27
IV. METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Yoyok Fish Farm yang terletak di Jl. Gunung Geulis, Desa Pasir Angin, Kecamatan Mega Mendung, Kabupaten Bogor,
Jawa Barat. Yoyok Fish Farm merupakan perusahaan yang bergerak di Usaha Budidaya Ikan Lele Sangkuriang yang diperoleh dari Balai Besar Pengembangan
Budidaya Air Tawar BBPBAT Sukabumi yang prospektif permintaannya tinggi terhadap ikan lele sangkuriang, perluasan lahan untuk pengembangan usaha, serta
perolehan informasi tentang data perusahaan yang terbuka membagi informasinya, sehingga penulis dengan mudah untuk melaksanakan penelitian. Pengambilan data
dilakukan selama tiga bulan yaitu pada bulan Februari 2011 sampai dengan April 2011.
4.2 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung melalui pengamatan dan
wawancara kepada Yoyok Fish Farm, UPR Binatular, pedagang pengumpul, BBPBAT Sukabumi, masyarakat sekitar usaha, dengan menyertakan daftar
pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya. Data sekunder diperoleh dari catatan-catatan, studi literatur berbagai buku
tentang lele, internet, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor dan Perpustakaan. Selain itu, dilakukan juga penelusuran melalui skripsi yang
melakukan penelitian sebelumnya yang dapat dijadikan sebagai bahan rujukan yang berhubungan dengan topik penelitian.
4.3 Metode Analisis Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus case study yang bertujuan memperoleh gambaran yang lebih mendalam dari suatu
objek yang diteliti. Metode analisis data dilakukan dengan cara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk mengetahui gambaran mengenai
aspek-aspek yang dikaji dalam analisis kelayakan usaha pembesaran ikan lele sangkuriang pada Yoyok Fish Farm yang dijelaskan secara deskriptif. Aspek-
28 aspek tersebut meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek
hukum, aspek sosial dan lingkungan. Dalam perolehan data kulitatif dilakukan melalui wawancara dengan panduan kuisioner kepada para responden yang terdiri
dari pihak-pihak yang terkait meliputi pemilik usaha dan manajemen Yoyok Fish Farm, pedagang pengumpul dan masyarakat sekitar usaha. Untuk melengkapi
bahan-bahan kajian penelitian, diperlukan data dan informasi yang diperoleh dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor, internet, buku-buku mengenai
lele, dan BBPBAT Sukabumi. Data kuantitatif meliputi biaya-biaya yang dikeluarkan dalam menjalankan
usaha pembesaran ikan lele sangkuriang Yoyok Fish Farm mencakup biaya investasi, biaya tetap dan biaya variabel serta penerimaan diperoleh dari hasil
penjualan ikan lele konsumsi. Data kuantitatif dikumpulkan, kemudian diolah dengan menggunakan komputer software microsoft excel yang akan ditampilkan
dalam bentuk tabulasi sehingga dapat dijelaskan secara deskriptif.
4.3.1 Analisis Aspek Pasar
Analisis aspek pasar dikaji dengan cara deskriptif untuk mengetahui berapa besar potensi pasar untuk masa yang akan datang. Untuk keperluan ini
perlu diketahui tingkat permintaan pasar pada masa lalu, sekarang dan masa yang akan datang. Analisis aspek pasar terdiri dari rencana prasarana output yang
dihasilkan oleh proyek dan rencana penyediaan input yang dibutuhkan untuk kelangsungan dan pelaksanaan proyek Gittinger 1986. Kriteria kelayakan pada
aspek pasar dikatakan layak apabila usaha pembesaran lele sangkuriang memiliki peluang pasar, artinya potensi permintaan lebih besar dari penawaran.
Keberhasilan dalam menjalankan usaha perlu adanya strategi pemasaran dan pengkajian aspek pasar dengan cermat. Hal yang dapat dipelajari bentuk pasar
yang dimasuki adalah seperti permintaan dimasa lalu dan sekarang, penawaran dimasa lalu dan sekarang dan strategi pemasaran.
