Parameter fisika a1. Suhu

Tabel 9. Kualitas air Waduk Selorejo Parameter Baku Mutu Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Fisika Suhu C ±3 28,5 24,7 24,8 Kecerahan m Tidak Tercantum 0,6 0,8 0,7 Bau Tidak Tercantum Tidak Berbau Tidak Berbau Tidak Berbau Warna Tidak Tercantum Kehijauan Kehijauan Kehijauan Kimia pH 6-9 7,3 7,5 8,5 DOmgl 4 6,9 5,8 7,2 BODmgl 3 9,4 2,75 4,05 Nitrit mgl 0,06 0,08 0,033 0,041 Nitrat mgl 10 0,542 0,473 0,589 Total Phosphat mgl 0,2 0,317 0,255 0,241 Keterangan: Batas maksimum yang diperbolehkan pada baku mutu berdasarkan PP No. 82 tahun 2001 kelas II Batas minimum yang diperbolehkan pada baku mutu berdasarkan PP No. 82 tahun 2001 kelas II Sumber: Data primer 2010

a. Parameter fisika a1. Suhu

Suhu merupakan salah satu faktor fisika yang sangat penting bagi kehidupan organisme atau biota perairan. Kaidah umum menyebutkan bahwa reaksi kimia dan biologi air proses fisiologis akan meningkat 2 kali lipat pada setiap kenaikan temperatur 10 C. Selain itu, suhu juga berpengaruh terhadap penyebaran dan komposisi organisme. Suhu perairan Waduk Selorejo dari hasil pengukuran berkisar 24,7 -28,5 C. Hasil pengukuran ini memenuhi kisaran suhu yang baik bagi kehidupan organisme perairan yaitu antara 20 -30 C Effendi 2003. a2. Kecerahan Kecerahan merupakan ukuran transparansi perairan dan penentuannya dapat dilakukan secara visual dengan menggunakan kepingan secchi disk. Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, waktu pengukuran, kekeruhan, padatan tersuspensi serta ketelitian orang yang melakukan pengukuran. Kecerahan di perairan Waduk Selorejo selama penelitian berkisar antara 0,6 m - 0,8 m. Kecerahan tertinggi terdapat di stasiun 2 sebesar 0,8 m. Tingginya kecerahan di stasiun 2 ini dikarenakan kondisi perairannya cukup tenang sehingga kemampuan cahaya matahari yang masuk dalam perairan lebih banyak. Kecerahan terendah terdapat di stasiun 1 yang merupakan inlet, karena adanya berbagai masukan menjadikan kondisi perairan ini agak keruh. a3. Bau Bau dipengaruhi oleh keberadaan bahan organik dan anorganik perairan yang berasal dari limbah domestik, limbah pertanian dan budidaya sehingga bau sangat berpengaruh dalam penentuan suatu perairan sebagai tempat rekreasi dan keindahan estetika. Berdasarkan hasil observasi lapang selama penelitian bahwa Waduk Selorejo pada ketiga stasiun tidak berbau. a4. Warna Pada umumnya warna perairan dikelompokkan menjadi warna sesungguhnya dan warna tampak. Menurut Effendi 2003 warna sesungguhnya dari perairan adalah warna yang hanya disebabkan oleh bahan-bahan terlarut, sedangkan warna tampak adalah warna yang tidak hanya disebabkan oleh bahan terlarut, tetapi juga oleh bahan tersuspensi. Warna perairan timbul disebabkan oleh bahan organik dan anorganik, keberadaan plankton, humus dan ion-ion logam seperti besi dan mangan. Warna perairan Waduk Selorejo dari ketiga stasiun yang diamati secara visual berdasarkan indera penglihatan berwarna kehijauan. Warna kehijauan ini disebabkan oleh keberadaan fitoplankton yang melimpah. b. Paramter kimia b1. pH Derajat keasaman pH air merupakan sifat kimia yang berperan dalam menentukan kualitas air dalam kehidupan organisme perairan. Menurut Effendi 2003 sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap perubahan pH dan menyukai nilai pH sekitar 7-8,5. Berdasarkan hasil penelitian pH di Waduk Selorejo berkisar antara 7,3-8,5 yang berarti masih berada dalam kisaran baku mutu peruntukkan sarana rekreasi air dan perikanan menurut PP No.82 tahun 2001 kelas II. b2. Kelarutan oksigen Dissolve OxygenDO Kelarutan oksigen dalam perairan merupakan faktor penting sebagai pengatur metabolisme tubuh organisme untuk tumbuh dan berkembangbiak. Keberadaan oksigen terlarut dalam perairan sangat dipengaruhi oleh suhu, salinitas, turbulensi air dan tekanan atmosfer. Kadar oksigen berkurang dengan semakin meningkatnya