Pelaksanaan Pembelajaran Teks Cerita Fantasi di Kelas VII F SMP
Guru menjelaskan bahwa jenis cerita fantasi irisan atau total dilihat dari kesesuaian dalam dunia nyata.
Cerita fantasi irisan yaitu cerita fantasi yang mengungkapkan fantasi tetapi masih
menggunakan nama-nama dalam kehidupan nyata, menggunakan nama tempat yang ada dalam dunia nyata, atau peristiwa pernah
terjadi pada dunia nyata. Sebaliknya, cerita fantasi total
berisi fantasi pengarang terhadap objek tertentu. Pada cerita kategori ini
semua yang terdapat pada cerita semua tidak terjadi dalam dunia nyata.
Sedangkan, jenis cerita fantasi sezaman atau lintas waktu dilihat berdasarkan latar cerita. Latar sezaman berarti latar yang
digunakan adalah satu masa, misal masa sekarang, masa lampau, atau masa yang akan datang futuristik. Latar lintas waktu berarti
cerita fantasi menggunakan dua latar waktu yang berbeda, misal masa sekarang dengan zaman prasejarah, masa sekarang dan masa
yang akan datang futuristik. Oleh karena waktu pembelajaran pada pertemuan kali inni telah usai, maka guru memutuskan untuk
melanjutkan materi tentang jenis cerita fantasi pada pertemuan selanjutnya.
3 Materi Pembelajaran pada Pertemuan Ketiga
Pada pertemuan ketiga, materi pembelajaran masih mengacu pada KD 3.3, yaitu mengidentifikasi unsur-unsur teks
narasi cerita fantasi yang dibaca dan didengar. Materi yang disampaikan oleh guru adalah jenis cerita fantasi dan unsur
intrinsik yang terdapat dalam cerita fantasi. Guru melanjutkan pembelajaran tentang jenis cerita fantasi disertai dengan contoh.
Setelah itu, guru melanjutkan pembelajaran mengenai unsur intrinsik. Sebelum menjelaskan tentang unsur intrinsik, guru
memberikan beberapa pertanyaan seputar unsur intrinsik. Para siswa saling berebut untuk menjawab. Setelah tanya jawab, guru
kemudian menjelaskan kembali tentang unsur intrinsik mulai dari tema, penokohan, perwatakan, latar, alur, amanat, dan sudut
pandang. Setelah itu, guru memberikan tugas kepada siswa secara
berkelompok untuk menemukan unsur intrinsik dari naskah cerita fantasi disertai bukti. Guru meminta setiap kelompok untuk
memilih dan membaca nask ah “Kekuatan Ekor Biru Nagata” atau
“Berlian Tiga Warna” secara teliti. Masing-masing kelompok mengerjakan di buku catatan salah satu anggota kelompoknya.
Guru memberikan waktu untuk mengerjakan sampai jam pelajaran bahasa Indonesia berakhir.
4 Materi Pembelajaran pada Pertemuan Keempat
Pada pertemuan keempat, para siswa menukarkan hasil diskusi kelompok tentang unsur intrinsik untuk dikoreksi bersama.
Setelah hasil diskusi masing-masing kelompok dipaparkan, guru melanjutkan pembelajaran. Guru melanjutkan materi tentang unsur
intrinsik. Guru mengulas kembali tentang unsur intrinsik dan memersilahkan para siswa untuk bertanya apabila masih terdapat
hal yang belum dimengerti. Salah seorang siswa mengangkat tangan dan bertanya tentang sudut pandang. Siswa tersebut masih
sedikit bingung cara membedakan sudut pandang orang pertama dan sudut pandang orang ketiga. Kemudian guru menjelaskan
kembali tentang sudut pandang orang pertama dan sudut pandang orang ketiga serta guru memberikan contoh yang mudah dipahami
siswa. Guru
kemudian melanjutkan
materi pembelajaran
mengenai struktur cerita fantasi. Materi tersebut mengacu pada KD 3.4, yaitu menelaah struktur dan kebahasaan teks narasi cerita
fantasi yang dibaca dan didengar. Guru meminta beberapa siswa untuk membaca n
askah cerita fantasi “Belajar dengan Gajah Mada” secara bergantian. Kemudian guru menjelaskan tentang
struktur cerita fantasi, yaitu orientasi, komplikasi, dan resolusi disertai dengan contoh.
