42
b. Komunikasi Komunikasi mengandung pengertian persamaan pandangan antara orang-
orang yang berinteraksi terhadap sesuatu. Penafsiran terhadap perilaku dan sikap masing-masing orang yang sedang berhubungan dapat terjadi dalam
komunikasi. Menurut Devito 2005: 285-291 karakteristik efektifitas komunikasi meliputi: keterbukaan, empati, dukungan, rasa positif,
kesamaan. Syarat terjadinya interaksi sosial yang dikemukakan oleh Abdulsyani
yaitu adanya kontak sosial dan komunikasi. Terjadi hubungan timbal balik pada saat melakukan kontak sosial berupa percakapan, rasa saling
pengertian dan kerjasama yang baik antara komunikator dan komunikan agar kontak sosial dapat berjalan dengan baik. Komunikasi dapat berjalan
efektif apabila terjadi keterbukaan, empati, dukungan, rasa positif, dan kesamaan.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa syarat terjadinya interaksi sosial seorang siswa di sekolah yaitu adanya kontak
sosial dan komunikasi.
3. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial di Sekolah
Para ahli sosiolog mengadakan penggolongan terhadap bentuk- bentuk interaksi sosial. Menurut ahli sosiolog, terdapat dua macam proses
sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial, yaitu proses sosial asosiatif dan proses sosial disosiatif Agus Sumali Sarilan M. Ali, 2007:
16-18; Sadali, dkk., 2007: 49-53:
43
a. Proses Sosial Asosiatif Proses sosial asosiatif adalah proses sosial yang mengacu kepada adanya
kesamaan, keserasian, keseimbangan pandangan atau tindakan dari orang- perorangan atau kelompok orang dalam melakukan interaksi sosial. Proses
sosial asosiatif berupa kerjasama, akomodasi, asimilasi, dan akulturasi. 1 Kerjasama, ialah aktivitas sosial yang melibatkan dua orang atau lebih
untuk mencapai tujuan yang sama. Proses timbulnya kerjasama adalah apabila individu menyadari bahwa setiap individu harus dapat bekerja
sama dengan individu lain, mempunyai tujuan yang sama dan saling membantu serta saling memberi atau menerima pengaruh.
2 Akomodasi, ialah suatu proses penyesuaian sosial dalam interaksi antara individu dan kelompok-kelompok manusia untuk meredakan
pertentangan atau pertikaian guna mencapai kestabilan. Akomodasi sebagai suatu proses, menurut Kimball Young memiliki beberapa
bentuk, yaitu: koersi, kompromi, arbitrase, mediasi, konsiliasi, toleransi, stalematte, ajudikasi, segregasi, konversi, cease fire,
dispasement. 3 Asimilasi, ialah suatu proses sosial yang ditandai dengan adanya
usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara individu atau kelompok-kelompok manusia. Asimilasi merupakan
usaha untuk mempertinggi kesatuan tindakan, sikap dan proses mental dengan memperhatikan kepentingan dan tujuan bersama. Dalam
pengertian yang berbeda, khususnya berkaitan dengan interaksi dan
44
benturan-benturan kebudayaan, asimilasi merupakan percampuran unsur-unsur kebudayaan luar dengan kebudayaan lokal menjadi unsur
kebudayaan baru yang berbeda. 4 Akulturasi, ialah proses sosial yang timbul apabila suatu kelompok
masyarakat manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur budaya asing, sehingga lambat laun unsur-unsur
kebudayaan asing tersebut diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian dari kebudayaan itu
sendiri. b. Proses Sosial Disosiatif
1 Persaingan dapat diartikan sebagai proses sosial yang ditandai adanya saling berlomba atau bersaing antarkelompok atau antarindividu untuk
mengejar suatu nilai tertentu agar lebih maju, lebih baik, dan lebih besar atau kuat.
2 Oposisi artinya menempatkan sesuatu atau seseorang dengan maksud permusuhan. Oposisi adalah proses sosial dimana seseorang atau
sekelompok orang berusaha menghalangi pihak lain mencapai tujuannya.
3 Pertentangan atau pertikaian adalah suatu proses sosial yang dilakukan oleh indivdu atau kelompok orang yang berusaha mencapai tujuannya,
biasanya dengan cara menantang pihak lawan dengan disertai kekerasan atau ancaman.
45
Bentuk interaksi sosial yang dikemukakan oleh Agus Sumali Sarilan dan Sadali yaitu asosiatif dan disosiatif. Asosiatif meliputi
kerjasama, akomodasi, asimilasi, dan akulturasi. Disosiatif meliputi persaingan, oposisi dan pertentangan.
Menurut Park dan Buergess Slamet Santoso, 2010: 191 bentuk- bentuk interaksi sosial adalah:
a. Competition persaingan Persaingan adalah bentuk interaksi sosial di mana seseorang mencapai
tujuan, sehingga individu lain akan dipengaruhi untuk mencapai tujuan yang sama.
b. Conflict pertentangan Konflik adalah proses yang berselang-seling dan terus menerus, dapat
berlangsung relatif lama dibanding persaingan dan bersifat lebih stabil dalam proses interaksi sosial.
c. Accommodation persesuaian Persesuaian adalah proses peningkatan saling adaptasi guna mengurangi
pertentangan antar individu kelompok karena adanya perbedaan, dan memungkinkan adanya kerjasama antar kelompok.
d. Assimilation perpaduan Perpaduan adalah proses saling menekan atau melebur di mana seseorang
atau kelompok memperoleh pengalaman, perasaan dan sikap oleh individu kelompok lain.
46
Park Buergess mengemukakan bentuk interaksi sosial terdiri dari persaingan, pertentangan, akomodasi dan asimilasi. Pendapat Park
Buergess mengenai bentuk interaksi sosial tidak jauh berbeda dengan pendapat Agus Sumali Sarilan dan Sadali, hanya saja pendapat Park
Bueger tidak dikategorikan ke dalam bentuk asosiatif dan disosiatif. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bentuk-
bentuk interaksi sosial seorang siswa di sekolah yaitu bentuk asosiatif dan disosiatif. Pada penelitian ini, variabel interaksi sosial di sekolah
memfokuskan pada bentuk-bentuk asosiatif meliputi kerjasama, asimilasi, dan akomodasi.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Interaksi Sosial di Sekolah