Pelaksanaan Implementing Implementasi Pembelajaran berbasis Multiple Intelligences
43 stimulasi awal yang dapat diberikan pada anak untuk bidang kecerdasan
verbal lingusitik yaitu dengan mengajak anak membaca bersama, memperhatikan dengan sungguh setiap pertanyaan anak sehingga anak
terlatih untuk belajar mendengar, menyediakan buku cerita atau buku untuk menulis, mendorong anak untuk menceritakan pengalamannya, dan
mengajak anak bermain scrabble bersama. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, peneliti
menyimpulkan bahwa hal-hal yang dapat dilakukan dalam proses pembelajaran dengan menerapkan teori multiple intelligences untuk
kecerdasan linguistik, antara lain dengan cara: membaca buku, mendengarkan dongengberitacerita, menulis catatanlaporanpuisicerita,
melibatkan siswa dalam debat dan presentasi lisan, serta memainkan permainan kata-kata.
b. Strategi Pengajaran untuk Kecerdasan Logika-Matematika Strategi pengajaran untuk kecerdasan logika-matematika, antara
lain: 1 perhitungan dan kuantifikasi, 2 klasifikasi dan kategorisasi, 3 membuat
pertanyaan model
socrates, 4
heuristik, dan
5 pemikiranberpikir ilmiah Armstrong: 2013: 83-86. Selanjutnya, Hoerr
2007: 18 menjelaskan bahwa untuk membantu siswa mengembangkan kecerdasan logika-matematika, guru dapat: 1 menggunakan diagram
Venn untuk membandingkan, 2 menggunakan grafik, tabel, dan bagan waktu, 3 meminta siswa mendemonstrasikan dengan benda-benda nyata,
serta 4 meminta siswa menunjukkan urutan. Senada dengan Armstrong
44 dan Hoerr, Jasmine 2007: 125-126 memaparkan bahwa metode mengajar
multiple intelligences untuk kecerdasan logika matematika, dapat didiskusikan dan kemudian digambarkan dengan aktivitas-aktivitas yang
melibatkan hal-hal berikut: bilangan dan angka, berbagai macam pola, berhitung dan komputasi, pengukuran, geometri, statistik, kemungkinan,
pemecahan masalah, logika, permainan strategi, dan pembuatan grafik. Selanjutnya, Tim Pustaka Familia dalam buku Warna-warni
Kecerdasan Anak dan Pendampingannya 2006: 79 menuliskan beberapa stimulasi awal yang dapat diberikan pada anak untuk bidang kecerdasan
logika-matematika yaitu dengan mengajak anak bermain kartu, catur, mengajak anak untuk melakukan eksperimen kecil, memperkenalkan
sistem berhitung, memperkenalkan teknologi untuk menghitung. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, peneliti
menyimpulkan bahwa hal-hal yang dapat dilakukan dalam proses pembelajaran dengan menerapkan teori multiple intelligences untuk
kecerdasan logika-matematika, antara lain dengan cara: melakukan kegiatan berhitung, membuat tabelgrafikdiagram, mengajak siswa
melakukan eksperimen sederhana, dan memainkan permainan strategi. c. Strategi Pengajaran untuk Kecerdasan Spasial
Strategi pengajaran untuk kecerdasan spasial, antara lain: 1 visualisasi, 2 tanda-tanda berwarna-warni, 3 gambar metafora, 4
membuat sketsa ide, dan 5 simbol-simbol gambar Armstrong: 2013: 86- 89. Selanjutnya, Hoerr 2007: 19 menjelaskan bahwa untuk membantu
45 siswa mengembangkan kecerdasan spasial, guru dapat: 1 menggambar
peta dan labirin, 2 memimpin kegiatan visualisasi, 3 mengajarkan pemetaan pemikiran, 4 menyediakan kesempatan untuk memperlihatkan
pemahaman melalui gambar, dan 5 meminta siswa merancang bangunan, pakaian, pemandangan untuk menggambarkan peristiwa atau periode
sejarah. Senada dengan Armstrong dan Hoerr, Jasmine 2007: 126 memaparkan bahwa metode mengajar multiple intelligences untuk
kecerdasan spasial, dapat didiskusikan dan kemudian digambarkan dengan aktivitas-aktivitas yang melibatkan hal-hal berikut: film, video, gambar,
lukisan, dan peragaan, menggunakan model dan prototipe, melukis, mengecat, mengukir, peta, diagram, puzel jigsaw dan permainan jalan
simpang siur..., berimajinasi dan berperan permainan pura-pura..., dan rekayasa model mental.
