bersifat deskritif artinya individu mengungkapkan fakta tentang dirinya yang mungkin belum diketahui oleh lawan bicara seperti: pekerjaan, tempat tinggal,
agama, umur. Pengungkapan diri yang bersifat evaluatif artinya individu mengungkapkan pendapat atau perasaan pribadinya seperti: kecemasan terhadap
ujian, mengapa individu membenci pekerjaannya. Topik-topik dalam pengungkapan diri dapat berupa informasi, perilaku, sikap, perasaan, keinginan,
motivasi, serta ide yang sesuai dan terdapat dalam diri individu yang bersangkutan Dayakisni Hudaniah, 2003.
Devito 1986 mendefinisikan pengungkapan diri sebagai salah satu tipe komunikasi dimana informasi tentang diri yang rahasia diberitahukan kepada
orang lain dan orang lain akhirnya dapat mengerti informasi tersebut. Menurut Devito, informasi yang diberitahukan baru dapat dikatakan sebagai pengungkapan
diri bila pendengar memang tidak mengetahui informasi tersebut sebelumnya. Hendrick Hendrick 1992 menyatakan pengungkapan diri berarti
memberitahu pasangan tentang pikiran dan perasaan individu untuk menciptakan keterbukaan dalam hubungan pernikahan.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengungkapan diri adalah individu memberitahukan pikiran, perasaan, dan informasi dirinya kepada
pasangan sebagai reaksi individu terhadap situasi yang dihadapinya.
II. B. 2. Dimensi-Dimensi Pengungkapan Diri
Pengungkapan diri berbeda-beda bagi setiap individu dalam lima dimensi pengungkapan diri sebagai berikut Devito, 1986:
Universitas Sumatera Utara
1. Jumlah amount
Jumlah dari pengungkapan diri dapat diukur dengan mengetahui frekuensi pengungkapan diri yang dilakukan individu dan juga durasi waktu yang
diperlukan untuk mengutarakan pernyataan pengungkapan diri tersebut kepada orang lain. Pengungkapan diri yang baik ditandai dengan frekuensi
yang banyak dan hanya membutuhkan sedikit waktu untuk dapat mengutarakan suatu pernyataan yang diinginkan.
2. Valensi valence
Valensi merupakan hal-hal positif atau negatif yang dinyatakan dalam pengungkapan diri. Individu dapat mengungkapkan diri mengenai hal-hal
yang menyenangkan atau tidak menyenangkan, memuji atau menjelekkan hal- hal yang ada dalam dirinya. Pengungkapan diri yang baik melibatkan
penyataan hal-hal yang menyenangkan maupun hal-hal yang tidak menyenangkan oleh individu.
3. Ketepatan kejujuran accuracy honesty
Ketepatan pengungkapan diri individu dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan individu tentang dirinya. Individu yang memiliki tingkat pengetahuan yang
tinggi tentang dirinya akan dapat mengungkapkan diri dengan lebih tepat. Pengungkapan diri dapat bervariasi jika dilihat dari segi kejujurannya.
Individu dapat mengungkapkan hal yang sebenarnya atau cenderung melebih- lebihkan, mengabaikan hal-hal yang penting, atau berbohong. Pengungkapan
diri yang baik adalah ketika individu dapat memberikan pernyataan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya tanpa melebih-lebihkan atau mengurangi
informasi sehingga lawan bicara dapat mengetahui situasi dengan akurat.
Universitas Sumatera Utara
4. Maksud intention
Kemampuan individu untuk mengungkapkan diri sesuai dengan keluasan yang diinginkan, seberapa besar kesadaran individu dalam mengontrol informasi
yang akan diungkapkan kepada orang lain. Pengungkapan diri yang baik ditandai dengan kemampuan individu untuk mengungkapkan diri sesuai
dengan seberapa luas informasi yang ingin diungkapkan. Semakin akrab suatu hubungan ditandai dengan semakin luasnya informasi yang diungkapkan.
5. Kedalaman intimacy
Seberapa besar kedalaman individu dalam mengungkapkan dirinya, apakah individu hanya mengungkapkan hal-hal yang bersifat permukaan atau juga
mengungkapkan hal-hal yang bersifat sangat pribadi atau intim. Pengungkapan diri yang baik bagi suatu hubungan akrab adalah individu
mampu mengungkapkan hal-hal yang bersifat sangat pribadi dan khusus tentang dirinya.
II. B. 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Diri