4.3.2 Analisis Aspek Teknis
Analisis aspek teknis berhubungan dengan input proyek penyediaan dan produksi berupa barang-barang nyata dan jasa-jasa. Aspek teknis
berpengaruh terhadap kelancaran usaha terutama kelancaran proses produksi.
29 Aspek teknis dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai lokasi proyek,
besar skala operasiluas produksi, kriteria pemilihan mesin dan peralatan yang digunakan, proses produksi yang dilakukan dan jenis teknologi yang digunakan.
Pengkajian aspek teknis dalam studi kelayakan dimaksudkan untuk memberikan batasan garis besar parameter-parameter teknis yang berkaitan dengan
perwujudan fisik proyek. Aspek teknis memiliki pengaruh besar terhadap perkiraan biaya dan
jadwal kegiatan yang dilakukan nantinya, karena akan memberikan batasan- batasan lingkup proyek secara kuantitatif Soeharto 1999.
4.3.3 Analisis Aspek Manajemen
Aspek manajemen dikaji secara deskriptif untuk mengetahui sumberdaya manusia dalam menjalankan jenis-jenis pekerjaan pada usaha pembesaran ikan
lele sangkuriang. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam aspek tersebut diantaranya adalah bentuk badan usaha yang digunakan, struktur organisasi yang
berguna dalam menentukan garis kerja untuk mengatur pelaksanaan operasional kelompok tani serta sistem ketenagakerjaan yang diterapkan oleh pihak
manajemen.
4.3.4 Analisis Aspek Hukum
Aspek hukum dikaji secara deskriptif untuk mengetahui bentuk badan usaha yang digunakan, dan mempelajari jaminan-jaminan yang bisa disediakan
bila akan menggunakan sumber dana dan izin usaha.disamping hal tersebut aspek hukum dari suatu kegiatan bisnis pada saat menjalin kerjasama Networking
dengan pihak lain.
4.3.5 Analisis Aspek sosial
Analisis aspek sosial dan lingkungan dikaji secara deskriptif untuk mengetahui yang ditimbulkan oleh adanya kegiatan usaha pembesaran ikan lele
sangkuriang di Yoyok Fish Farm terhadap kondisi sosial dan lingkungan masyarakat sekitarnya maupun manfaat-manfaat yang timbul secara menyeluruh
dari usaha ini. Analisis aspek sosial, ekonomi dan lingkungan tersebut berfungsi untuk mengetahui dampak pada pencemaran lingkungan yang disebabkan bau
tidak sedap yang keluar dari usaha ini.
4.3.6 Analisis Aspek Finansial
Analisis finansial dikaji dengan kuantitatif melalui analisis biaya dan manfaat, analisis laba rugi, analisis kriteria investasi, yaitu meliputi net present
value NPV, internal rate return IRR, net benefit cost ratio Net BC, payback pariod PP, dan analisis sensitifitas. Analisis biaya manfaat dilakukan untuk
mengidentifikasi berbagai biaya yang dikeluarkan serta keseluruhan manfaat yang diterima selama usaha dijalankan. Dari hasil analisis biaya dan manfaat diolah
sehingga dapat menghasilkan analisis laba rugi. Analisis laba rugi akan menghasilkan komponen pajak yang merupakan
pengurangan dalam cashflow perusahaan. Setelah diketahui pajak maka dilakukan penyusunan cashflow sebagai dasar perhitungan kriteria investasi. Kriteria
investasi akan menunjukkan layak tidaknya usaha dari sisi finansial. Sehingga dapat menilai suatu kegiatan investasi usaha sensitif atau tidak terhadap
perubahan yang akan terjadi. 1 Net Present Value NPV
Net Present Value atau manfaat bersih adalah nilai sekarang dari arus pendapatan yang ditimbulkan oleh penanaman investasi. Nilai NPV dapat
dihitung dengan menggunakan rumus :
NPV =
∑
=
+ −
n t
t
i Ct
Bt 1
Dimana: Bt = Manfaat pada tahun t
Ct = Biaya pada tahun t n = Umur usaha
i = Suku bunga DR t = Tahun kegiatan bisnis
Dengan kriteria : NPV 0
maka secara finansial usaha layak untuk dilaksanakan karena manfaat yang diperoleh lebih besar dari biaya.