Guru menjelaskan bahwa orientasi merupakan pengenalan tokoh, latar, dan watak tokoh. Guru memberikan contoh bagian
orientasi dengan cerita timun mas. Misal, pada zaman dahulu tinggallah seorang wanita tua di desa terpencil bernama Mbok
Rondo. Guru kemudia menjelaskan bahwa komplikasi dimulai dari munculnya permasalahan atau konflik sampai terjadinya klimaks
atau puncak pemasalahan dalam cerita. Guru kembali memberikan contoh dengan cerita timun mas. Setelah itu guru menjelaskan
tentang resolusi yang merupakan penyelesaian masalah dalam cerita. Guru memberikan contoh dari masing-masing struktur
orientasi, komplikasi, dan resolusi untuk membantu para siwa memahami mengenai struktur cerita. Setelah itu, siswa secara
bergantian membaca materi tentang variasi pengungkapan struktur cerita fantasi. Kemudian dilanjutkan dengan alur cerita, ragam alur,
dan telaah teks cerita dari segi strukturnya.
5 Materi Pembelajaran pada Pertemuan Kelima
Pada pertemuan kelima, guru mengulas pelajaran pada pertemuan sebelumnya. Tujuan pembelajaran kali ini adalah siswa
dapat menyimpulkan karakteristik bagian-bagian pada struktur cerita fantasi orientasi, komplikasi, dan resolusi. Tujuan tersebut
mengacu pada KD 3.4, yaitu menelaah struktur dan kebahasaan teks narasi cerita fantasi yang dibaca dan didengar.
Sebelum melanjutkan materi pada pertemuan kali ini, guru menginstruksikan para siswa untuk membagi kelompok diskusi
mengenai struktur cerita fantasi. Guru meminta setiap kelompok untuk mengamati dua video yang akan ditampilkan secara teliti.
Guru kemudian menampilkan dua video cerita fantasi, yaitu Bawang Merah Bawang Putih dan Keong Mas.
Setiap anggota kelompok mengamati dua video tersebut secara seksama dan mencatat bagian-bagian yang termasuk dalam
struktur cerita. Guru kemudian meminta satiap kelompok untuk memilih salah satu dari video tersebut. Setelah itu, setiap kelompok
berdiskusi tentang video yang telah mereka pilih. Guru menginstruksikan kepada semua kelompok untuk menulis hasil
diskusi mereka di salah satu buku catatan anggota kelompok. Guru memberikan keluasan waktu untuk berdiskusi dan menulis hasil
diskusi sampai jam pelajaran bahasa Indonesia berakhir.
6 Materi Pembelajaran pada Pertemuan Keenam
Pada pertemuan keenam terdapat dua tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Pertama, siswa mampu mengomentari cerita
fantasi dari segi struktur dan bahasanya. Kedua, siswa mampu merencanakan pengembangan cerita fantasi. Materi yang hendak
disampaikan mengacu pada KD 3.4, yaitu menelaah struktur dan kebahasaan teks narasi cerita fantasi yang didengar dan dibaca,
dan KD 4.4, yaitu menyajikan gagasan kreatif dalam bentuk cerita fantasi secara lisan dan tulis dengan memerhatikan struktur dan
penggunaan bahasa.
Guru menjelaskan secara ringkas tentang unsur kebahasaan yang terdapat dalam cerita fantasi. Mulai dari penggunaan kata
ganti dan nama orang sebagai sudut pandang penceritaan, penggunaan kata yang mencerap panca indera untuk deskripsi
latar, penggunaan diksi dengan makna kias dan makna khusus, penggunaan kata sambung urutan waktu, penggunaan kata
ungkapan keterkejutan, dan penggunaan dialog kalimat langsung dalam cerita. Para siswa memerhatikan dengan seksama.
Setelah itu guru melanjutkan materi tentang menyajikan cerita fantasi. Guru menunjuk siswa secara acak untuk membaca
buku pegangan siswa mengenai cara menyajikan cerita fantasi. Guru memberikan penjelasan bahwa ada dua tahapan dalam
menyajikan cerita fantasi. Tahapan yang pertama yaitu merencanakan cerita, mulai dari menemukan ide, menggali ide
cerita melalui membaca, membuat rangkaian peristiwa, hingga pengembangan cerita. Kemudian tahapan yang kedua yaitu
menulis cerita fantasi mulai dari merencanakan, mengembangkan produk, memberi judul yang menarik, menelaah untuk merevisi,
dan memublikasikan.
