Prediksi waktu yang dibutuhkan dan waktu yang disediakan oleh pengelola untuk setiap kegiatan wisata waduk, memiliki periode yang berbeda Tabel 4.
Tabel 4. Prediksi waktu yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan wisata air tawar
No Kegiatan
Waktu yang dibutuhkan Wp-jam
Total waktu 1 hari Wt-jam
1 Berkemah
24 24
2 Perahu
0.5 8
3 Memancing
4 8
4 Duduk santai
2 8
5 Outbound
4 8
6 Berenang
1 8
Sumber: Yulianda 2010
3.5.4. Analisis SWOT
Rangkuti 2005 menyatakan bahwa analisis SWOT Strength, Weaknes,
Opportunity, Threat merupakan identifikasi berbagai faktor secara sistematik untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini dipergunakan untuk mengetahui atau melihat kondisi sebuah objek wisata secara sistematik berdasarkan faktor-faktor
kekuatan Strength, kelemahan Weakness yang merupakan faktor internal juga kesempatan Opportunity dan ancaman Threat yang merupakan faktor eksternal
yang dihadapi. Strategi yang efektif diasumsikan dapat tercapai dengan memaksimalkan kekuatan yang dimiliki dan kesempatan yang ada serta
meminimalkan kelemahan yang dimiliki dan ancaman yang dihadapi. Analisa data secara kualitatif dilakukan terhadap faktor-faktor internal dan eksternal dan secara
kuantitatif pembobotan dan pemberian rating digunakan dalam metode analisa ini. Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis SWOT adalah :
a. Identifikasi faktor internal dan eksternal Internal Factor Evaluation IFE adalah untuk mengetahui sejauh mana
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki dengan mendaftarkan semua kekuatan dan kelemahan. Alat yang digunakan untuk menganalisa faktor internal yaitu matriks
IFE yang meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama juga memberikan dasar untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan antara area-
α
i
=
n
i
Xi Xi
1
area tersebut David 2006 dalam Nancy 2007. Eksternal factor Evaluation EFE adalah untuk mengetahui sejauh mana ancaman dan peluang yang dimiliki dengan
cara mendaftarkan semua ancaman dan peluang. Matriks EFE digunakan untuk menganalisis faktor eksternal yang merangkum dan mengevaluasi hal-hal yang
mempengaruhi dari luar. Hasil dari identifikasi kedua faktor-faktor tersebut selanjutnya akan diberikan bobot dan peringkat rating.
b. Penentuan bobot setiap variabel Pemberian nilaibobot dan rating dilakukan secara subjektif kepada setiap
unsur SWOT Tabel 5. Metode tersebut digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor penentu internal dan eksternal. Bobot setiap faktor
internal dan eksternal ditentukan dengan metode Paired Comparison Kinnear 1991 dalam Pudjiwaskito 2005:
1= jika indikator faktor horizontal kurang penting daripada indikator faktor vertikal 2= jika indikator faktor horizontal sama penting daripada indikator faktor vertikal
3= jika indikator faktor horizontal lebih penting daripada indikator faktor vertikal 4= jika indikator faktor horizontal sangat penting daripada indikator faktor vertikal
Tabel 5. Penilaian bobot faktor strategis internaleksternal
Faktor Strategis InternalEksternal
A B
C ...
Total Bobot
A X
1
α
1
B X
2
α
2
C X
3
α
3
... X
4
α
4
Total
n
Σ Xi
i=1 n
Σ α
i
i=1
Sumber : David 2002 in Pudjiwaskito, 2005
Bobot setiap faktor diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan faktor dengan menggunakan persamaan
Kinnear,1991 dalam Pudjiwaskito, 2005:
Keterangan :
α
i
: bobot faktor ke-i Xi
: nilai faktor ke-i i
: 1,2,3,...., n n
: jumlah faktor c. Penentuan peringkat rating
Peringkat rating ditentukan untuk mengukur pengaruh masing-masing variabel terhadap masing-masing faktor strategis yang dimiliki objek wisata dengan
skala nilai 1-4. Skala peringkat rating yang digunakan untuk matriks Internal Factor Evaluation IFE yaitu:
- Faktor kekuatan 1 = kekuatan yang kecil
2 = kekuatan yang sedang 3 = kekuatan yang besar
4 = kekuatan yang sangat besar - Faktor kelemahan
1 = kelemahan yang sangat berarti 2 = kelemahan yang cukup berarti
3 = kelemahan yang kurang berarti 4 = kelemahan yang tidak berarti
Skala peringkat rating yang digunakan untuk matriks Eksternal Factor Evaluation EFE yaitu:
- Faktor Peluang 1 = Peluang rendah respon kurang
2 = Peluang sedang respon rata-rata 3 = Peluang tinggi respon di atas rata-rata
4 = Peluang sangat tinggi respon superor - Faktor Ancaman
1 = Ancaman yang sangat besar 2 = Ancaman yang besar
3 = Ancaman sedang Langkah selanjutnya peringkat dari faktor-faktor tersebut dikalikan bobot
masing-masing kemudian hasil kali tersebut dijumlahkan secara vertikal untuk
memperoleh nilai total pembobotan seperti yang tercantum pada matriks IFEEFE tabel 6.