→
30
NPV 0 maka secara finansial usaha tersebut tidak layak untuk
dilaksanakan, karena manfaat yang diperoleh lebih kecil dari biaya atau cukup untuk menutup biaya yang dikeluarkan.
→
NPV = 0 maka secara finansial usaha tidak menguntungkan dan juga
tidak rugi, karena manfaat yang diperoleh hanya cukup untuk menutupi biaya yang dikeluarkan.
→
2 Net Benefit-Cost Ratio Net BC Ratio manfaat dan biaya diperoleh bila nilai sekarang arus manfaat dibagi
dengan nilai sekarang arus biaya. Net BC menunujukan tingkat tambahan manfaat pada setiap sebesar satu rupiah. Proyek layak dilaksanakan apabila nilai
Net BC lebih dari satu. Secara matematis Net Benefit-Cost Ratio dapat dirumuskan sebagai berikut :
Net BC =
∑ ∑
= =
= =
+ −
+ −
n t
t t
n t
t t
i Bt
Ct i
Ct Bt
1 1
----- −
− Ct
Bt Ct
Bt
Keterangan : Bt = Penerimaan benefit yang disebabkan adanya investasi pada tahun
ke-t Ct = Biaya tahunan yang disebabkan adanya investasi pada tahun ke-t
i = Tingkat suku bunga t = Umur proyek suatu usaha t = 1,2,3,....., n
t
i 1
1 +
= Discount Factor DF pada tahun ke-t Dengan kriteria :
Net BC 1 maka usaha layak dilaksanakan
→
Net BC 1 maka usaha tidak layak dilaksanakan
→
3 Internal Rate of Return IRR Internal Rate Return IRR adalah tingkat rata-rata keuntungan intern
tahunan yang dinyatakan dalam satuan persen. Jika diperoleh nilai IRR lebih besar 31
dari tingkat diskonto yang berlaku discount rate, maka proyek dinyatakan layak untuk dijalankan. Sebaliknya jika nilai IRR lebih kecil dari suku bunga yang
berlaku maka proyek tersebut tidak layak untuk dijalankan. Secara matematis IRR dapat dirumuskan sebagai berikut :
32 Keterangan :
i
’
= Tingkat suku bunga yang menghasilkan nilai NPV positif i
”
= Tingkat suku bunga yang menghasilkan NPV negatif
NPV
-
= NPV pada tingkat bunga i
’
NPV
+
= NPV pada tingkat bunga i
”
Kriteria yang berlaku : IRR
i ; maka usaha layak dilanjutkan IRR i ; maka usaha tidak layak dilanjutkan atau lebih baik dihentikan
4 Payback Period PP Payback Period atau masa pembayaran kembali adalah suatu jangka waktu
periode kembalinya keseluruhan jumlah investasi yang ditanamkan, dihitung mulai dari permulaan proyek sampai dengan arus netto produksi tambahan,
sehingga mencapai jumlah keseluruhan investasi modal yang ditanamkan dengan menggunakan aliran kas. Secara matematis payback period dapat dirumuskan
sebagai berikut :
PP =
Ab I
Keterangan:
PP = Jumlah waktu tahunperiode yang diperlukan untuk mengembalikan modal investasi.
I = Jumlah modal investasi. Ab = Hasil bersih per tahunperiode atau laba bersih rata-rata per tahun.
⎥ ⎦
⎤ ⎢
⎣ ⎡
− −
+ =
− +
i i
x NPV
NPV NPV
i IRR
−
33 5 Analisis nilai pengganti Switching Value Analysis
Switching value merupakan perhitungan untuk mengukur perubahan maximum dari perubahan merupakan perhitungan untuk mengukur perubahan
maximum dari perubahan suatu komponen inflow penurunan harga output, penurunan produksi atau perubahan komponen outflow peningkatan harga
inputpeningkatan biaya produksi yang masih dapat ditoleransi agar bisnis masih tetap layak Gittinger, 1986.
