Uji Aktivitas Antibiofilm Secara In Vitro Yosephine, 2013

20 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pada penelitian ini, optimasi aktivitas terseleksi dilakukan dengan menggunakan aplikasi metode Response Surface Analysis RSA. Konsentrasi air perasan jeruk nipis, suhu dan waktu inkubasi yang digunakan divariasikan. Tujuannya adalah untuk mengetahui konsentrasi air perasan jeruk nipis dengan suhu dan waktu inkubasi yang menunjukkan aktivitas optimal. Kemudian dilakukan uji aktivitas antibiofilm dengan konsentrasi air perasan jeruk nipis, waktu inkubasi, dan suhu yang digunakan sesuai dengan kondisi optimal yang diperoleh dari RSA dan hasilnya dibandingkan dengan kontrol positif. 21 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Determinasi

Hasil determinasi tumbuhan menunjukkan bahwa sampel buah yang digunakan adalah jeruk nipis dengan nama spesies Citrus aurantifolia Christm. Swingle, suku Rutaceae Lampiran 2 .

4.2 Karakterisasi dan Penyiapan Sampel

Karakteristik buah jeruk nipis yang digunakan adalah berbentuk bulat, berwarna hijau kekuningan dan berdiameter 35-40 mm. Dari 3 buah jeruk nipis diperoleh sebanyak 45 mL air perasan jeruk nipis yang kemudian disaring dengan menggunakan membran penyaring berukuran 0,2µm untuk menyaring bakteri dan virus yang mungkin mengkontaminasi air perasan jeruk nipis pada proses penyiapan sampel. Kemudian dibuat seri konsentrasi 0,0625, 0,125, 0,25, 0,5, 1, 2, 4 dan 8 vv. Pengenceran air perasan jeruk nipis dilakukan dengan menggunakan aquadest steril untuk menghindari terjadinya kontaminasi.

4.3 Uji Penapisan Fitokimia

Kandungan metabolit sekunder golongan alkaloid, flavonoid, tannin, steroid, triterpenoid, saponin dan hidrokuinon pada air perasan jeruk nipis diuji dengan cara penapisan fitokimia. Hasil penapisan fitokimia air perasan jeruk nipis tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1. Hasil uji penapisan fitokimia Golongan Hasil Alkaloid - Flavonoid + Steroid - Triterpenoid - Tannin - Saponin + Hidrokuinon - 22 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dari hasil pengujian penapisan fitokimia menunjukkan bahwa air perasan jeruk nipis memiliki kandungan senyawa saponin, dan flavonoid, dimana zat aktif tersebut berpotensi memiliki aktivitas sebagai antibiofilm. Menurut Calabro et al 2004 flavonoid terdapat pada Citrus sp., 3 dari 6 jenis utama flavonoid yang terdapat pada citrus adalah flavanone eriocitrin, hesperidin, narirutin dan neoriocitrin, flavone apigenin dan flavonols kaempferol, quercetin dan rutin. Hisperidin merupakan flavonoid paling dominan yang terdapat pada jeruk nipis Peterson, Julia J., et al, 2005. Penelitian yang dilakukan oleh Vikram et al 2010 membuktikan bahwa flavonoid Citrus sp. dapat menghambat proses quorum sensing dalam pembentukan biofilm. Sedangkan saponin berpotensi sebagai antibiofilm karena dapat mengganggu pembentukan biofilm dengan merusak matriks biofilm Coleman et al., 2010. Selain mengandung senyawa flavonoid dan saponin, air perasan jeruk nipis juga mengandung asam sitrat dan minyak atsiri Dalimarta, 2010. Asam sitrat dan minyak atsiri juga diketahui memiliki aktivitas antibiofilm yang baik. Mekanisme antibiofilm asam sitrat adalah dengan memecah jembatan kalsium dan merusak matriks biofilm Faot et al., 2014. Sedangkan minyak atsiri dapat menginaktivasi enzim yang berperan dalam pembentukan biofilm Dwi Triana, 2010.

4.4 Karakterisasi Bakteri Staphylococcus aureus

Dilakukan pewarnaan terhadap 7 koloni bakteri yang tumbuh dari hasil isolasi bakteri pada kulit. Isolasi bakteri dilakukan dari kulit karena S. aureus merupakan bakteri yang banyak ditemukan pada kulit dan permukaan mukosa Voung Otto, 2002. Hasil pewarnaan tersebut menunjukkan bahwa seluruh koloni bakteri merupakan bakteri Gram positif yang tersusun dari sel yang berbentuk bulat coccus dan berkoloni seperti buah anggur staphylococcus. Kemudian dilakukan karakterisasi lebih lanjut untuk mengetahui bakteri dengan spesies Staphylococcus aureus dari 7 koloni bakteri tersebut. Hasil karakterisasi tersebut dapat dilihat pada tabel 4.2.