B. Pengungkapan Diri B. 1. Pengertian Pengungkapan Diri
Individu yang kesepian menunjukkan reaksi yang negatif terhadap keterbukaan dalam suatu hubungan Rotenberg dalam Baron Bryne, 2000 dan
kemampuan interpersonal yang buruk akan semakin menghambat individu untuk dapat menampilkan dirinya B. Bell, dalam Baron Bryne, 2000.
Individu yang merasa kesepian cenderung menjadi orang yang pemalu, memiliki kontrol diri yang besar, tertutup, tidak asertif, dan memiliki harga diri
yang rendah Jones et. al, dalam Saks Krupat, 1988. Karakteristik ini membatasi kesempatan individu untuk membentuk suatu hubungan dan
berkontribusi terhadap ketidakpuasan dalam interaksi Peplau Perlman dalam Saks Krupat, 1988. Bila dibandingkan dengan individu yang tidak kesepian,
individu yang kesepian memiliki tingkat stress yang lebih tinggi dalam merespon sesuatu dan menilai dirinya sebagai orang yang tidak mampu mewujudkan apa
yang dituntutnya dari dirinya sendiri Hawkley et. al, 2003.
II. B. Pengungkapan Diri II. B. 1. Pengertian Pengungkapan Diri
Johnson dalam Supratiknya, 1995 mendefinisikan pengungkapan diri sebagai pengungkapan reaksi atau tanggapan individu terhadap situasi yang
sedang individu hadapi serta memberikan informasi tentang masa lalu yang sesuai atau yang berguna untuk memahami tanggapan individu di masa kini tersebut.
Lebih lanjut, Johnson juga mengemukakan bahwa pengungkapan diri berarti membagikan kepada orang lain perasaan individu terhadap sesuatu yang telah
dikatakan atau dilakukan orang lain tersebut, atau perasaan individu terhadap kejadian-kejadian yang baru disaksikannya.
Universitas Sumatera Utara
Johnson dalam Supratiknya, 1995 menambahkan, pengungkapan diri memiliki dua sisi, yaitu bersikap terbuka kepada orang lain dan bersikap terbuka
bagi orang lain. Bersikap terbuka kepada orang lain artinya individu bersedia mengungkapkan gagasan dan perasaannya untuk diketahui oleh orang lain
sedangkan bersikap terbuka bagi orang lain artinya individu dapat menunjukkan bahwa dirinya memiliki perhatian terhadap gagasan dan perasaan orang lain.
Pendapat Johnson ini dapat dijelaskan dalam prinsip timbal balik pengungkapan diri yang dikemukakan oleh Irwin Altman dan Dalmas Taylor dalam Feldman,
1995 yang mengatakan bahwa pengungkapan diri individu biasanya membuat orang lain sebagai lawan bicara ingin mengungkapkan diri juga dalam tingkatan
yang sama. Altman dan Taylor dalam Taylor, Peplau, Sears, 2002 mengemukakan
suatu model untuk menjelaskan bagaimana pengungkapan diri berpengaruh terhadap perkembangan suatu hubungan. Model ini dinamakan penetrasi sosial.
Penetrasi sosial memiliki dua dimensi yaitu, kedalaman dan keluasan. Sejalan dengan perkembangan suatu hubungan mulai dari yang dangkal sampai yang
sangat akrab, semakin akrab suatu hubungan memperlihatkan tingkat pengungkapan diri yang semakin besar dalam hal kedalaman dan keluasan topik.
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa tingkat pengungkapan diri dalam suatu hubungan dapat mengindikasikan bagaimana kondisi hubungan tersebut.
Taylor, Peplau, Sears 2002 menyatakan bahwa pengungkapan diri merupakan suatu bentuk percakapan dimana individu membagi informasi dan
perasaan yang bersifat intim tentang dirinya kepada orang lain. Pengungkapan diri terbagi atas dua jenis, yaitu deskritif dan evaluatif. Pengungkapan diri yang
Universitas Sumatera Utara
bersifat deskritif artinya individu mengungkapkan fakta tentang dirinya yang mungkin belum diketahui oleh lawan bicara seperti: pekerjaan, tempat tinggal,
agama, umur. Pengungkapan diri yang bersifat evaluatif artinya individu mengungkapkan pendapat atau perasaan pribadinya seperti: kecemasan terhadap
ujian, mengapa individu membenci pekerjaannya. Topik-topik dalam pengungkapan diri dapat berupa informasi, perilaku, sikap, perasaan, keinginan,
motivasi, serta ide yang sesuai dan terdapat dalam diri individu yang bersangkutan Dayakisni Hudaniah, 2003.
Devito 1986 mendefinisikan pengungkapan diri sebagai salah satu tipe komunikasi dimana informasi tentang diri yang rahasia diberitahukan kepada
orang lain dan orang lain akhirnya dapat mengerti informasi tersebut. Menurut Devito, informasi yang diberitahukan baru dapat dikatakan sebagai pengungkapan
diri bila pendengar memang tidak mengetahui informasi tersebut sebelumnya. Hendrick Hendrick 1992 menyatakan pengungkapan diri berarti
memberitahu pasangan tentang pikiran dan perasaan individu untuk menciptakan keterbukaan dalam hubungan pernikahan.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengungkapan diri adalah individu memberitahukan pikiran, perasaan, dan informasi dirinya kepada
pasangan sebagai reaksi individu terhadap situasi yang dihadapinya.