Pada perhitungan switching value perubahan yang terjadi pada dampak dari suatu keadaan yang berubah-ubah suatu komponen inflow penurunan harga
output, penurunan produksi atau perubahan komponen outflow peningkatan harga inputpeningkatan biaya produksi. Analisis sensitivitas dapat ditampilkan
ke dalam cashflow dapat berlaku untuk satu harga tertentu tanpa mempertimbangkan perubahan yang akan terjadi. Faktor perubahan harga input,
perubahan harga output dan tingkat produksi, sehingga menjadi parameter utama yang mempengaruhi perubahan dalam analisis kelayakan. Untuk perubahan
tersebut maka dilakukan dengan analisis sensitivitas dengan metode penghitungan switching value nilai pengganti. Metode ini digunakan untuk perubahan salah
satu atau lebih dari nilai variabel yang diangkap paling sensitif dalam suatu usaha.
34
V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Profil Perusahaan
Yoyok Fish Farm adalah usaha yang dikelola oleh Pak Yoyok yang merupakan usaha pembesaran lele sangkuriang dengan yang menggunakan kolam
terpal. Awal berdirinya usaha pembesaran lele sangkuriang yang dijalankannya pada tahun 2009. Yoyok Fish Farm merupakan usaha perseorangan dimana
pemilik usaha tidak terlibat langsung dalam pengelolaan pembesaran ikan lele sangkuriang. Pengelolaan usaha pembesaran ikan diserahkan kepada dua orang
yang bertindak sebagai Manajer dan Pengawas. Investasi awal pendirian usaha Yoyok Fish Farm berasal dari modal sendiri dari pemilik usaha yaitu Pak Yoyok
yang berperan sebagai penyedia dana. Usaha pembesaran lele sangkuriang yang dilakukan merupakan usaha
yang bersifat komersial, artinya tidak hanya untuk pemenuhan kebutuhan keluarga, tetapi diusahakan lebih untuk dipasarkan. Pak Yoyok selaku pemilik
usaha pembesaran lele sangkuriang Yoyok Fish Farm, terjun dalam usaha pembesaran lele sangkuriang karena tertarik untuk menjalankan usaha
pembesaran lele sangkuriang karena memiliki beberapa keunggulan yaitu; a. Resiko kematian lebih rendah karena sifat lele yang lebih kuat atau daya tahan
hidupnya yang tinggi. b. Proses siklus produksi lebih cepat karena sifat lele sangkuriang yang rakus
terhadap pakan sehingga pertumbuhannya lebih cepat. c. Cara dan teknis budidaya atau pemeliharaannya lebih mudah dan tidak
memerlukan ilmu dan keterampilan yang tinggi, pada penggunaan teknologi yang sederhana sudah mampu menjalankan usaha.
Pada pengusahaan pembesaran lele sangkuriang Yoyok Fish Farm mengaplikasikan penggunaan kolam terpal sebagai media atau wadah tempat
pemeliharaan pembesaran lele sangkuriang. Penggunaan kolam terpal sebagai media atau wadah pemeliharaan lele sangkuriang mempunyai beberapa kelebihan
dalam hal pemeliharaan pembesaran lele sangkuriang. Adapun kelebihan
penggunaan kolam terpal menurut Pak Yoyok lebih praktis dalam berbudidaya
lele sangkuriang karena air tidak mudah surut, pergantian air lebih mudah, dan panen tidak sulit.
5.2 Lokasi Usaha
Untuk lokasi pengusahaan pembesaran lele sangkuriang Yoyok Fish Farm terletak di Jl. Gunung Geulis, Desa Pasir Angin, Kecamatan Mega Mendung,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Dalam pendirian usaha pembesaran lele sangkuriang Yoyok Fish Farm, pemilihan lokasi dilakukan dengan pertimbangan
sumber pasokan air yang memadai, suhu udara yang sesuai untuk pembesaran lele sangkuriang, dekat dengan pasar, dan akses mengenai fasilitas sarana dan
prasarana umum yang mendukung.
Lokasi
Gambar 2. Lokasi Usaha Pembesaran Lele Sangkuriang Yoyok Fish Farm
5.3 Fasilitas Pembesaran Lele Sangkuriang Yoyok Fish Farm