c. Planting plan d. Construction details
5. Pelaksanaan Implementation 6. Evaluasi Setelah Konstruksi Post-Construction Evaluation Maintenance
7. Pengelolaan Management Simonds dan Starke 2006 menyatakan bahwa dalam merancang sebuah
lanskap terdapat sebuah prinsip, yaitu dengan mengeliminasi elemen-elemen yang buruk dan mengekspos elemen-elemen yang baik. Dalam merancang lanskap
resort, karakter tapak yang menarik harus diciptakan atau dipertahankan sehingga semua elemen yang banyak variasinya akan menjadi kesatuan yang harmonis.
Dalam perancangan terdapat proses yang memiliki beberapa tahapan. Menurut Simonds 2006, proses perencanaanperancangan terdiri dari enam tahapan,
yaitu: 1. Comission merupakan tahapan pemberian tugas dan persiapan, yang
berhubungan dengan persetujuan kontrak dengan klien dalam bentuk tertulis sebagai dasar pegangan pelaksanaan tugas.
2. Research merupakan tahap pengumpulan data berbagai informasi yang didapat dari kegiatan inventarisasi.
3. Analysis pada tahap ini dilakukan analisis terhadap data yang ada dan penentuan kendala serta potensi.
4. Syntesis merupakan tahap pemecahan kendala dan pemanfaatan potensi sebagai bentuk persiapan dalam menentukan alternatif perencanaan.
5. Construction merupakan tahap pelaksanaan dengan mempersiapkan dokumen, kontrak kerja, supervisi, dan pengecekan pelaksanaan.
6. Operation merupakan tahap penyelesaian proyek yang mencakup pelaksanaan kunjungan periodik, penyesuaian dan perbaikan serta observasi
tapak.
2.5. Konsultan Lanskap
Sharky 1994 menyatakan bahwa konsultan adalah seseorang yang menyediakan pelayanan konsultasi dalam industri desain dengan menawarkan ide,
rekomendasi, saran, dan keahlian untuk harga suatu desain. Konsultasi merupakan
aktivitas penyedia saran dalam bentuk informasi, rekomendasi prosedur, atau ide. Dalam pertukaran pelayanan konsultan, klien membayar konsultan dengan
sejumlah biaya yang disepakati antara klien dan konsultan untuk memulai suatu pekerjaan berdasarkan spesifikasi dan penjelasan ruang lingkup pekerjaan. Jenis
aktivitas konsultasi meliputi riset, investigasi, pendapat ahli, rekomendasi teknis, analisis dan evaluasi, perbaikan anggaran biaya dan modal, atau rencana
kesesuaian proyek.
Menurut Gold 1980, konsultan lanskap adalah pengembang swasta yang memiliki tanggung jawab moral dalam hal penyediaan ruang dan fasilitas rekreasi
dalam kota. Perencana kota dan arsitek lanskap berperan penting dalam kegiatan preservasi, perancangan ruang terbuka, pembangunan fasilitas rekreasi, dan
program sosial sebagai pelayanan kebutuhan rekreasi bagi manusia. Lebih lanjut Gold 1980 menyatakan, konsultan memiliki beberapa kelebihan di antaranya:
1. Kemampuan profesional, yaitu memiliki kompetensi secara teknis berupa kemampuan dari segi perancangan yang dapat dilihat dari proyek desain yang
telah dikerjakan. 2. Penyediaan pelayanan, dimana kualitas pelayanan jasa yang telah dikerjakan
dapat dievaluasi dari referensi klien sebelumnya. 3. Kemampuan untuk menyediakan staf tim perencanaan dengan latar belakang
pengalaman dan pengetahuan yang cukup baik untuk mengerjakan suatu proyek dan menyelesaikannya dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
4. Kemampuan untuk menyewa staf ahli tambahan yang dibutuhkan sesuai beban kerja yang dibutuhkan.
5. Memiliki latar belakang pengalaman, alat-alat dan pengetahuan langsung yang berkaitan dengan situasi dan proyek yang beragam.
6. Hasil kerja yang obyektif dan profesional. 7. Sistem kerja berdasarkan pada jadwal kerja yang telah dibuat.
Dalam Kepres No. 80 Tahun 2003 mengenai pengadaan barang dan jasa, dijelaskan bahwa penyedia barangjasa adalah badan usaha atau orang
perseorangan yang kegiatan usahanya menyediakan baranglayanan jasa. Sedangkan jasa konsultansi adalah layanan jasa keahlian profesional dalam
berbagai bidang yang meliputi jasa perencanaan konstruksi, jasa pengawasan
konstruksi, dan jasa pelayanan profesi lainnya, dalam rangka mencapai sasaran tertentu yang keluarannya berbentuk piranti lunak yang disusun secara sistematis
berdasarkan kerangka acuan kerja yang ditetapkan pengguna jasa. Dalam hal ini konsultan merupakan penyedia jasa, oleh karena itu
konsultan yang baik haruslah memenuhi persyaratan sebagai penyedia jasa. Lebih lanjut dalam Kepres No. 80 Tahun 2003 disebutkan bahwa persyaratan sebagai
penyedia barangjasa adalah sebagai berikut: 1. Memenuhi perundang-undangan untuk menjalankan usaha.
2. Memiliki keahlian, pengalaman, kemampuan teknis dan manajerial. 3. Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit.
4. Secara hukum mempunyai kapasitas untuk menandatangani kontrak. 5. Memenuhi kewajiban pajak.
6. Dalam waktu kurun waktu 4 tahun terakhir pernah memperoleh pekerjaan termasuk pengalaman memperoleh pekerjaan sub-kontrak, kecuali bagi
perusahaan yang baru berdiri kurang dari 3 tahun. 7. Memiliki SDM termasuk tenaga ahli yang kompeten, modal, peralatan dan
fasilitas. 8. Tidak termasuk dalam daftar hitam black list.
9. Memiliki alamat tetap.
2.6. Manajemen Proyek