nyaman dan tenang berada di wisata waduk ini. Kesejukan udara ini menjadi daya tarik wisatawan yang ingin menghirup udara bersih dan segar.
a3. Letak yang strategis Lokasi wisata Waduk Selorejo dilalu oleh jalur yang menghubungkan Kota
Malang ke Kediri, Jombang dan Blitar. Jalur ini memudahkan orang yang ingin menuju kota-kota tersebut dapat singgah terlebih dahulu ke wisata Waduk Selorejo
untuk menikmati pemandangan yang indah dan membeli makanan serta cinderamata khas daerah Ngantang.
a4. Dikelola Perum Jasa Tirta I Waduk Selorejo merupakan bagian dari Perum Jasa Tirta I yang dikelola
oleh divisi Jasa ASA III Jasa Air dan Sumber Air dan sub PATA Pariwisata. Divisi Jasa ASA bertugas untuk mengelola perairan waduk, sedangkan PATA
bertugas untuk mengelola kawasan wisata. Dengan adanya pengelola yang terkoordinasi dengan baik diharapkan menjadi kekuatan untuk memanfaatkan waduk
secara lestari dan berkelanjutan a5. Daerah penghasil durian khas Ngantang
Kecamatan Ngantang memiliki keunikan tersendiri yakni dikenal sebagai daerah penghasil durian bajul. Durian ini memiliki kekhasan kulit buah berwarna
jingga dengan ukuran buah durian kecil tetapi memiliki daging buah yang tebal dan manis. Hal ini merupakan kekuatan yang dapat menjadi daya tarik wisatawan.
b. Kelemahan Weakness
b1.
Pengelolaan kebersihan di kawasan wisata kurang baik Tingkat kebersihan di kawasan Waduk Selorejo masih kurang. Sampah
plastik pembungkus makanan berserakan di sekitar waduk. Hal ini mengakibatkan pemandangan kurang indah dilihat. Sampah yang berserakan di sekitar waduk akibat
dari kurangnya fasilitas bak sampah yang disediakan oleh pihak pengelola serta kurangnya kesadaran pengunjung untuk menyimpan sampah dan mengumpulkannya
untuk dibuang di tempatnya. b2. Menurunnya sumberdaya ikan
Menurut Bapak Supriono selaku pegawai Perum Jasa Tirta I Sub Divisi ASA III menjelaskan bahwa pada tahun 2008 perusahaan menebar benih ikan mujair
Oreochromis mossambicus dan ikan tombro Cyprinus carpio sebanyak 100.000 ekor. Tujuan dari restocking tebar benih adalah untuk menjaga populasi ikan agar
tidak punah selain dilakukan pemantauan kualitas air. Namun, pada saat penelitian ini dilakukan tahun 2010 produksi ikan hasil tangkapan nelayan maupun hasil dari
memancing yang dilakukan oleh wisatawan tidak banyak. Wisatawan rata-rata memperoleh 3-5 ekor ikan dengan ukuran ikan yang
kecil. Wisatawan mengeluhkan kondisi ini karena jika dibandingkan dengan awal tahun 2000 hasil dari kegiatan memancing yang dilakukan oleh wisatawan dapat
mencapai lebih dari 10 ekor ikan. Penurunan hasil tangkapan ini disebabkan oleh alat tangkap yang digunakan oleh nelayan adalah jala lempar dengan ukuran mata
jaring yang kecil sehingga banyak ikan yang masih juvenil ikut terjaring. b3. Kurangnya pengelolaan pengendalian gulma eceng gondok
Di daerah wisata populasi eceng gondok tumbuh di tepian waduk hingga mencapai sepuluh meter ke arah tengah waduk. Hal ini sangat mengganggu aktivitas
wisata perahu karena perahu sulit untuk parkir ke tepi waduk dan aktivitas memancing yang sulit karena kail pancing sering kali tersangkut perakaran eceng
gondok. Selain itu, nilai keindahan waduk menjadi berkurang karena tumbuhnya eceng gondok di tengah waduk yang cukup banyak. Gangguan eceng gondok terjadi
hampir setiap tahun di saat musim hujan. Aliran air dari sawah-sawah sekitar yang mengalir ke waduk membawa bibit eceng gondok yang jumlahnya terus meningkat.
Terdapat lima orang yang bertugas membersihkan eceng gondok. b4. Keamanan wisata kurang di obyek wisata perahu
Keamanan wisatawan merupakan hal yang penting untuk diperhatikan oleh pengelola. Dari data yang diperoleh, kedalaman waduk mencapai 40 m. Kedalaman
ini cukup membahayakan bagi wisatawan jika tidak dilengkapi dengan alat pengaman. Dari pengamatan di lapangan, pada obyek wisata perahu, penumpang
maupun nahkoda perahu tidak dilengkapi dengan pengaman seperti life jacket. Hal ini harus menjadi perhatian dari pihak pengelola agar dapat meminimalisir hal-hal
yang tidak diinginkan seperti kecelakaan ketika wisatawan sedang berperahu.
b
5. Prasarana di kawasan wisata kurang memadai Kurangnya fasilitas penunjang di dalam kawasan wisata dapat mengurangi
kenyamanan pengunjung. Beberapa fasilitas yang kurang memadai adalah bak
sampah dan tempat ibadah. Dari pengamatan yang dilakukan di lapang, ditemukan dua bak sampah permanen yang dapat digunakan untuk membuang sampah dan tiga
yang lainnya dalam kondisi rusak. Terdapat satu tempat ibadah berupa mushola di dalam kawasan wisata dengan ukuran 5x4 m. Pada waktu hari libur pengunjung
wisata ini cukup banyak. Tetapi, mushola kecil ini tidak dapat menampung banyak orang untuk melakukan ibadah sholat dalam satu waktu.
c. Peluang Opportunities