PATI JAGUNG TINJAUAN PUSTAKA

7 Kandungan lemak yang rendah disebabkan adanya proses degerminasi pemisahan lembaga pada saat proses penepungan. Lembaga merupakan bagian biji jagung yang kaya akan lemak sehingga akan menyebabkan tepung jagung cepat menjadi tengik bila tidak dipisahkan. Sebagian besar tepung jagung P-21 mengandung karbohidrat 86,18. Total pati jagung pada tepung jagung P-21 sebesar 66,56 dan sebagian besar merupakan amilopektin 43,52. Tabel 3. Hasil analisis proksimat dan kadar pati tepung jagung P-21 Komponen Kadar Air 5,46 Protein 6,32 Lemak 1,73 Abu 0,31 Karbohidrat 86,18 Amilosa 23,04 Amilopektin 43,52 Total pati 66,56 Sumber : Etikawati 2007 Warna kuning pada tepung jagung disebabkan oleh adanya pigmen xantofil yang terdapat pada biji jagung. Xantofil termasuk dalam pigmen karotenoid yang memiliki gugus hidroksil. Warna kuning tepung jagung tentunya akan berpengaruh terhadap mi yang dihasilkan. Lebih lanjut warna kuning pada tepung jagung juga memberikan karakteristik khas dari mi yang dihasilkan. Fadlillah 2005 menyatakan bahwa mi jagung yang berwarna kuning merupakan keunggulan mi jagung dibandingkan mi terigu karena tidak memerlukan lagi bahan tambahan pewarna untuk menghasilkan mi yang berwarna kuning.

B. PATI JAGUNG

Pati banyak terdapat pada tanaman sebagai cadangan karbohidrat, dan merupakan sumber karbohidrat utama bagi manusia. Secara alami, bentuk pati merupakan butiran-butiran kecil yang sering disebut granula. Secara mikroskopik, campuran molekul dalam granula pati berstruktur linier amilosa dan bercabang amilopektin yang membentuk lapisan-lapisan tipis berbentuk cincin atau lamela, dimana lamela tersebut tersusun terpusat mengelilingi titik awal yang disebut 8 hilus atau hilum. Letak hilum dalam granula pati ada yang di tengah dan ada yang di tepi. Granula pati dari golongan tanaman Graminae beras, jagung, dan gandum mempunyai hilum yang terletak di tengah, sedangkan granula pati pada kentang dan sagu mempunyai letak hilum di tepi. Granula pati dalam keadaan murni berwarna putih, mengkilat, tidak berbau, dan tidak berasa. Granula pati bervariasi bentuk dan ukurannya tergantung pada sumbernya. Beberapa jenis pati dengan ukuran dan bentuknya dapat dilihat pada Tabel 4 . Pati jagung biasa dan pati jagung berlilin waxyglutinous corn memiliki diameter berkisar antara 2–30 μm. Jagung yang tinggi amilosa high-amylose corn memiliki diameter berkisar antara 2-24 μm. Pati pada kentang, tapioka, dan gandum masing-masing memiliki diameter berkisar antara 5-100 μm, 4-35 μm, dan 2-55 μm Fennema, 1996. Granula pati memiliki struktur kristalin yang terdiri dari unit kristal dan unit amorf. Daerah kristalin pada kebanyakan pati tersusun atas fraksi amilopektin, sedangkan fraksi amilosa banyak terdapat pada daerah amorf. Tabel 4. Karakteristik granula pati Jenis pati Ukuran granula µm Bentuk granula Padi 3-8 Poligonal Gandum 20-35 Lentikular atau bulat Jagung 15 Polihedral atau bulat Sorgum 25 Bulat Rye 28 Lentikular atau bulat Barley 20-25 Bulat atau elips Sumber: Hoseney 1998 Pati komersial didapat dari biji–bijian seperti jagung, jagung tipe waxy, jagung dengan kandungan amilosa yang tinggi, gandum, dan berbagai jenis beras, serta dari batang dan umbi–umbian Fennema, 1996. Pati memiliki karakteristik tertentu berdasarkan bentuk, ukuran, distribusi ukuran, komposisi, dan kekristalan granulanya Belitz, dan Grosch, 1999. Pati tidak larut pada air dingin dan akan membentuk massa pasta yang padat dan keras apabila dicampur dengan air dingin. Pati jagung terdiri dari 73 amilopektin dan 27 amilosa. Namun demikian, terdapat varietas jagung yang tersusun seluruhnya 100 dari amilopektin yaitu jenis waxyglutinous corn. Sebaliknya, terdapat pula varietas 9 jagung yang mengandung amilosa dalam jumlah yang tinggi 50-75. Varietas tersebut dinamakan high-amylose corn Mauro et. al., 2003.

C. TEPUNG JAGUNG