II. B. 7 Bahaya Pengungkapan Diri
Risiko-risiko yang mungkin terjadi dalam pengungkapan diri Devito, 1986:
1. Penolakan pribadi dan sosial
Individu biasanya mengungkapkan diri pada seseorang yang individu percaya atau yang bersikap mendukung pengungkapan dirinya. Saat individu
mengungkapkan diri, ada kemungkinan individu mengalami penolakan. 2.
Kerugian material Pengungkapan diri dapat menyebabkan kerugian material. Contohnya, seorang
guru yang mengungkapkan bahwa ia pernah bertindak tidak senonoh pada muridnya mungkin akan dijauhi rekan-rekannya.
3. Kesulitan intrapribadi
Bila reaksi orang lain tidak seperti yang individu perkirakan dapat terjadi kesulitan intrapribadi. Apabila individu ditolak dan bukan didukung, individu
harus memikirkan reaksi terhadap penolakan tersebut. Sebagian individu dapat bangkit dari akibat penolakan, namun ada juga individu yang terus menerus
memikirkan penolakan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
II. C. Hubungan antara Pengungkapan Diri terhadap Pasangan dengan Kesepian pada Individu yang Menikah
Pernikahan adalah komitmen bersama antara dua individu yang dibuat untuk diakui oleh masyarakat atau individu lain sebagai suatu kesatuan yang
stabil, pasangan suami isteri, dan keluarga Corsini, 2002. Pernikahan merupakan ikatan yang bersifat permanen sehingga hubungan
suami isteri perlu dipertahankan, dipelihara, dan dikembangkan. Pasangan memerlukan kesiapan untuk terus menerus berupaya mewujudkan pernikahan
sebagai suatu pengalaman yang menyenangkan Gunarsa, 2002. Pasangan suami isteri akan menghadapi berbagai masalah dalam
memelihara hubungan. Masalah dalam pernikahan merupakan konsekuensi yang tidak dapat dihindarkan. Setiap individu memiliki pengalaman-pengalaman,
memori, dan cara bertingkah laku dimasa lalu yang akan mempengaruhi cara individu memandang dan menyelesaikan masalah. Oleh karena itu, pasangan
suami isteri perlu mengungkapkan diri untuk mencari titik temu sehingga permasalahan dapat diselesaikan Sadarjoen, 2005.
Pengungkapan diri berarti individu memberitahu pasangan tentang pikiran dan perasaannya untuk menciptakan keterbukaan dalam hubungan pernikahan
Hendrick Hendrick, 1992. Semakin baik suatu hubungan maka individu semakin terbuka untuk mengungkapkan dirinya sehingga semakin benar persepsi
individu tentang pasangan dan tentang dirinya Jalaludin, 2003. Proses timbal balik menjadi hal yang penting dalam pengungkapan diri.
Individu akan lebih menyukai pasangan yang mampu mengungkapkan diri dan mau menerima pengungkapan diri individu Sears, Freedman, Peplau, 1999.
Universitas Sumatera Utara
Pengungkapan diri yang mendapat respon positif berupa simpati dari pasangan membuat individu merasa dimengerti, diakui, dan dipedulikan oleh pasangan.
Dalam keadaan seperti ini, pengungkapan diri membuat individu dan pasangan dapat semakin saling mengenal serta memiliki kesempatan untuk membentuk
keakraban yang diharapkan Taylor, Sears, Peplau, 2002. Individu yang merasa tidak mendapat dukungan saat melakukan
pengungkapan diri akan cenderung membatasi perilaku pengungkapan dirinya Devito, 1986. Kondisi ini juga dapat membuat pola pengungkapan diri semakin
memburuk yang ditandai dengan adanya penurunan dalam keluasan dan kedalaman pengungkapan diri Baxter dalam Weiten Lloyd, 2006.
Hambatan yang dialami individu saat ingin mengungkapkan diri adalah rasa tidak aman. Individu mencemaskan isi pesan yang disampaikan akan
digunakan untuk merendahkan atau melawan individu. Pengungkapan diri yang mampu membuat individu yakin bahwa pasangan melihat dirinya dengan cara
yang sama seperti individu melihat dirinya akan menghasilkan keakraban diantara pasangan Sadarjoen, 2005.
Jourard menyatakan adalah hal yang memuaskan ketika individu dan pasangan dapat saling mengungkapkan diri. Kemampuan individu untuk
mengungkapkan diri akan dapat membentuk keakraban yang diharapkan sedangkan ketidakmampuan individu untuk membentuk keakraban yang
diharapkan bersama pasangan melalui pengungkapan diri akan membuat individu merasa kesepian Myers, 1999.
Menurut Perlman Peplau dalam Brehm et al, 2002 kesepian adalah perasaan kekurangan dan ketidakpuasan pada individu akibat adanya kesenjangan
Universitas Sumatera Utara
antara hubungan sosial yang diharapkan dengan hubungan sosial yang dimiliki. Individu yang menikah dapat merasa kesepian ketika individu merasakan
ketidakpuasan dalam hubungan pernikahan yang dijalaninya dimana individu belum mendapatkan keakraban yang diharapkannya.
Kesepian yang dirasakan terhadap pasangan membuat individu kurang memiliki pertemuan kontak psikis dengan pasangan sehingga tidak dapat
membentuk keserasian psikis. Kerenggangan kontak psikis membuat individu dan pasangan memilih jalan hidupnya masing-masing walaupun tinggal bersama
Gunarsa, 2003. Dampak dari kesepian yang dirasakan adalah keretakan terhadap kesatuan
pasangan suami isteri. Tidak adanya kesatuan dalam hubungan suami isteri berarti tidak adanya kehidupan yang dinikmati bersama yang menjadi sumber
kebahagiaan. Pengalaman kesepian ini dalam jangka waktu lama bisa menyebabkan individu memandang dirinya sebagai seseorang yang telah
mengalami kegagalan dalam pernikahan dan dapat menimbulkan kemerosotan harga diri Sears, Freedman, Peplau, 1999.
Universitas Sumatera Utara
II. D. Kerangka Berpikir Penelitian