Tabel 6. Matriks Internal Factor Evaluation IFE External Factor Evaluation EFE.
Faktor Strategis InternalEksternal
Bobot Rating
Nilai KekuatanPeluang
1. 2.
...
Sub Total KelemahanAncaman
1. 2.
...
Sub Total Total
Sumber : Rangkuti 2005
d. Menyusun analisis strategi dengan menggunakan matriks Martiks SWOT Matriks SWOT dibuat berdasarkan matriks IFE dan EFE, bertujuan untuk
melihat dan membuat strategi yang tepat untuk diterapkan Tabel 7.
Tabel 7. Matriks SWOT
Faktor Internal Faktor Eksternal
Kekuatan S Kelemahan W
Peluang O
Strategi SO Strategi WO
Menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
Memanfaatkan peluang untuk mengatasi kelemahan yang ada
Ancaman T
Strategi ST Strategi WT
Menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman
Meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
Sumber : Rangkuti 2005
e. Pembuatan tabel rangking alternatif strategi Penentuan prioritas strategi pengelolaan dilakukan dengan memperhatikan
faktor-faktor yang saling terkait. Rangking prioritas strategi ditentukan berdasarkan urutan jumlah skor terbesar sampai terkecil dari semua strategi yang ada Tabel 8.
Tabel 8. Perangkingan alternatif strategi berdasarkan matriks SWOT
Alternatif strategi
Keterkaitan dengan unsur SWOT Jumlah skor nilai
Rangking SO1
SO2 Son
WO1 WO2
Won ST1
ST2 STn
WT1 WT2
STn Sumber: Rangkuti 2005
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Keadaan Umum Waduk Selorejo
Waduk Selorejo terletak ±50 km sebelah barat Kota Malang, tepatnya di Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang. Terletak pada koordinat 7
50’ – 7 53’ LS
dan 112 18’ – 112
20’BT pada ketinggian ±637 m di atas permukaan laut PJT I
2010. Adapun batas-batas wilayah Waduk Selorejo adalah sebagai berikut:
Utara : Desa Sumberagung dan Desa Kaumrejo, Selatan : Desa Pandansari,
Barat : Desa Ngantang, Timur : Desa Mulyorejo.
Latar belakang didirikannya Waduk Selorejo ini adalah untuk memenuhi kebutuhan air irigasi khususnya untuk penduduk sekitar Kota Mendalan, Pare dan
Jombang yang sebelumnya menggantungkan kebutuhan air pada air hujan saja, adanya banjir akibat luapan Sungai Konto di wilayah Pare dan Jombang, dan
kebutuhan listrik yang semakin meningkat. Waduk Selorejo dalam pasokan airnya diperoleh dari tiga sungai besar, yaitu
Sungai Konto, Sungai Kwayangan dan Sungai Pinjal. Luas waduk ±400 ha dengan kedalaman 40 m. Kapasitas penampung efektif sebesar 41.510.000 m
3
. Tinggi waduk 46 m dengan fluktuasi tinggi air antara 10 m sampai 20 m. Debit air masuk
rata-rata 11 m
3
det. Waduk ini mempunyai tebing-tebing, perairan yang agak landai dan bentuknya berlekuk-lekuk. Di sekitar waduk terdapat berbagai macam aktivitas
diantaranya; persawahan dan ladang, hutan, pemukiman penduduk serta tempat rekreasi PJT I, 2010.
Pembangunan Waduk Selorejo dilaksanakan dari tahun 1963 sampai tahun 1970. Pelaksana pembangunan pada awalnya adalah P.N Waskita Karya dibawah
Direktorat Pengairan Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik dengan supervisi dari dinas Pengairan Provinsi Jawa Timur, kemudian pada tahun 1965
dilanjutkan oleh Badan Penyelenggara Proyek Induk Serbaguna Brantas BAPPRO BRANTAS. Untuk pembangunan PLTA diselesaikan pada tahun 1972.
Waduk Selorejo diresmikan pada tanggal 22 Desember 1970 oleh Presiden RI Jenderal TNI Soeharto. Sedangkan peresmian berfungsinya PLTA pada tanggal