7 Materi Pembelajaran pada Pertemuan Ketujuh
Pada pertemuan ketujuh, guru tidak memberikan materi kepada para siswa. Guru hanya mengulas beberapa materi yang
telah disampaikan di pertemuan-pertemuan yang lalu. Guru juga memberikan saran kepada para siswa untuk memublikasikan karya
tulisan cerita fantasi di mading dan majalah sekolah. Pertemuan kali ini merupakan pembelajaran terakhir tentang cerita fantasi
sekaligus pertemuan terakhir pelajaran bahasa Indonesia di kelas VII F sebelum UTS dilaksanakan. Oleh karena itu, guru
mengadakan ulangan harian mengenai cerita fantasi.
b.
Metode Pembelajaran Teks Cerita Fantasi
Berdasarkan hasil pengamatan, terdapat beberapa metode yang digunakan
dalam pembelajaran
teks cerita
fantasi. Dalam
pelaksanaannya, metode yang digunakan tidak tercantum secara rinci dalam RPP. Guru menggunakan metode ceramah, penugasan, tanya
jawab, diskusi, kerja kelompok, tugas belajar, dan latihan. Pemilihan metode yang tepat berpengaruh pada ketercapaian
tujuan belajar. Berdasarkan hasil wawancara, metode-metode yang digunakan berjalan efektif. Uno 2007: 2 mendefinisikan metode
pembelajaran sebagai cara yang digunakan guru sebagai alat untuk mencapai tujuan pembelajaran.
1 Metode Pembelajaran pada Pertemuan Pertama
Peneliti belum bisa melakukan penelitian pembelajaran teks cerita fantasi pada pertemuan pertama karena masih terkendala
surat izin penelitian. Akan tetapi, berdasarkan informasi yang diperoleh dari informan guru, para siswa dibagi dalam beberapa
kelompok untuk mencari dan memresentasikan video cerita fantasi.
2 Metode Pembelajaran Pertemuan Kedua
Pada pertemuan kedua guru menggunakan metode ceramah dan pembelajaran berbasis TIK. Metode tersebut digunakan untuk
mengajarkan KD 3.3 dengan indikator 3.3.2 menentukan jenis cerita fantasi dan menunjukkan bukti pada teks yang dibaca
didengar. Metode ceramah digunakan oleh guru untuk menjelaskan tentang jenis cerita fantasi total atau irisan, sezaman atau lintas
waktu. Guru menjelaskan tentang jenis cerita fantasi secara singkat dan jelas. Hal tersebut dilakukan supaya para siswa setidaknya
mengetahui video yang telah mereka tampilkan termasuk dalam jenis cerita fantasi total atau irisan, sezaman atau lintas waktu.
Adapun pembelajaran berbasis TIK digunakan untuk memresentasikan tugas yang diberikan guru pada pertemuan
sebelumnya, yaitu menampilkan video cerita fantasi. Metode terebut dipilih sesuai dengan materi dan kondisi siswa di kelas.
Pembelajaran berbasis TIK dipilih sesuai dengan keefektifannya. Pembelajaran tersebut juga sesuai dengan Kurikulum 2013 yang
berbasis IT. Pembelajaran berbasis TIK juga mengasah kreatifitas para siswa dengan menampilkan video dan slide unik.
Guru tidak
sepenuhnya menggunakan
metode pembelajaran yang tertulis dalam RPP. Guru menggunakan metode
pembelajaran sesuai dengan situasi dan kondisi kelas. Adapun metode yang digunakan oleh guru telah disesuaikan dengan materi
yang diajarkan. Berdasarkan hasil wawancara, metode yang digunakan oleh guru sudah efektif. Hal tersebut sesuai dengan hasil
penelitian.
3 Metode Pembelajaran pada Pertemuan Ketiga
Metode yang digunakan guru untuk mengajarkan KD 3.3 dan 4.3 yaitu metode ceramah, tanya jawab, penugasan, diskusi,
dan kerja kelompok. Berdasarkan informasi yang diperoleh, guru menggunakan metode pembelajaran secara situasional. Metode
ceramah digunakan oleh guru untuk menjelaskan kembali tentang jenis cerita fantasi irisan atau total, sezaman atau lintas waktu
beserta contohnya. Selain itu, metode ceramah juga digunakan oleh guru untuk menjelaskan tentang unsur intrinsik. Dengan
menggunakan metode ceramah, guru lebih mudah untuk menjelaskan kepada para siswa tentang unsur intrinsik mulai dari
tema, penokohan, perwatakan, alur, setting, amanat, dan sudut pandang.
