36 pembelajaran matematika. Selain itu, siswa menjadi tertarik untuk
memperdalam pengetahuan mengenai mata pelajaran matematika. Siswa akan mampu untuk menyelesaikan tugas matematika yang diberikan guru dengan
usaha sendiri. Siswa tidak akan tergantung dengan bantuan orang lain, termasuk bantuan guru. Hal tersebut dapat meningkatkan motivasi siswa dalam meraih
prestasi yang tinggi sehingga siswa semakin senang belajar matematika. Selain memberi kesan matematika tidak sulit, guru dapat berupaya untuk
mengurangi rasa takut siswa pada mata pelajaran matematika. Beberapa upaya yang dapat dilakukan guru antara lain, bersikap ramah, memberi bimbingan
dengan sabar pada setiap siswa, memberi motivasi dan dorongan kepada siswa untuk berani mencoba memecahkan masalah matematika atau menemukan suatu
rumus atau sifat, memberikan kesempatan siswa untuk menyampaikan gagasan, dan lain-lain Pitadjeng, 2006: 58. Semua yang telah diupayakan guru untuk
memberi mengurangi rasa takut terhadap mata pelajaran matematika sebaiknya dilakukan dengan ikhlas. Hal tersebut selain menjadikan hubungan antara guru
dan siswa menjadi hangat, guru juga menjadi gampang untuk menyampaikan materi.
4. Budaya Sekolah dalam Membangun Motivasi Berprestasi Siswa pada Mata Pelajaran Matematika
Prestasi yang tercapai pada suatu sekolah akan berpengaruh pada mutu suatu sekolah. Ketercapaian prestasi sebagai indikator mutu pendidikan tentu
perlu memperhatikan beberapa hal yang menjadi acuan yang harus dipenuhi, yaitu standar mutu. Menurut Kemendikbud 2012: 85, standar mutu pendidikan
37 untuk tingkat nasional mengacu pada delapan standar nasional pendidikan
SNP. Delapan SNP tersebut antara lain, standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian. Sekolah dikatakan bermutu apabila kedelapan standar tersebut
sudah dipenuhi dengan baik. Pemenuhan SNP tentu akan berguna untuk membantu mencapai prestasi yang tinggi, terutama yang paling mendukung
adalah pemenuhan standar kompetensi lulusan SKL. Suatu sistem management mutu diperlukan agar delapan standar nasional
pendidikan SNP tersebut dapat dipenuhi dengan baik. “Sistem manajemen mutu pendidikan adalah suatu sistem manajemen untuk mengajarkan dan
mengendalikan satuan pendidikan dalam penetapan kebijakan, sasaran, rencana dan prosesprosedur mutu serta pencapaiannya secara berkelanjutan”
Kemendikbud, 2012: 8-9. Setelah ditetapkan sasaran, dibuat rencana kemudian penetapan kebijakan, suatu sekolah akan melaksanakan prosedur mutu sebagai
berikut: 1.
Kegiatan yang esensial meliputi pengembangan standar mutu, penetapan standar, perencanaan pemenuhan, pemenuhan standar mutu memerlukan
SNP sebagai acuan serta evaluasi memerlukan SNP sebagai acuan. 2.
Pedoman mutu digunakan sebagai acuan untuk melakukan monitoring sekolah oleh pemerintah daerah.
3. Pemerintah dan pemerintah daerah memberikan intervensi yang terdiri dari
semua tahapan penjaminan mutu.
38 4.
Kesinergisan kegiatan penjaminan mutu yang telah dilakukan pihak sekolah dan pemerintah membuat suatu sekolah layak mendapat status terakreditasi
yang menjadi tercapainya mutu pendidikan yang baik di dalam suatu sekolah. Akreditasi menjadi suatu tingkat pencapaian mutu suatu sekolah.
