Optimasi Aktivitas Penghambatan HASIL DAN PEMBAHASAN

35 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Gambar 4.6. Persentase aktivitas penghambatan kondisi optimal. Hasil pengujian aktivitas air perasan jeruk nipis kondisi optimal terhadap penghambatan pertumbuhan biofilm S. aureus menunjukkan bahwa ekstrak air perasan jeruk nipis memberikan hasil yang lebih baik terhadap penghambatan pertumbuhan biofilm S. aureus dibandingkan dengan kontrol positif. Hasil uji statistik One-way ANOVA menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna signifikan pada semua perlakuan p ≤ 0,05. Kemudian dilanjutkan uji post hoc yang menjelaskan tentang perbandingan densitas optis antar perlakuan. Dari hasil uji post hoc, dinyatakan bahwa air perasan jeruk nipis dapat menghambat pertumbuhan biofilm S. aureus secara bermakna signifikan terhadap kontrol negatif dan kontrol positif.

4.8 Optimasi Aktivitas Penghancuran Degradasi

Optimasi aktivitas penghancuran dilakukan sama halnya dengan aktivitas penghambatan pertumbuhan hanya saja pada aktivitas menggunakan rentang waktu kontak yaitu 30-90 menit. Hasil contour plotdari penghancuran terhadap waktu kontak dan suhu pada konsentrasi 0,0625 dapat dilihat pada gambar 4.7. 60 65 70 75 80 Ekstrak 8 Klorin Kontrol + 78.42 66.49 P en gh am b ata n Sampel Uji 36 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta SUHU W A K T U K O N T A K 50 45 40 35 30 25 90 80 70 60 50 40 30 KO NSENTRA SI 0.0625 Hold Values – – – – – 15 15 20 20 25 25 30 30 35 35 40 40 DEGRA DA SI Contour Plot of DEGRADASI vs WAKTU KONTAK, SUHU Gambar 4.7. Contour plot dari penghancuran vs waktu kontak dan suhu Contour plotdari penghancuran terhadap waktu kontak dan suhu pada konsentrasi 0,0625 menunjukkan bahwa suhu optimum dalam penghancuran biofilm adalah pada suhu ±25 C - 41 C. Sedangkan untuk waktu kontak, semakin lama waktu kontaknya maka semakin kecil aktivitasnya. Hasil contour plot dari penghancuran terhadap waktu kontak dan konsentrasi pada suhu 25 C dapat dilihat pada gambar 4.8. KONSENTRASI W A K T U K O N T A K 8 7 6 5 4 3 2 1 90 80 70 60 50 40 30 SUHU 25 Hold Values – – – – 10 10 20 20 30 30 40 40 DEGRA DA SI Contour Plot of DEGRADASI vs WAKTU KONTAK, KONSENTRASI Gambar 4.8. Contour plot dari penghancuran vs waktu kontak dan konsentrasi Contour plot dari penghancuran terhadap waktu kontak dan konsentrasi pada suhu 25 C menunjukkan bahwa konsentrasi yang paling baik adalah pada 37 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta konsentrasi kecil 0,0625 dan besar 8. Sedangkan untuk waktu kontak, semakin lama waktu kontaknya maka semakin kecil aktivitasnya. Dari hasil countor plot pada optimasi aktivitas penghancuran didapatkan kondisi optimal untuk aktivitas penghancuran biofilm Staphylococcus aureus adalah pada suhu 27,27 C, dengan konsentrasi 8 dan waktu inkubasi selama 30 menit. Setelah diketahui kondisi optimal dalam menghasilkan aktivitas antibiofilm yang paling baik, kemudian dilakukan pengujian dengan kondisi tersebut dan hasilnya dibandingkan dengan kontrol negatif dan kontrol positif. Kontrol negatif yang digunakan adalah suspensi bakteri tanpa penambahan media dan air perasan jeruk nipis sedangkan kontrol positif untuk uji penghancuran biofilm menggunakan biorem. Karna tidak ada inkubator dengan suhu 27,27 C maka pengujian dilakukan disuhu ruang ±25 C. Densitas Optis dan persentase aktivitas penghancuran kondisi optimal yang dibandingkan dengan kontrol positif dapat dilihat pada tabel 4.6 gambar 4.9. Tabel 4.6. Rerata densitas optis aktivitas penghambatan pertumbuhan biofilm kondisi optimal Kelompok Perlakuan Rata-Rata Densitas Optis ± SD Kontrol - 0.92 ± 0.06 Ekstrak 8 0.24 ± 0.09 Kontrol + 0.35 ± 0.06 Gambar 4.9. Hasil uji penghancuran kondisi optimal. 20 40 60 Ekstrak 8 BIOREM Kontrol +

52.57 43.62

P eng ha ncura n Sampel Uji 38 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Hasil pengujian aktivitas air perasan jeruk nipis kondisi optimal terhadap penghancuran degradasi biofilm S. aureus memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan kontrol positif. Hasil uji statistik One-way ANOVA menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna signifik an p ≤ 0,05. Kemudian dilanjutkan uji post hoc yang menjelaskan tentang perbandingan densitas optis antar perlakuan. Dari hasil uji post hoc, dinyatakan bahwa air perasan jeruk nipis dapat menghancurkan biofilm S. aureus secara bermakna signifikan terhadap kontrol negatif tetapi tidak bermakna signifikan terhadap kontrol positif.