Selanjutnya, Tim Pustaka Familia dalam buku Warna-warni Kecerdasan Anak dan Pendampingannya 2006: 79 menuliskan beberapa
stimulasi awal yang dapat diberikan pada anak untuk bidang kecerdasan spasial yaitu dengan mendorong anak untuk menggambar, mewarnai,
mengajak anak mengatur dekorasi ruangan, mengajak bermain puzzle, lego, menyediakan berbagai macam alat gambar, melatih membuat peta
atau denah. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, peneliti
menyimpulkan bahwa hal-hal yang dapat dilakukan dalam proses pembelajaran dengan menerapkan teori multiple intelligences untuk
46 kecerdasan
spasial, antara
lain dengan
cara: menunjukkan
gambarvideoslide, mendorong
siswa untuk
membuat gambarlukisanmind map, menyediakan berbagai macam alat gambar,
mengunjungi tempat-tempat yang menekankan pada kemampuan spasial seperti museum atau pameran seni, dan memasukkan berbagai macam
warna ke dalam kelas sebagai sarana pembelajaran misalnya dengan menggunakan kertaskapur tulisspidol berwarna-warni.
d. Strategi Pengajaran untuk Kecerdasan Musikal Strategi pengajaran untuk kecerdasan musikal, antara lain: 1
irama, lagu, rap ketukan, dan senandung, 2 diskografistudi dan pengumpulan daftar album rekaman, 3 musik super memori, 4 konsep-
konsep musik, dan 5 musik suasana Armstrong: 2013: 92-94. Selanjutnya, Hoerr 2007: 18 menjelaskan bahwa untuk membantu siswa
mengembangkan kecerdasan musikal, guru dapat: 1 mengubah lirik lagu untuk mengajarkan suatu konsep, 2 mendorong siswa menambahkan
musik dalam drama, 3 menciptakan rumus atau hafalan berirama, serta 4 mengajarkan sejarah dan geografi melalui musik dari masa dan tempat
terkait. Senada dengan Armstrong dan Hoerr, Jasmine 2007: 126-127 memaparkan bahwa metode mengajar multiple intelligences untuk
kecerdasan musikal, dapat didiskusikan dan kemudian digambarkan dengan aktivitas-aktivitas yang melibatkan hal-hal berikut: mendengarkan
musik, menciptakan musik secara vokal: bernyanyi; bersenandung; bersiul, menciptakan musik secara instrumental dengan alat musik,
47 mereproduksi melodi, menyelidiki dan merespon bunyi, lingkungan dan
juga musikal, ikut serta dalam gerakan ritmik, dan menciptakan ritme. Selanjutnya, Tim Pustaka Familia dalam buku Warna-warni
Kecerdasan Anak dan Pendampingannya 2006: 80 menuliskan beberapa stimulasi awal yang dapat diberikan pada anak untuk bidang kecerdasan
musikal yaitu dengan memperkenalkan lagu pada anak, mendorong anak untuk menyanyi, bermain musik, mengajak anak ke konser atau pagelaran
musik. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, peneliti
menyimpulkan bahwa hal-hal yang dapat dilakukan dalam proses pembelajaran dengan menerapkan teori multiple intelligences untuk
kecerdasan musikal, antara lain dengan cara: mendengarkan musik, mengajak
siswa menciptakan
musik secara
vokal: bernyanyi;
bersenandung; bersiul, mengajak siswa menciptakan musik secara instrumental dengan alat musik, memutarkan musik yang sesuai dengan
kegiatan pembelajaran, mengubah lirik lagu untuk mengajarkan suatu konsep, dan memutarkan musik instrumen untuk mengiringi pembelajaran.
