Faktor Virulensi Staphylococcus aureus

10 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.5.4 Pengendalian Biofilm

Proses pengendalian biofilm dapat dilakukan melalui tiga cara, yakni secara kima, fisika dan biologi:  Secara Kimia Pengendalian biofilm secara kimia dilakukan melalui proses sanitasi dengan penambahan zat kimia. Sanitasi kimia dilakukan dengan menggunakan desinfektan. Tujuan penggunaan desinfektan ialah untuk mereduksi jumlah mikroorganisme patogen. Teknik perlakuan deaktivasi biofilm mikroba dapat dilakukan dengan menggunakan enzim berbasis deterjen yang juga dikenal dengan bio-cleaners identik dengan bahan kimia ramah lingkungan yang banyak digunakan dalam industri pengolahan produk pangan Simoes et al., 2010.  Secara Fisika Pengendalian biofilm secara fisika dilakukan dengan memanfaatkan suhu yang tinggi atau pemanasan. Sanitasi dengan menggunakan air panas lebih menguntungkan karena air panas mudah tersedia dan tidak beracun. Peralatan kecil seperti pisau, serta bagian –bagian alat pengolahan pangan dapat direndam dalam air yang dipanaskan hingga suhu 80 C Yunus, 2000. Tinggi rendahnya suhu mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme.Aktivitas panas sering dijadikan sebagai sanitasi suatu peralatan kesehatan dan peralatan proses penanganan makanan.  Secara Biologi Teknik perlakuan deaktivasi biofilm mikroba secara biologi dapat dilakukan dengan pengendalian fage dan interaksi mikrobiologis atau molekul metabolit Simoes et al., 2010. Fage dapat juga digunakan untuk pengendalian biofilm pada produk pangan. Pada dasarnya fage merupakan virus yang menginfeksi bakteri melalui jalur yang spesifik serta bersifat non-toksik terhadap manusia, sehingga memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan sebagai bahan biofilm mikroba pada produk pangan Kudva et al., 1999. Pengendalian biofilm juga dapat dilakukan dengan interaksi interspesies jamak atau produksi suatu metbolit sederhana Rossland et al, 2005. Banyak bakteri