gambar, Fmenunjuk titik D pada gambar, Gmenunjuk titik H pada gambar, H menunjuk titik F
pada gambar. P
: jadi tau ya salahnya dimana gambarnya? S8 : ya, ya, ya sembari mengangguk
Dari gambar 4.24 dan hasil wawancara tersebut terlihat bahwa faktor penyebab kesalahan adalah subyek tidak teliti dalam melakukan
penamaan terhadap kubus sehingga berdampak pada proses pengerjaan selanjutnya.
Gambar 4.25. Kesalahan yang dilakukan S8 pada soal nomor 1.b
Analisis :
Kesalahan menggunakan definisi atau teorema pada gambar 4.25 yaitu
kesalahan dalam melakukan penamaan terhadap kubus ABCD.EFGH , kesalahan dalam mengambar ruas garis yang berada di
dalam kubus tidak terlihat dari sisi luar, dimana hendaknya garis yang dibuat adalah garis putus
– putus, kesalahan dalam
memproyeksikan titik ke garis, dan terakhir subyek melakukan kesalahan dalam mencari jarak antara titik P ke garis BD dengan
menggunakan panjang BD. Faktor Penyebab :
S8 : P ke BD P
: BD nya mana? ni kamu buatnya di sinikan menunjuk ruas garis BD pada gambar karena berawal dari gambarnya yang salah
ngeliatnya juga?
S8 : salah hehe tertawa P
: berarti ngebuat ngerjain ininya salah, tau kan salahnya dimana?
Dari gambar 4.25 dan hasil wawancara tersebut faktor penyebab kesalahan adalah kesalahan dalam penamaan kubus dimana pada
gambar yang dibuat oleh subyek BD menjadi rusuk dari kubus padahal dari apa yang diketahui pada soal terlihat bahwa BD merupakan
diagonal sisi alas dari kubus ABCD.EFGH
Gambar 4.26. Kesalahan yang dilakukan S17 pada soal nomor 1.a
Analisis : Kesalahan menggunakan definisi atau teorema pada gambar 4.26
yaitu subyek salah mengambarkan ruas garis yang menghubungkan titik A ke titik P ,contoh lainnya adalah ruas garis DB dan juga DP.
Selain itu subyek membuat ruas garis dengan gambar garis putus – putus untuk BC dan EH yang hendaknya gambar garisnya merupakan
garis lurus. Faktor Penyebab :
S17 : AC itukan , emmm yang a kan disuruh nentuin jarak titik A ke titik P itu to mbak
P : he e
S17 : nah kan kemarin titik P ne di tengah – tengah, terus dihubungin P
: he e S17 : ha terus, kan ini rumus e mbak
Dari gambar 4.26 dan hasil wawancara tersebut terlihat bahwa subyek hanya menghafalkan rumusnya saja dalam mengerjakan soal
dan juga subyek tidak memahami betul konsep mengambar dalam bangun ruang.
Gambar 4.27. Kesalahan yang dilakukan S17 pada soal nomor 2
Analisis : Kesalahan menggunakan definisi atau teorema pada gambar 4.27
yaitu tidak melakukan penamaan pada limas persegi panjang T.PQRS, memproyeksikan titik T ke bidang PQRS dengan hasil proyeksi pada
garis PQ, dan tidak menggambarkan ruas garis dengan tepat dimana hendaknya garis yang tidak dapat terlihat dari sisiluar digambarkan
dengan garis putus – putus. Faktor Penyebab :
P : terus yang nomer dua?
S17 : membaca soal P
: ni kenapa kayak gini? menunjuk ke gambar S17 : gak bisa gambarnya mbak hehehe tertawa
P : tapi kalau suruh namain bisa ta ? sini harusnya dikasih
nama?menunjuk ke gambar S17 : P, Q, R, S. sambil menunjuk ke titik sudut persegi panjang
P : he e, terus? Ini kamu nyari jarak titik ke bidangnya udah bener
sich, di proyeksikan titik T nya ke bidang, tapi ngak disini nanti gambarnya kalau narik garis tegak lurus, disini kan nanti ada
perpotongan diagonal menunjuk ke bangun PGRS harusnya nanti proyeksinya di perpotongannya itu, ditengah. Tau ta?
S17 : tau, tau, tau Dari gambar 4.27 dan hasil wawancara diketahui bahwa faktor
penyebab kesalahan adalah subyek tidak dapat mengambarkan limas
persegi panjang dan juga subyek tidak tahu kemana hasil proyeksi titik T pada bidang jika ditari garis tegak lurus.