BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode yang penulis gunakan dalam penelitian “Pergeseran Makna dalam Upacara Adat Masyarakat Tionghoa dalam Merayakan Ulang Tahun Kelahiran” adalah metode
deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif analisis yakni suatu metode yang akan menguraikan masalah berdasarkan data-data yang didapatkan kemudian di analisis
secara baik untuk mendapatkan keterkaitan dan pemahaman yang mendalam dari tinjauan yang ada.
Penelitian kualitatif yaitu rangkaian kegiatan atau proses menjaring data atau informasi yang bersifat sewajarnya mengenai suatu masalah dalam kondisi aspek atau bidang kehidupan
tertentu pada objeknya.
4.2 Lokasi Penelitian
Di kota Medan terdapat banyak tempat atau rumah makan yang biasanya dipakai untuk acara-acara ulang tahun bagi masyarakat Tionghoa. Lokasi yang dipilih oleh peneliti adalah
Party Garden Jalan Kejaksaan No 7 A-B. Alasan pemilihan lokasi adalah : 1.
Party Garden merupakan salah satu tempat pelaksanaan acara ulang tahun bagi masyarakat Tionghoa di kota Medan.
2. Lebih mudah mencari objek yang diteliti karena Party Garden sering melayani
pelaksanaan acara ulang tahun bagi masyarakat Tionghoa 3.
Lokasi penelitian yang strategis dan mudah dijangkau oleh peneliti.
Universitas Sumatera Utara
Selain di Party Garden, juga dilakukan wawancara di sekitar lingkungan peneliti melalui kerabat dan teman.
3.3 Data dan Sumber Data
Data adalah keterangan yang di simpan atau yang dicari untuk mendapat kebenaran dan jika dilihat dari KBBI “…data adalah keterangan yang benar dan nyata yang dapat dijadikan
dasar kajian.” Data dibagi menjadi dua yaitu data primer dan sekunder. Data primer merupakan data
utama yang dibutuhkan dalam penelitian, yaitu berupa hasil wawancara dengan para informan di lokasi penelitian atau field research. Sedangkan data sekunder adalah data yang di peroleh
melalui buku-buku, majalah, internet, jurnal-jurnal, artikel-artikel di surat kabar dan lain-lain yang berkaitan dengan ulang tahun kelahiran Tionghoa, simbol, masyarakat Tionghoa maupun
teori fungsional.
3. 4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara untuk memperoleh dan mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian yang terdiri dari : Teknik pengumpulan data sekunder dan
teknik pengumpulan data primer.
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data Sekunder
1. Mengumpulkan buku, jurnal, majalah dan artikel yang berhubungan dengan nongli dan
makna ulang tahun kelahiran masyarakat Tionghoa. 2.
Membaca daftar isi buku yang sesuai dengan objek kajian., 3.
Memilah buku yang sesuai dengan objek kajian.
Universitas Sumatera Utara
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data Primer
1. Menentukan lokasi penelitian yang cocok dengan apa yang ingin diteliti penulis.
2. Melakukan observasi lapangan dengan meninjau lokasi secara langsung.
3. Peneliti akan berfokus untuk melihat dan mengamati setiap keadaan yang berlangsung
di lokasi penelititan. 4.
Berdasarkan hasil pengamatan secara langsung, dilakukan wawancara terhadap berbagai narasumber.
5. Selama wawancara, penulis akan mencatat segala informasi yang disampaikan oleh
narasumber. 6.
Setelah hasil wawancara dikumpulkan, penulis akan membaca ulang hasil data wawancara yang berisi adat pemberian undangan, etika pertemuan, ucapan selamat dan
pemberian hadiah dalam upacara ulang tahun kelahiran Tionghoa. 7.
Mengumpulkan dokumentasi yang berupa foto-foto yang berhubungan dengan acara ulang tahun kelahiran masyarakat Tionghoa di kota Medan.
3.5 Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis, maka teknik analisis yang dilakukan berhubungan dengan makna ulang tahun kelahiran bagi masyarakat Tionghoa.
Langkah-langkah yang dilakukan adalah: 1.
Setelah data sekunder dan primer diklasifikasikan berdasarkan kebutuhan penelitian, maka dilakukan analisis dengan menggunakan teori etika menurut Bertens.
2. Menganalisa makna simbol yang terdapat dalam upacara ulang tahun, seperti makanan
dan dekorasi.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV GAMBARAN UMUM MASYARAKAT TIONGHOA MEDAN
4.1 Sejarah Masuknya Masyarakat Tionghoa di Indonesia
Masyarakat Tionghoa di Indonesia, tidak berasal dari satu daerah di daratan Cina, tetapi terdiri beberapa suku yang berasal dari 2 daerah yaitu Fujian dan GuangDong. Hal ini
dapat terlihat dari bahasa setiap suku tersebut, Hokkian, Tiociu, Hakka dan Kanton. Setiap bahasa tidak dapat dimengerti oleh pemilik bahasa yang lain. Menurut Koentjaraningrat
2004 : 353 “…Imigrasi Tionghoa yang terbesar ke Indonesia dimulai pada abad ke-16 sampai pada pertengahan abad ke-19”. Asal suku bangsa Hokkian berasal dari provinsi
Fujian Selatan, daerah ini merupakan daerah yang sangat penting dalam pertumbuhan perdagangan Cina ke Indonesia. Bangsa Hokkian merupakan suku yang sangat ulet dan rajin
dalam berdagang. Imigran Tionghoa yang lain adalah Tiociu yang berasal dari Pantai Selatan Cina di
daerah pedalaman bagian Timur Provinsi GuangDong, dan Hakka yang berasal dari pedalaman gunung-gunung tandus di GuangDong. Tiociu dan Hakka banyak yang menjadi
kuli perkebunan dan pertambangan di Sumatera Timur, Bangka dan Belitung. Koentjaraningrat 2004 :354 menyatakan bahwa “…Di sebelah Barat dan Selatan daerah
asal orang Hakka terdapat orang Kanton atau disebut Konghu, seperti orang Hakka, masyarakat Kanton juga dikenal sebagai kuli pertambangan, namun juga dikenal sebagai ahli
dalam pertukangan, pemilik toko besi dan industri kecil di Indonesia”. Saat ini keempat suku tersebut telah tersebar ke seluruh Indonesia termasuk di kota Medan yang terkenal dalam
sektor perdagangan dan perkebunan sejak abad ke-19.
Universitas Sumatera Utara