38
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Hasil pengujian aktivitas air perasan jeruk nipis kondisi optimal terhadap penghancuran degradasi biofilm S. aureus memberikan hasil yang lebih baik
dibandingkan dengan kontrol positif. Hasil uji statistik One-way ANOVA menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna signifik
an p ≤ 0,05. Kemudian dilanjutkan uji post hoc yang menjelaskan tentang perbandingan
densitas optis antar perlakuan. Dari hasil uji post hoc, dinyatakan bahwa air perasan jeruk nipis dapat menghancurkan biofilm S. aureus secara bermakna
signifikan terhadap kontrol negatif tetapi tidak bermakna signifikan terhadap kontrol positif.
39
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
1. Air perasan jeruk nipis Citrus aurantifolia Christm Swingle memiliki aktivitas dalam mencegah pembentukan, menghambat pertumbuhan dan menghancurkan degradasi
biofilm Staphylococcus aureus. 2. Air perasan jeruk nipis Citrus aurantifolia Christm Swingle memberikan aktivitas
paling baik dalam menghambat pertumbuhan biofilm Staphylococcus aureus. 3. Berdasarkan hasil penelitian ini air perasan jeruk nipis memiliki aktivitas paling baik
dalam penghambatan pertumbuhan biofilm pada konsentrasi 8, suhu 27,27 C dan
waktu inkubasi selama 1 hari, sedangkan pada penghancuran biofilm pada konsentrasi 8, suhu 27,27
C dan waktu kontak selama 30 menit.
5.2 SARAN
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi senyawa aktif yang berfungsi sebagai antibiofilm dalam air perasan jeruk nipis Citrus aurantifolia Christm
Swingle. 2. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya air perasan jeruk nipis diuapkan atau di freez dry.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
DAFTAR PUSTAKA
Abdelhady, Wessam, Arnold S. Bayer, Kati Seidl, Cynthia c. Nast, Megan R. Keidrowski, Alexander R. Horswill, Michael R. Yeaman, dan Yan Q.
Xiong. 2013. Reduced Vancomycin Suspentibility in an In Vitro Catheter- Related Biofilm Model Correlates with Poor Therapeutic Outcomes in
Experimental Endocarditis Due to Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus. Antimicrobial Agents and Chemotherapy, 3:53, 1447-1454.
Adela Novisa Charaswati. 2011. Uji Ekspresi Protein Rekombinan Jembrana Transmembran JTEM-pGEX Pada Berbagai Tingkat Kepadatan Sel
Escherichia coli BL21. Departemen Biologi. Fakultas matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia.
Alexander K, Strete D, Niles MJ. 2007. Organismal and Molecular Microbiology. Mc Graw Hill Higer Education.
Ando, Eiichi, Koichi Monden, Ritsuko Mitsuhata, reiko Kariyama, dan Hiromi Kumon.
2004. Biofilm
Formation among
Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus Isolates from patients with Urinary Tract Infection.
Acta Medica Okayama 58 : 4, 207-214. Archer, N.K., M.J. Mazaitis, J.W. Costerton, J.G. Leid, M.E. Powers, M.E
Shirtliff. 2011. Staphylococcus Aureus Biofilms Properties, Regulation and Roles in Human Disease. Landes Bioscience. Virulence 2:5, 445-459.
Ardani, M., Pratiwi, S. U. T., danHertiani, T., 2010, Efek Campuran Minyak Atsiri Daun Cengkeh dan Kulit Batang Kayu Manis sebagai Antiplak Gigi,
Majalah Farmasi Indonesia, 213, 191-201. Behrman, Richard C, et al, 1999. Ilmu Kesehatan anak Nelson.Jakarta : EGC.
Breed, Robert S., E.G.D. Murray, Nathan R. Smith. 1957. Bergey’s Manual of
Determinative Bacteriology. Baltimore : Williams Wilkins Company. Calabro, M.L., Galtieri, V., Cutroneo, P., Tommasini, S., Ficarra, P. and Ficarra,
R. 2004. Study of the extraction procedure by experimental design and validation of a LC method for determination of flavonoids in Citrus
bergamia juice. J Pharm Biomed Anal 35, 349 – 363.