Metode tanya jawab digunakan oleh guru untuk memacu ingatan siswa tentang unsur intrinsik dengan memberikan beberapa
pertanyaan seputar unsur intrinsik. Metode tersebut dipilih karena pada pembelajaran tentang teks deskripsi sudah dibahas mengenai
unsur intrinsik. Oleh karena itu, metode tersebut sesuai untuk mengetes daya ingat para siswa tentang unsur intrinsik yang sudah
dipelajari pada pembelajaran sebelumnya. Metode penugasan, diskusi, dan kerja kelompok dilakukan
dengan memberikan tugas secara berkelompok kepada siswa untuk menemukan unsur intrinsik pada naskah cerita fantasi. Setelah
menjelaskan tentang unsur intrinsik, guru kemudian memberikan tugas kepada para siswa untuk menemukan unsur intrinsik yang
terdapat dalam naskah cerita fantasi. Tugas tersebut didiskusikan secara berkelompok kemudian hasil diskusi akan dipaparkan pada
pertemuan selanjutnya.
4 Metode Pembelajaran pada Pertemuan Keempat
Guru menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan tugas belajar untuk mengajarkan KD 3.4 dengan indikator
ketercapaian 3.4.1 merinci struktur cerita fantasi. Metode ceramah digunakan untuk menjelaskan pertanyaan siswa terkait materi
unsur intrinsik pada pertemuan sebelumnya, yaitu sudut pandang. Pada pertemuan keempat, sebelum guru melanjutkan materi
tentang struktur cerita, para siswa melakukan presentasi hasil diskusi dari pertemuan sebelumnya. Setelah memberikan apresiasi,
tanggapan, dan evaluasi pada hasil diskusi kelompok, guru menggunakan metode tanya jawab dengan memberikan
kesempatan kepada para siswa untuk mengajukan pertanyaan mengenai materi unsur intrinsik. Salah seorang siswa menanyakan
bagian unsur intrinsik yang belum dimengerti, yaitu sudut pandang. Oleh karena itu, guru menggunakan metode ceramah untuk
menjelaskan terkait sudut pandang sehingga siswa tersebut paham dengan penjelasan yang diberikan.
Selain itu, metode ceramah juga digunakan oleh guru untuk menjelaskan tentang struktur cerita. Guru menggunakan metode
ceramah untuk menjelaskan bagian-bagian struktur cerita. Guru menjelaskan bahwa orientasi bukan hanya pengenalan tokoh tetapi
juga pengenalan latar dan watak tokoh. Guru menjelaskan bahwa komplikasi dimulai dari munculnya permasalahan atau konflik
sampai terjadinya puncak permasalahan atau klimaks dalam cerita. Guru juga menjelskan bahwa resolusi bukan hanya akhir cerita
yang bahagia, sedih, atau datar, akan tetapi resolusi dimulai dari redanya permasalahan.
Metode tugas belajar diberikan oleh guru kepada siswa untuk membaca buku paket halaman 68-69 di rumah. Tugas belajar
tersebut terkait materi yang akan diajarkan pada pertemuan
selanjutnya, yaitu unsur kebahasaan yang terdapat dalam cerita fantasi dan cara menyajikan cerita fantasi. Metode tersebut cukup
efektif karena selain metode tersebut memudahkan guru dalam menyampaikan materi, metode tersebut juga membantu para siswa
menyiapkan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
5 Metode Pembelajaran pada Pertemuan Kelima
Guru menggunakan metode penugasan, ceramah, diskusi, dan kerja kelompok untuk mengajarkan KD 3.4. Adapun indikator
yang hendak dicapai adalah menyimpulkan karakteristik bagian- bagian pada struktur cerita fantasi orientasi, komplikasi, dan
resolusi. Metode-metode tersebut digunakan secara situasional sesuai dengan materi dan kondisi kelas.
Sebelum mengajarkan materi tentang unsur kebahasaan dan cara menyajikan cerita fantasi, pada pertemuan kelima guru
menyajikan dua video cerita fantasi. Metode penugasan dipilih untuk mengukur pemahaman para siswa tentang struktur cerita.
