Pembelajaran Teks Cerita Fantasi

LANGKAH PEMBELAJARAN KEGIATAN BELAJAR KOMPETENSI YANG DIKEMBANGKAN Mengumpulkan informasi - Melakukan eksperimen - Membaca sumber lain selain buku teks - Mengamati objek kejadian - Aktivitas - Wawancara dengan narasumber Mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat Mengasosiasi mengolah informasi - Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengumpulkan informasi - Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber Mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taa aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan Mengomunikasikan Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya Mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar Tabel 1: Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar dan Maknanya

B. Komponen Pembelajaran

1. Guru

Guru merupakan ujung tombak yang berhubungan langsung dengan siswa. Guru memiliki peranan penting dalam menentukan kualitas dan kuantitas pengajaran di kelas. Kurniawan 2014: 5-6 menjelaskan bahwa guru tidak boleh segan untuk melakukan penilaian terhadap diri sendiri. Guru juga harus mengetahui kelebihan dan kekurangan yang terdapat pada dirinya. Sehingga tidak dengan serta merta guru menganggap sepenuhnya kesalahan siswa ketika apa yang telah disampaikan guru tidak dipahami oleh siswa. Untuk itu perlu adanya evaluasi yang berasal dari rekan sesama guru, kepala sekolah, orang tua siswa, dan siswa itu sendiri. Hal tersebut dilakukan untuk pembelajaran yang lebih baik. Menurut Sanjaya 2011: 21-33 peran guru dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut. a. Guru sebagai Sumber Belajar Peran guru sebagai sumber belajar tidak dapat dpisahkan dengan penguasaan materi. Dalam pembelajaran guru diharuskan untuk menguasai materi pembelajaran sehingga dapat berperan sebagai sumber belajar bagi siswa. b. Guru sebagai Fasilitator Sesuai dengan perannya sebagai fasilitator, guru dituntut untuk memberikan fasilitas atau kemudahan bagi siswa dalam kegiatan pembelajaran. c. Guru sebagai Pengelola Melalui pengelolaan kelas yang baik guru dapat menjaga kelas agar tetap kondusif dan nyaman. Sesuai dengan peran guru sebagai pengelola pembelajaran ada dua kegiatan yang dilakukan oleh guru, yaitu mengelola sumber belajar dan melaksanakan peran sebagi sumber belajar. d. Guru sebagai Demonstrator Peran guru sebagai demonstrator adalah menunjukkan kepada siswa segala sesuatu yang dapat membuat siswa mengerti dan memahami peasan yang disamaikan oleh guru. e. Guru sebagai Pembimbing Guru membimbing siswa agar pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dalam hal ini guru juga dituntut untuk memahami karakter siswa. f. Guru sebagai Motivator Guru dituntut untuk kreatif dalam membangkitkan semangat belajar siswa. Meciptakan suasana belajar yang nyaman sehingga siswa mampu bersaing dan bersemangat untuk belajar. g. Guru sebagai Evaluator Peran guru sebagai evalutor adalah mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Sesuai atau tidaknya kegiatan pembelajaran dengan tujuan pembelajaran.

2. Siswa

Menurut Kurniawan 2014: 7 siswa merupakan individu yang akan diberi materi dalam pembelajaran. Karakteristik siswa menjadi hal penting yang harus diperhatikan oleh guru. Untuk mengetahui karakteristik siswa dapat diidentifikasi berdasarkan tiga aspek, yaitu usia perkembangan siswa, sifat personal siswa, dan potensi yang terkait dengan akademik siswa. Usia perkembangan siswa perlu diperhatikan oleh guru. Hal tersebut berhubungan dengan siswa baik dalam kemampuan bahasa, intelektual, sosial, moral, dan sebagainya. Mengenali sifat personal siswa juga sangat penting untuk melakukan pendekatan secara intens sebagai bentuk pengondisian anak dalam belajar. Guru tidak boleh memukul rata kemampuan siswa satu dengan yang lain. Oleh karena itu guru juga harus mengenali potensi yang terkait dengan kemampuan akademik siswa.

3. Tujuan Pembelajaran

Kurniawan 2014: 14 menyatakan bahwa setiap pembelajaran yang dilakukan harus mempunyai tujuan, baik tujuan instruksional yang telah ditentukan atau pun tujuan tambahan. Pembelajaran dinyatakan berhasil apabila siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. Sanjaya 2011: 63 menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran merupakan pengikat segala aktivitas guru dan siswa. Sanjaya 2011: 64 mengemukakan beberapa alasan bahwa tujuan dalam program pembelajaran harus dirumuskan. Pertama, rumusan tujuan