diletakan fasilitas-fasilitas penunjang kegiatan wisata alam dimulai dari kawasan pantai hingga kawasan dalam hutan. Dalam proyek ini PT. Idea Consultant
terlibat dari awal proyek dan berperan dalam penentuan tata ruang pada tapak. Sebagian besar data awal untuk proyek merupakan data sekunder yang di dapat
dari pihak Balai TNUK. Disamping itu dilakukan survei langsung ke lokasi tapak serta dilakukan juga studi pustaka untuk pengerjaan proyek ini.
4.2.2. Kondisi Umum TNUK
Kawasan Ujung Kulon dinyatakan sebagai calon Taman Nasional pada tahun 1982, dari fungsi awalnya sebagai Cagar Alam berdasarkan SK Menteri
Pertanian Nomor: 736KptsMentanX1982 tanggal 14 Oktober 1982 pada saat kongres III taman nasional sedunia di Bali. Kemudian, tahun 1992 kawasan Ujung
Kulon ditetapkan sebagai taman nasional dan pengelolaannya dibawah Balai Taman Nasional Ujung Kulon berdasarkan SK Menteri Kehutanan Nomor:
284Kpts-II1992 tanggal 26 Februari 1992 BTNUK, 2010. Taman Nasional Ujung Kulon bersama Cagar Alam Krakatau merupakan
aset nasional, dan telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Alam Dunia World Heritage oleh UNESCO pada tahun 1991. Untuk meningkatkan kemampuan
pengelolaan Taman Nasional Ujung Kulon sebagai Situs Warisan Alam Dunia, UNESCO telah memberikan dukungan pendanaan dan bantuan teknis. TNUK
merupakan perwakilan ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah yang tersisa dan terluas di Jawa Barat, serta merupakan habitat yang Ideal bagi kelangsungan
hidup satwa langka badak Jawa Rhinoceros sondaicus dan satwa langka lainnya. Terdapat tiga tipe ekosistem di taman nasional ini yaitu ekosistem perairan laut,
ekosistem rawa, dan ekosistem daratan BTNUK, 2010.
4.2.1.1. Batas Geografis dan Administratif
Secara geografis kawasan ini terletak antara 6q30’43”-6q52’17” LU dan 102q2’32”-105q37’37” BT. Secara administratif TNUK terletak di Kecamatan
Sumur dan Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. TNUK memiliki batas wilayah sebagai berikut BTNUK, 2010:
1. Sebelah Barat dan Utara, berbatasan dengan Selat Sunda dan Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang.
2. Sebelah Timur, berbatasan dengan Teluk Selamat Datang dan Kecamatan Cimanggu, Kab. Pandeglang.
3. Sebelah Selatan, berbatasan dengan Samudera Hindia. TNUK yang terdiri dari daratan dan perairan merupakan salah satu taman
nasional di Indonesia yang memiliki peranan penting dalam konservasi sumber daya alam dan ekosistemnya. TNUK merupakan hutan tropis dataran rendah
dengan luas wilayah 122.956 ha, yang terdiri dari 78.619 ha daratan dan 44.337 ha perairan laut. Ditetapkannya taman nasional ini bertujuan untuk pelestarian
sumber daya alam serta memberikan dukungan dalam kesejahteraan masyarakat setempat. Bagian-bagian penting dalam kawasan terbagi menjadi 5 wilayah yaitu,
Semenanjung Ujung Kulon, Gunung Honje, Pulau Handeleum, Pulau Pecang, dan Pulau Panaitan Gambar 5.
Sumber : BTNUK, 2010 Gambar 5. Peta Taman Nasional Ujung Kulon
4.2.1.2. Iklim
TNUK memiliki iklim tropis laut dengan curah hujan tahunan rata-rata 3.250 mm. Suhu dalam kawasan berkisar antara 25-30qC dengan kelembaban
antara 80-90. Bulan April-Oktober merupakan musim kering, khususnya Juli- Oktober. Musim hujan mulai dari Bulan November dan berakhir pada Bulan
Maret dengan rata-rata curah hujan 400 mm. Musim hujan terberat antara Bulan Desember-Januari dan disertai dengan angin kencang. Musim kemarau terjadi
pada Bulan Mei-September dengan curah hujan normal tiap bulan rataǦ rata tidak melebihi 100 mm BTNUK, 2010.
Pada musim angin barat antara Bulan Oktober hingga Bulan April angin bertiup kencang. Musim angin barat ini sering menyebabkan pohon tumbang dan
menyulitkan perjalan kapal karena ombak besar. Angin timur berlangsung selama Bulan Mei hingga Bulan September membuat perairan bagian utara Semenanjung
Ujung Kulon menjadi terang dan kurang berombak.
4.2.1.3. Flora dan Fauna