Metode penugasan dilakukan dengan memberikan tugas kepada para siswa untuk mengamati video cerita fantasi yang ditampilkan
oleh guru berdasarkan struktur ceritanya. Video yang ditampilkan adalah cerita Bawang Merah Bawang Putih dan Keong Mas.
Metode diskusi dan kerja kelompok merupakan salah satu karakteristik dari kurikulum 2013. Metode tersebut dipilih untuk
melihat kinerja siswa dalam menyelesaikan tugas secara berkelompok. Metode tersebut juga digunakan untuk melihat
bagaimana cara mereka berkoordinasi dalam menemukan bagian- bagian dari struktur cerita fantasi yang ditampilkan oleh guru.
Metode ceramah digunakan oleh guru untuk menjelaskan tata cara mengerjakan tugas. Sebelum para siswa melakukan
pengamatan pada video dan melakukan diskusi kelompok, guru menjelaskan tata cara atau alur dalam mengerjakan tugas yang
diberikan. Guru menjelaskan bahwa sebelum memulai diskusi para siswa harus terbentuk dalam kelompok. Guru kemudian meminta
untuk setiap kelompok fokus dan teliti dalam mengamati video yang ditayangkan karena 2 video tersebut akan ditampilkan secara
berurutan. Setelah mengamati video, setiap kelompok salah satu video yang akan didiskusikan. Kemudian hasil diskusi ditulis di
salah satu buku anggota kelompok dan dipresentaikan pada pertemuan selanjutnya. Metode ceramah efektif digunakan
sehingga para siswa tahu langkah apa saja yang harus dilakukan sebelum diskusi.
6 Metode Pembelajaran pada Pertemuan Keenam
Metode yang digunakan oleh guru pada KD 3.4 dan KD 4.4 adalah metode ceramah. Metode yang digunakan oleh guru
berdasarkan situasi dan kondisi kelas. Guru menggunakan metode ceramah untuk memberikan koreksi dan apresiasi pada kelompok-
kelompok yang telah memresentasikan hasil diskusi mereka tentang struktur cerita fantasi. Hasil diskusi masing-masing
kelompok dikoreksi secara silang. Guru memberikan apresiasi dan koreksi pada saat hasil diskusi kelompok yang satu dipresentasikan
oleh kelompok lain. Pada pertemuan keempat yang lalu guru telah memberikan
tugas belajar kepada para siswa. Tugas belajar yang diberikan yaitu membaca dan memelajari tentang unsur kebahasaan dan cara
menyajikan cerita fantasi. Di pertemuan keenam guru memilih metode ceramah untuk mengajarkan materi tentang unsur
kebahasaan dan cara menyajikan cerita fantasi. Metode tersebut digunakan untuk menjelaskan unsur
kebahasaan mulai dari penggunaan kata ganti dan nama orang sebagai sudut pandang penceritaan, penggunaan kata yang
mencerap panca indera untuk deskripsi latar, penggunaan diksi dengan makna kias dan makna khusus, penggunaan kata sambung
urutan waktu, penggunaan kata ungkapan keterkejutan, dan penggunaan dialog kalimat langsung dalam cerita. Metode
ceramah juga digunakan guru untuk penjelasan dua tahapan dalam menyajikan cerita fantasi. Penggunaan metode ceramah cukup
efektif karena siswa dengan cepat memahami penjelasan guru.
7 Metode Pembelajaran pada Pertemuan Ketujuh
Metode yang digunakan guru pada pertemuan ketujuh adalah ceramah dan latihan. Metode ceramah digunakan oleh guru
untuk mengulas materi yang telah disampaikan di pertemuan- pertemuan sebelumnya. Guru mengulas materi mulai dari
pembelajaran teks cerita fantasi pertemuan pertama sampai pertemuan keenam.
Selain itu, metode ceramah juga digunakan untuk menjelaskan tata cara ulangan harian yang akan dilakasanakan.
Dengan metode ceramah para siswa paham dengan alur pelaksanaan ulangan harian. Guru menjelaskan bahwa para siswa
sebelum melaksanakan ulangan, para siswa harus memersiapkan hal-hal teknis terlebih dahulu, seperti menyiapkan alat tulis,
menuliskan nama dan nomor absen pada lembar jawab soal ulangan. Metode ceramah juga digunakan oleh guru untuk
membacakan soal-soal ulangan teks cerita fantasi. Adapun metode latihan dilakukan dengan memberikan delapan soal esai ulangan
kepada para siswa.