Uji Penapisan Fitokimia HASIL DAN PEMBAHASAN

24 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Gambar 4.2. Hasil pewarnaan Gram bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan karakterisasi yang dilakukan dengan cara pewarnaan Gram, dapat dipastikan bahwa bakteri Staphylococcus aureus yang digunakan dalam penelitian ini adalah benar bakteri Gram positif yang menghasilkan warna ungu setelah pewarnaan Gram. Secara mikroskopis bakteri ini berbentuk Staphylococcus bulat dan tersusun seperti anggur.

4.5 Uji Pembentukan dan Pertumbuhan Biofilm Staphylococcus aureus

Pada uji pembentukan biofilm terbentuk lapisan-lapisan seperti benang halus pada suspensi bakteri yang telah diinkubasi pada suhu 37 C selama 24 jam. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri Staphylococcus aureus yang digunakan positif dapat membentuk biofilm. Menurut Meng Chen 2013, S. aureus merupakan salah satu bakteri yang paling sering membentuk biofilm. Pembentukan biofilm S.aureus dapat terjadi melalui beberapa regulasi, salah satunya adalah melalui ica-dependent biofilm production Lee et al, 2013. Kemampuan pembentukan biofilm merupakan salah satu faktor virulensi S. aureus yang dapat menyebabkan peningkatan toleransi terhadap antibiotik dan desinfektan serta resistensi terhadap fagositosis dan sel-sel imunokompeten lain Hoiby et al., 2010; Lee et al., 2013. Setelah dilakukan uji pembentukan biofilm kemudian dilakukan pengujian pertumbuhan biofilm S. aureus untuk mengetahui waktu inkubasi yang menghasilkan pembentukan biofilm paling baik dengan jumlah suspensi bakteri sebanyak 200µL selama 1-4 hari. Uji pertumbuhan biofilm ini menggunakan suspensi bakteri yang telah diinkubasi pada suhu 37 C selama 24 jam. Suspensi bakteri diinkubasi pada suhu 25 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 37 C karna suhu ini merupakan suhu optimal dalam pertumbuhan S.aureus. Setelah 24 jam kemudian diukur nilai optical dencity OD suspensi bakteri pada panjang gelombang 600nm untuk mengetahui konsentrasi dari suspensi bakteri tersebut.Kemudian suspensi bakteri diencerkan mengunakan media HTR hingga OD mencapai 0,5 atau sekitar 10 8 CFUml Abdelhady et al., 2013. Digunakan OD 0,5 pada suspensi bakteri karena bakteri membentuk biofilm dengan baik kuat dengan OD ≥0,5 Ando et al., 2004. Media yang digunakan dalam pembuatan suspensi bakteri tidak selalu harus menggunakan HTR cair namun bisa juga menggunakan media lainnya seperti Tryticase soy broth, LB broth dan media BHI. Uji pertumbuhan biofilm ini menggunakan metode Microtitter Plate Biofilm Assay OD 595nm dengan kristal violet 1 sebagai pendeteksi. Kristal violet akan mewarnai biofilm sehingga terbentuk cincin berwarna ungu di sekeliling sumuran yang kemudian ditambahkan dengan etanol 96 untuk melarutkan kristal violet yang terikat pada biofilm. Banyaknya kristal violet yang terlarut berbanding lurus dengan jumlah biofilm yang terbentuk. Namun demikian, faktor fisika, kimia, dan biologis juga dapat mempengaruhi ikatan kristal violet dan biofilm. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah faktor struktural yang mempengaruhi difusi pewarna, perbedaan morfologi dan fisiologi dari setiap sel, dan interaksi kimia antara komponen senyawa dalam tanaman dengan pewarna itu sendiri Niu dan Gilbert, 2004. Hasil pertumbuhan biofilm dapat dilihat pada gambar 4.3. Gambar 4.3. Grafik pertumbuhan biofilm Staphylococcus aureus. 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1 2 3 4

0.29 1.04

0.98 0.45 De n sitas B iof il m OD k ristal viol et Waktu Hari Densitas Biofilm