Prestasi merupakan salah satu hasil yang diperoleh dari serangkaian proses peningkatan mutu pendidikan di atas yang bisa mendukung akreditasi suatu
sekolah. Prestasi yang menjadi salah satu indikator mutu pendidikan yang dipengaruhi oleh beberapa komponen. Komponen tersebut antara lain proses
pembelajaran yang efektif, kepemimpinan, kontribusi dari guru dan siswa, management sekolah, organisasi sekolah, lingkungan fisik, sumber daya,
kepuasan masyarakat, dukungan fasilitas serta budaya sekolah Amat Jaedun, 2011: 5. Komponen yang dapat berjalan secara optimal tentu akan menentukan
mutu suatu sekolah. Salah satu komponen yang mempengaruhi mutu sekolah adalah budaya sekolah yang dikembangkan.
Keterkaitan budaya sekolah dengan prestasi juga disampaikan oleh beberapa tokoh. Stolp 1994: 2 menyatakan
“healthy and sound school cultures correlate strongly with increased student achievement and motivation, and with
teacher productivity and satisfaction”. Budaya sekolah yang sehat berhubungan dengan peningkatan prestasi siswa serta motivasi, produktivitas guru dan
kepekaan. Pendapat tersebut senada dengan Cleveland, et all Cleveland, et all, 2011: 35 yang menjelaskan
“the school culture provides the most significant educational foundation for successful student achievement”. Penerapan budaya
sekolah yang positif akan mendukung pencapaian prestasi siswa. Berdasarkan
39 kedua pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa budaya sekolah
mempengaruhi prestasi siswa secara umum. Terdapat satu mata pelajaran yang dianggap sulit oleh sebagian siswa
sehingga prestasi yang dicapai juga tidak begitu baik. Mata pelajaran tersebut adalah matematika. Matematika merupakan mata pelajaran yang penting untuk
dipelajari oleh siswa. Selain mengandung materi dasar yang berguna pada saat di sekolah lanjutan, materi dalam mata pelajaran matematika dapat membantu
pemecahan masalah sehari-hari. Siswa perlu menguasai materi matematika dengan baik karena berkaitan dengan permasalahan dalam kehidupan sehari-
hari. Selain itu, siswa juga bisa memperoleh prestasi yang baik pada mata pelajaran matematika. Menurut Lili Garliah Fatma Kartika Sary Nasution,
2005: 39 – 40, prestasi akan memberikan pengaruh pada motivasi berprestasi
siswa. Membangun motivasi berprestasi siswa pada mata pelajaran matematika sangat penting untuk dilakukan karena dorongan dari dalam diri sendiri akan
lebih memberikan hasil yang maksimal daripada dorongan dari luar. Oleh karena itu pencapaian prestasi matematika yang baik agar dapat
membangun motivasi
berprestasi siswa
perlu dilakukan
dengan dikembangkannya budaya sekolah. Budaya sekolah tentu harus diterapkan
dengan baik oleh suatu sekolah untuk mencapai tujuan secara maksimal. Menurut Ajat Sudrajat Tt: 11, penerapan budaya sekolah perlu memperhatikan:
1. Peran warga sekolah.
2. Penyusunan mekanisme komunikasi yang efektif.
3. Pelaksanaan kajian bersama untuk mencapai keberhasilan sekolah.
40 4.
Pelaksanaan visi dan misi sekolah. 5.
Pemberian kesempatan bagi komponen sekolah untuk mengikuti berbagai pelatihan atau pengembangan diri yang mendukung terwujudnya budaya
sekolah yang efektif. Keberhasilan penerapan budaya sekolah juga dapat diamati secara lebih
sederhana. Hal-hal sederhana seperti rasa kebersamaan dan hubungan sinergis antar warga sekolah, pelanggaran disiplin yang mulai berkurang, adanya
motivasi berprestasi, adanya semangat dan gairah dalam menjalankan tugas, dan lain-lain menjadi contoh keberhasilan pengembangan budaya sekolah Jumadi,
2006: 6. Mulai dari hal-hal sederhana, semakin lama akan tercipta hal-hal besar yang meningkatkan mutu sekolah.