e. Strategi Pengajaran untuk Kecerdasan Kinestetik Strategi pengajaran untuk kecerdasan kinestetik, antara lain: 1
jawaban-jawaban dengan menggunakan gerak tubuhbody answer, 2 kelas teater, 3 konsep-konsep kinestetik, 4 berpikir berdasarkan gerak tangan,
dan 5 peta tubuhbody maps Armstrong: 2013: 89-92. Selanjutnya, Hoerr 2007: 18 menjelaskan bahwa untuk membantu siswa
48 mengembangkan kecerdasan kinestetik, guru dapat: 1 menyediakan
kegiatan untuk tangan dan bergerak, 2 menawarkan kesempatan berakting, 3 membiarkan murid bergerak selama bekerja, 4
memanfaatkan kegiatan menjahit, 5 membuat model dan lain-lain yang memerlukan keterampilan motorik halus. Senada dengan Armstrong dan
Hoerr, Jasmine 2007: 129 memaparkan bahwa metode mengajar multiple intelligences untuk kecerdasan kinestetik, dapat didiskusikan dan
kemudian digambarkan dengan aktivitas-aktivitas yang melibatkan hal-hal berikut: keterampilan otot besar dan atau kecil, kegiatan fisik, bahan-bahan
rekayasaan, membuat dan atau membangun suatu benda, peragaan, modeling, tarian, olahraga, berkeliling, mengerjakan sesuatu secara fisik,
bahasa tubuh, dan koordinasi mata-tangan. Selanjutnya, Tim Pustaka Familia dalam buku Warna-warni
Kecerdasan Anak dan Pendampingannya 2006: 79 menuliskan beberapa stimulasi awal yang dapat diberikan pada anak untuk bidang kecerdasan
kinestetik yaitu dengan mengajak anak melakukan olahraga, mengajak anak aktif menggerakan badan, menari, bermain drama, melatih anak
menggunakan kemampuan jari tangan untuk membuat keterampilan. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, peneliti
menyimpulkan bahwa hal-hal yang dapat dilakukan dalam proses pembelajaran dengan menerapkan teori multiple intelligences untuk
kecerdasan kinestetik, antara lain dengan cara: menyediakan kegiatan untuk bergerak seperti menari atau bermain drama, menciptakan sesuatu
49 yang memerlukan keterampilan motorik halus seperti membuat kerajinan
atau prakarya, melakukan permainan yang melibatkan aktivitas fisik di dalam kelas, dan mengajak siswa berolahraga.
f. Strategi Pengajaran untuk Kecerdasan Interpersonal Strategi pengajaran untuk kecerdasan interpersonal, antara lain: 1
aktivitas berbagi dalam kelompokpeer sharing, 2 patung orang, 3 kelompok-kelompok kerjasama, 4 papan permainan, dan 5 simulasi-
simulasi Armstrong: 2013: 94-97. Selanjutnya, Hoerr 2007: 19 menjelaskan bahwa untuk membantu siswa mengembangkan kecerdasan
interpersonal, guru dapat: 1 menggunakan pembelajaran kerja sama, 2 menugaskan kerja kelompok, 3 memberi siswa kesempatan untuk
mengajar teman sebaya, 4 mendiskusikan penyelesaian masalah, dan 5 menciptakan situasi yang membuat siswa saling mengamati dan memberi
masukan. Senada dengan Armstrong dan Hoerr, Jasmine 2007: 129-130 memaparkan bahwa metode mengajar multiple intelligences untuk
kecerdasan interpersonal, dapat didiskusikan dan kemudian digambarkan dengan aktivitas-aktivitas yang melibatkan hal-hal berikut: kelompok
belajar kooperatif belajar bersama, proyek kelompok, penyelesaian konflik,
mencapai kesepakatan
konsensus, tanggung
jawab badanorganisasi sekolah dan siswa, kehidupan berteman dan sosial, serta
empati. Selanjutnya, Tim Pustaka Familia dalam buku Warna-warni
Kecerdasan Anak dan Pendampingannya 2006: 80 menuliskan beberapa
50 stimulasi awal yang dapat diberikan pada anak untuk bidang kecerdasan
interpersonal yaitu dengan mengajak anak bermain bersama keluarga, mendorong anak bergaul dengan teman sebaya, melatih anak untuk
merancang kegiatan bersama, melatih anak berpendapat. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, peneliti
menyimpulkan bahwa hal-hal yang dapat dilakukan dalam proses pembelajaran dengan menerapkan teori multiple intelligences untuk
kecerdasan interpersonal, antara lain dengan cara: melakukan aktivitas kelompok yang menekankan adanya kerja sama, memberikan kesempatan
kepada siswa menjadi tutor sebaya untuk temannya, mendiskusikan penyelesaian masalah, melakukan wawancara, dan menciptakan situasi
yang membuat siswa saling mengamati dan memberi masukan. g. Strategi Pengajaran untuk Kecerdasan Intrapersonal
Strategi pengajaran untuk kecerdasan intrapersonal, antara lain: 1 periode refleksi selama satu menit, 2 hubungan-hubungan pribadi, 3
pilihan waktu, 4 saat-saat penuh warnapenciptaan suasana sesuai dengan perasaan, dan 5 sesi penetapan tujuan Armstrong: 2013: 98-100.
