50
D. Teknik Pengumpulan Data
Tujuan dari suatu penelitian adalah memperoleh data. Peneliti yang tidak mengetahui teknik pengumpulan data yang benar tentu tidak akan memperoleh
data  yang  memenuhi  standar  data  yang  ditetapkan  Sugiyono,  2012:  62-63. Mengumpulkan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, sumber dan cara.
Setting  yang  digunakan  untuk  memperoleh  data  dalam  penelitian  ini  adalah setting alamiah natural setting yang terjadi di sekolah. Sumber yang digunakan
adalah sumber primer dan sekunder. Sumber primer diperoleh dari wawancara secara langsung kepada narasumber dan observasi, sedangkan sumber sekunder
diperoleh  dari  dokumen,  foto  serta  rekaman.  Lebih  lanjut,  Sugiyono menyampaikan  cara  atau  teknik  pengumpulan  data  dalam  penelitian  kualitatif
meliputi observasi, wawancara, dokumentasi dan triangulasi. Teknik  pengumpulan  data  dalam  penelitian  ini  adalah  observasi,
wawancara  dan  dokumentasi.  Pemilihan  teknik  pengumpulan  data  tersebut dikarenakan  hasil  penelitian  kualitatif  tidak  dituangkan  dalam  bentuk  angka,
namun  dalam  bentuk  pembahasan  mendalam.  Pembahasan  secara  mendalam hanya  akan  dapat  diperoleh  dari  wawancara,  pengamatan  dan  dokumentasi
Depdiknas, 2008: 23. Berikut  adalah  penjelasan  mengenai  teknik  pengumpulan  data  yang
digunakan. 1.
Observasi Djam’an Satori  Aan Komariah 2011: 105  mengartikan observasi
adalah cara mengumpulkan data menggunakan pengamatan secara langsung
51 terhadap  objek  untuk  mengetahui  keberadaan  objek,  situasi,  konteks  serta
makna  dalam  upaya  mengumpulkan  data  penelitian.  Observasi  penting dilakukan saat  melaksanakan penelitian kualitatif, karena dengan observasi
peneliti dapat mengamati secara langsung keadaan yang sebenarnya terjadi di lapangan.  Spradley  menyampaikan  bahwa  ada  tiga  komponen  yang  dapat
diamati dalam observasi, yaitu ruang tempat, pelaku aktor, dan kegiatan aktivitas Djam’an Satori  Aan Komariah, 2011: 111.
Terdapat  bermacam-macam  jenis  observasi  yang  dapat  digunakan untuk  penelitian.  Penelitian  ini  menggunakan  observasi  yang  pasif,  karena
penelitian bermaksud meneliti pada kondisi natural seperti biasanya saat tidak diteliti.  Apabila  peneliti  mengikuti  kegiatan  yang  sedang  berlangsung,
peneliti dapat memberikan pengaruh. Sama seperti penjelasan dari Sugiyono 2012: 66 bahwa “peneliti datang di tempat kegiatan orang  yang diamati,
tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut”. Contohnya saat kegiatan belajar mengajar, peneliti hanya mencatat hal yang ada di lapangan dan tidak
ikut mengkondisikan siswa. Bukan hanya kegiatan belajar mengajar, namun kegiatan lain di luar kelas seperti upacara dan senam tidak melibatkan peneliti
sama sekali. 2.
Wawancara Data  yang  diperoleh  dalam  penelitian  kualitatif  harus  mencangkup
keseluruhan.  Peneliti  harus  bisa  memperoleh  data  yang  bersifat  konkret maupun  abstrak.  Terdapat  data  yang  mungkin  tidak  dapat  diperoleh  saat
observasi.  Peneliti  perlu  melakukan  wawancara  untuk  mengetahui  hal-hal
52 dari subyek penelitian secara lebih mendalam, karena terkadang hal tersebut
tidak nampak saat observasi. Djam’an Satori  Aan Komariah 2011: 130 menjelaskan pengertian wawancara sebagai suatu teknik pengumpulan data
untuk  mendapatkan  informasi  dari  sumber  data  secara  langsung  melalui percakapan atau tanya jawab.
Informasi  yang  digali  pada  subyek  penelitian  saat  wawancara  dapat berupa  cerita  mengenai  diri  sendiri,  pendapat,  ide  atau  pengetahuan  yang
dimiliki.  Wawancara  yang  digunakan  dalam  penelitian  kualitatif  sifatnya mendalam,  karena  harus  menjelaskan  seluruh  fenomena  dengan  tepat.
Terdapat  beberapa  macam  wawancara  yang  bisa  digunakan  untuk memperoleh  informasi  yang  mendalam  dari  subyek  penelitian.  Esterberg
Sugiyono, 2012: 73 “mengemukakan beberapa macam wawancara,  yaitu wawancara  terstruktur,  s
emiterstruktur,  dan  tidak  terstruktur”.  Macam- macam wawancara tersebut dapat digunakan sesuai kebutuhan peneliti.
Wawancara  yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi  terstruktur.  Tujuan  wawancara  semi  terstruktur  adalah  menemukan
permasalahan  yang  lebih  terbuka  Sugiyono,  2012:  73.  Wawancara  semi terstruktur  juga  memiliki  pedoman  seperti  wawancara  terstruktur,  bedanya
dalam wawancara semi terstruktur dapat melakukan pembahasan yang lebih mendalam  tanpa  keluar  dari  poin-poin  pada  pedoman  wawancara.  Seperti
yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto 2006: 227 “dalam hal ini, maka mula-mula  interviewer  menanyakan  serentetan  pertanyaan  yang  sudah
53 terstruktur, kemudian satu per satu diperdalam dalam mengorek keterangan
lebih lanjut”. 3.
Dokumentasi Data  yang  telah  terkumpul  dari  observasi  dan  wawancara  dapat
diperkuat  menggunakan  dokumentasi.  Dokumentasi  diperlukan  untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian Riduwan, 2011: 77.  Data
tersebut  meliputi  buku-buku  yang  relevan,  peraturan-peraturan,  laporan kegiatan,  foto-foto,  film  dokumenter,  dan  lain-lain.  Kamus  Besar  Bahasa
Indonesia  1990:  211  mengartikan  “dokumentasi  adalah  pengumpulan, pemilihan, pengolahan dan penyimpanan informasi  di  bidang pengetahuan.
Pemberian  atau  pengumpulan  bukti-bukti  dan  keterangan-keterangan gambar, kutipan, guntingan koran, bahan referensi, dll”.
E. Pengembangan Instrumen Penelitian