suhu, ketinggian dan berkurangnya tekanan atmosfer Jeffries and mills 1996 in Effendi 2003. Oksigen terlarut hasil pengukuran di ketiga stasiun adalah berkisar 5,8-8,5 mgl. Kisaran ini memenuhi baku mutu air PP No.82 tahun 2001 kelas II. Dengan demikian kisaran oksigen terlarut di Waduk Selorejo menunjukkan bahwa perairan tersebut masih aman bagi perkembangan dan kelangsungan hidup ikan dan perairan organisme akuatik. Effendi 2003 menyatakan bahwa hampir semua organisme akuatik menyukai kondisi air yang mempunyai kadar oksigen terlarut 5 mgl. b3. Kebutuhan Oksigen Biokimiawi Biochemichal Oxygen DemandBOD BOD merupakan gambaran kadar bahan organik yaitu jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroba aerob untuk mengoksidasi bahan organik menjadi karbondioksida dan air Davis and Cornwell 1991 in Effendi 2003. Parameter BOD secara umum banyak dipakai untuk menentukan tingkat pencemaran air. Perairan dengan nilai BOD tinggi mengindikasikan bahwa air tersebut tercemar oleh bahan organik. Berdasarkan hasil pengukuran, nilai BOD di ketiga stasiun berkisar 2,75-9,4 mgl. Nilai BOD tertinggi 9,4 mgl terdapat pada stasiun 1 yaitu inlet dari Sungai Konto. Hal ini disebabkan adanya berbagai masukan limbah domestik masyarakat sekitar berupa kotoran sapi. Pada umumnya masyarakat sekitar waduk adalah peternak sapi sehingga buangan kotoran sapi masuk ke aliran sungai yang bermuara di waduk. BOD stasiun 1 dan stasiun 3 nilainya sudah melebihi baku mutu air berdasarkan PP No. 28 tahun 2001. Menurut Lee et al. 1978 kisaran nilai BOD 5,1-14,9 mgl termasuk dalam kategori tercemar sedang. Hal ini menunjukkan bahwa nilai tertinggi dari hasil pengukuran, perairan Waduk Selorejo tercemar sedang. b4. Nitrit-nitrogen NO 2 -N Nitrit merupakan hasil metabolisme dari nitrogen. Nitrit merupakan bentuk peralihan intermediate antara amonia dan nitrat nitrifikasi dan antara nitrat dan gas oksigen denitrifikasi. Denitrifikasi tersebut berlangsung pada kondisi aerob Effendi 2003. Berdasarkan hasil penelitian, kandungan nitrit ketiga stasiun berkisar antara 0,041-0.08 mgl. Kandungan nitrit yang melebihi baku mutu berdasar PP no.28 tahun 2001 kelas II terdapat di daerah inlet. Hal ini disebabkan limbah domestik berupa kotoran sapi dari ternak warga yang mengalir dari Sungai Konto. b5. Nitrat-nitrogen NO 3 -N Nitrat merupakan salah satu senyawa kimia yang sering ditemukan di alam seperti pada tanaman dan air. Nitrat nitrogen sangat mudah larut dalam air dan memiliki sifat yang relatif stabil. Nitrat berasal dari amonium yang masuk ke dalam perairan terutama melalui limbah domestik. Senyawa ini dihasilkan dari proses oksidasi yang sempurna di perairan. Bakteri nitrosomonas akan mengoksidasi amonium menjadi nitrit dan akhirnya menjadi nitrat. Proses oksidasi tersebut menyebabkan konsentrasi oksigen terlarut semakin berkurang. Waduk Selorejo memiliki kandungan nitrat antara 0,4733-0,589 mgl. Dari hasil pengukuran tersebut diketahui bahwa kandungan nitrat tidak melebihi baku mutu air berdasarkan PP No.28 tahun 2001 kelas II yakni tidak melebihi 10 mgl. b6. Total fosfat Total fosfat menggambarkan jumlah total fosfor, baik berupa partikulat maupun terlarut, anorganik maupun organik. Fosfor organik biasanya disebut soluble reactive phosphours, misalnya ortofosfat. Fosfor organik banyak terdapat pada perairan yang banyak mengandung bahan organik. Oleh karena itu, pada perairan yang memiliki kadar bahan organik tinggi sebaiknya ditentukan juga kadar fosfor total, di samping ortofosfat Mackereth et al. 1989 in Effendi, 2003. Hasil pengukuran total fofat Waduk Selorejo berkisar antara 0,241-0,317 mgl. Hasil ini sudah melebihi baku mutu air berdasarkan PP No.28 tahun 2001 kelas II. Kandungan fosfat yang terdapat di perairan waduk diduga berasal dari adanya limbah domestik serta hanyutan pupuk dari daerah pertanian yang ada di sekitar waduk.

c. Parameter biologi