Selanjutnya, Hoerr 2007: 19 menjelaskan bahwa untuk membantu siswa mengembangkan kecerdasan intrapersonal, guru dapat: 1 membiarkan
siswa bekerja dengan iramanya sendiri, 2 menciptakan sudut tenang di kelas atau membolehkan siswa keluar untuk bekerja sendiri, 3 membantu
siswa menyusun dan memonitor target-target pribadi, 4 menyediakan kesempatan bagi siswa untuk memberi dan menerima masukan, serta 5
51 melibatkan siswa dalam menulis jurnal. Senada dengan Armstrong dan
Hoerr, Julia Jasmine 2007: 130 memaparkan bahwa metode mengajar multiple intelligences untuk kecerdasan intrapersonal, dapat didiskusikan
dan kemudian digambarkan dengan aktivitas-aktivitas yang melibatkan hal-hal berikut: refleksi pemikiran mendalam atau perenungan, perasaan,
analisis-diri, percaya diri, mandiri, harga diri, pengelolaan waktu, dan merencanakan masa depan.
Selanjutnya, Tim Pustaka Familia dalam buku Warna-warni Kecerdasan Anak dan Pendampingannya 2006: 80 menuliskan beberapa
stimulasi awal yang dapat diberikan pada anak untuk bidang kecerdasan intrapersonal yaitu dengan menyediakan waktu khusus bagi anak untuk
sendirian, mendorong anak menceritakan perasaannya, melatih anak untuk membuat catatan pribadi, memotivasi anak belajar mandiri, mendorong
anak merancang target. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, peneliti
menyimpulkan bahwa hal-hal yang dapat dilakukan dalam proses pembelajaran dengan menerapkan teori multiple intelligences untuk
kecerdasan intrapersonal dilakukan melalui kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan konsep pemahaman diri, antara lain dengan cara:
mendorong siswa untuk mengungkapkan perasaannya, memotivasi siswa untuk lebih mengenal diri mereka misalnya melalui penulisan autobigrafi,
menyediakan kesempatan bagi siswa untuk memberi dan menerima
52 masukan, memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar sendiri,
melakukan permainan individu, dan melakukan tugas mandiri. h. Strategi Pengajaran untuk Kecerdasan Naturalis
Strategi pengajaran untuk kecerdasan naturalis, antara lain: 1 berjalan-jalan di alam terbuka, 2 jendela pemelajaranwindows onto
learning, 3 tanaman sebagai alat peraga, 4 binatang peliharaan di dalam kelas, dan 5 studi lingkunganeco-study Armstrong: 2013: 100-104.
Selanjutnya, Tim Pustaka Familia dalam buku Warna-warni Kecerdasan Anak dan Pendampingannya 2006: 80 menuliskan beberapa stimulasi
awal yang dapat diberikan pada anak untuk bidang kecerdasan naturalis yaitu dengan mengajak anak menikmati alam, mengajak anak berpetualang
di alam, memperkenalkan berbagai flora-fauna, tanda-tanda alam, memperkenalkan rasi bintang dan memanfaatkannya.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa hal-hal yang dapat dilakukan dalam proses
pembelajaran dengan menerapkan teori multiple intelligences untuk kecerdasan naturalis, antara lain dengan cara: mengajak siswa berjalan-
jalan di alam terbuka, mengajak siswa untuk belajar di luar ruanganlingkungan sekitar sekolah, mengajak anak berpetualang di alam,
memperkenalkan berbagai flora-fauna, serta memastikan siswa memiliki kesempatan dalam mengeksplorasi alam atau lingkungan sekitar.
Karena setiap kecerdasan mempunyai gaya belajar yang berbeda, maka kunci utama dalam menyukseskan suatu pembelajaran ialah dengan
53 memerhatikan karakter setiap kecerdasan siswa. Dalam menerapkan
pembelajaran berbasis
multiple intelligences,
guru harus
mampu mengolaborasikan beberapa metode kreatif untuk mengembangkan potensi
kecerdasan majemuk sesuai gaya belajar yang dimiliki siswa.