Keberhasilan penerapan suatu budaya sekolah yang dikembangkan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi budaya
sekolah antara lain antusiasme guru dan penguasaan materi dalam mengajar, kedisiplinan sekolah, proses kegiatan belajar mengajar, jadwal yang ditepati,
sikap guru terhadap siswa, serta kepemimpinan kepala sekolah Nurkolis, 2006: 203. Guru yang antusias memberikan pembelajaran serta menguasai materi
dengan baik akan menciptakan lingkungan belajar yang sehat sehingga dapat membantu meningkatkan prestasi siswa. Sikap guru terhadap siswa akan
memberikan pengaruh bagi kognitif, afektif dan psikomotor siswa. Kedisiplinan sekolah dalam berbagai hal akan membantu kelancaran setiap program yang
telah direncanakan, termasuk pencapaian prestasi yang baik. Menepati jadwal yang telah direncanakan juga termasuk dalam kedisiplinan sekolah, seperti
41 menepati jadwal melaksanakan Ulangan Tengah Semester, Ulangan Akhir
Semester maupun ulangan harian. Kepemimpinan kepala sekolah menjadi sangat penting, karena kepala sekolah merupakan penggerak setiap program
yang ada di sekolah. Kepala sekolah menciptakan visi dan misi sekolah sebagai acuan sekolah
dalam melaksanakan kegiatan. Budaya sekolah berkaitan dengan visi dan misi yang dimiliki kepala sekolah terhadap masa depan sekolah Nurkolis, 2006: 203-
204. Pemikiran kepala sekolah menentukan kemajuan suatu sekolah. Pemikiran kepala sekolah yang ingin memajukan sekolah dengan mengoptimalkan segala
potensi yang ada di sekolah dapat membantu memajukan sekolah. Budaya sekolah akan baik apabila:
1. Kepala sekolah berpreran sebagai model.
2. Kepala sekolah dapat membangun kerjasama tim.
3. Kepala sekolah mampu belajar dari guru, karyawan serta siswa.
4. Kepala sekolah memahami kebiasaan baik kemudian terus
mengembangkannya. Seluruh warga sekolah, khususnya kepala sekolah akan mendukung
pengembangan budaya sekolah. Budaya sekolah yang tercipta dari hasil kolaborasi antar warga sekolah akan mempengaruhi pencapaian prestasi siswa.
Prestasi yang diperoleh siswa, terutama pada mata pelajaran matematika akan menimbulkan motivasi pada siswa untuk mengulangi kembali prestasi yang
telah diperoleh. Pengakuan serta penghargaan terhadap prestasi siswa juga sangat berpengaruh dalam membangun motivasi berprestasi siswa. Banyak
42 penelitian di Amerika menyimpulkan bahwa budaya sekolah berkorelasi tinggi
terhadap motivasi berprestasi siswa, sikap, produktivitas serta kepuasan kerja guru Harun Rasyid Mansur, 2008: 26.
B. Penelitian yang Relevan
1. Penelitian yang berjudul “The Effects of School Culture and Climate on Student
Achievement” oleh Angus J.Macneli, Doris L.Prater Steve Busch pada tahun 2009. Penelitian tersebut terdapat dalam International Journal of Leadership in
Education vol. 12, no 1, halaman 73-84. Penelitian tersebut meneliti mengenai budaya sekolah yang mampu membangun iklim sekolah yang baik dalam
meningkatkan prestasi siswa. Budaya sekolah akan membentuk iklim yang mendukung siswa untuk belajar dengan sungguh-sungguh, sehingga prestasi
dapat diraih. Budaya sekolah yang terbentuk tidak lepas dari peran kepala sekolah yang fokus membentuk budaya sekolah untuk meningkatkan prestasi
siswa. Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa sebagian besar sekolah yang memiliki banyak prestasi pasti memiliki iklim yang baik. Iklim tersebut
terbentuk akibat dari penerapan budaya sekolah. Penelitian pengaruh budaya sekolah dan iklim terhadap prestasi siswa ini relevan dengan penelitian yang
akan dilaksanakan. Perbedaannya, penelitian relevan ini mengkaitkan antara budaya sekolah dengan prestasi sedangkan penelitian yang dilaksanakan adalah
budaya sekolah dalam membangun motivasi berprestasi siswa pada mata pelajaran matematika.
2. Penelitian yang berjudul ”School Culture, Equity, and Student Academic
Performance in a Rural Appalachian School” oleh Roger Cleveland, et all pada