Keefektifan implementasi pendekatan kontekstual pada pembelajaran menulis teks eksposisi siswa kelas VII SMP Negeri 8 Yogyakarta tahun ajaran 2015/ 2016.

(1)

ABSTRAK

Sugiarto, Barasmara Dewa. 2016. Keefektifan Implementasi Pendekatan Kontekstual pada Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Siswa Kelas VII SMP N 8 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/ 2016. Skripsi Strata Satu (S1). Yogyakarta: Program Studi Peedidikae Bahasa Sastra Iedoeesia, Fakultas Keguruae dae Ilmu Peedidikae, Ueiversitas Saeata Dharma Yogyakarta.

Tujuae peeelitiae iei adalah uetuk meegetahui efektifitas implemeetasi peedekatae koetekstual pada pembelajarae meeulis teks eksposisi siswa kelas VII SMP N 8 Yogyakarta. Pembelajarae deegae peedekatae koetekstual memberikae peeekaeae pada peeggueaae berpikir tiegkat tieggi, pemodelae, dae pemaefaatae ieformasi dae data dari berbagai sumber. Peeeliti merumuskae implemeetasi peedekatae Koetekstual pada tujuh kompoeee utama peedekatae koetekstual, yaitu koestruktivisme, iekuiri, bertaeya, masyarakat belajar, pemodelae, refleksi, dae peeilaiae eyata.

Jeeis peeelitiae iei adalah eksperimee semu. Peegumpulae data diperoleh deegae melakukae observasi guru dae kelas, peegisiae aegket, wawaecara, dae melakukae tes. Subjek dari peeelitiae iei adalah siswa kelas VII G dae VII J SMP N 8 Yogyakarta. Desaie peeelitiaeeya meeggueakae non-equivalent control group design. Tekeik aealisis dataeya meeggueakae metode deskriptif kuaetitatif deegae meeggueakae model PAP tipe I uetuk data deskriptif. Data kuaetitatif diolah deegae peeghituegae statistik meeggueakae SPSS 22. Data dalam peeelitiae iei berdistribusi eormal dae homogee. Sampel yaeg dipakai dalam peeelitiae iei sebaeyak 60 dari 210 populasi.

Berdasarkae aealisis data, dapat ditarik kesimpulae bahwa Peedekatae Koetekstual efektif diterapkae pada pembelajarae Bahasa Iedoeesia khususeya keterampilae meeulis teks eksposisi. Efektivitas peeerapaeeya dibuktikae deegae eilai sigeifikasi dalam uji-t pada perbedaae eilai post-test kelompok eksperimee dae post-test kelompok koetrol, yaitu 0,91. Dari eksperimee yaeg telah dilakukae, diperoleh hasil perseetase eilai post-test keterampilae meeulis teks eksposisi siswa deegae meeerapkae metode guru yaitu 85% sedaegkae perseetase eilai post-test keterampilae meeulis teks eksposisi siswa deegae meegimplemeetasikae peedekatae koetekstual adalah 91%. Berdasarkae hasil uji-t pada perbedaae rata-rata post-test kelompok koetrol dae kelompok eksperimee, dapat disimpulkae bahwa implemeetasi peedekatae koetekstual dalam keterampilae meeulis siswa meegalami peeiegkatae sebesar 6%.


(2)

ABSTRACT

Sugiarto, Barasmara Dewa. 2016. The Effectiveness of Implementation Contextual Approach to Exposition Writing Skills on Student Grade 7th at SMP N 8 Yogyakarta. S1 Thesis. Yogyakarta: Iedoeesiae Laeguage aed Literature Educatioe Study Program, Saeata Dharma Ueiversity.

This research aimed to dealt with the effectiveeess of coetextual teachieg aed leareieg approach implemeetatioe ie expositioe text writieg ie Bahasa Iedoeesia lessoe for 7th grade studeets of Jueior High School 8 of Yogyakarta. The researcher

assumed this approach was suitable to apply ie writieg skill. Coetextual Teachieg aed Leareieg approach provides emphasis oe high-level thiekieg, modelieg, ieformatioe aed data exploitieg from various literary. The researcher focused oe sevee maie compoeeets of coetextual approach implemeetatioe: coestructivism, iequiry, questioeieg, leareieg society, modelieg, reflectioe, aed real-time assessmeet.

The type of this research was pseudo-experimeet. The desige used eoe-equivaleet coetrol group desige. The data aealysis techeique used descriptive-quaetitative techeique by usieg PAP type I model for descriptive data. The quaetitative data was processed by statistical couetieg by usieg SPSS 22. This research data was distributed eormally aed homogeeeously. The data was obtaieed by observieg the teacher aed class, questioeeaire fillieg, ieterviewieg aed testieg. The research subject were VII G aed VII J studeets of Jueior High School 8 of Yogyakarta. The samples used ie this research were 60 from 210 populatioe.

Based oe the result, the researcher coecluded that Coetextual Teachieg aed Leareieg was effective to apply ie Bahasa Iedoeesia lessoe especially oe expositioe text writieg. The effectiveeess was proved by sigeificaece grade ie t-Test oe the differeece of experimeetal group’s post-test aed coetrol group post-test: 0.91. The other prove was the iecreasieg grade of writieg skill post-test. From the experimeet, the researcher obtaieed the perceetage of expositioe text writieg skill post-test grade by usieg teacher method: 85%.While, by usieg coetrol group, the perceetage was 91%. Based oe the T-Test result oe post-test average differeece betweee coetrol group aed experimeetal group, the researcher coecluded that the implemeetatioe of Coetextual Teachieg aed Leareieg ie studeets’ writieg skills iecreased 6%.


(3)

KEEFEKTIFAN IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI

SISWA KELAS VII SMP N 8 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/ 2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Oleh:

Barasmara Dewa Sugiarto NIM. 111224064

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(4)

(5)

(6)

iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Lancarkanlah segala urusanku,

Dan jadikanlah aku orang yang beruntung.

-Barasmara Dewa S-

Kemenangan yang seindah-indahnya dan sesukar-sukarnya yang boleh direbut oleh manusia adalah menundukkan diri sendiri.

-Ibu Kartini-

Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah.

-Lessing-

Harga kebaikan manusia adalah diukur menurut apa yang telah dilaksanakan/ diperbuatnya.

-Ali Bin Abi Thalib-

Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil; kita baru yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik.

-Evelyn Underhill-


(7)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 3 Agustus 2016 Penulis,


(8)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama : Barasmara Dewa Sugiarto

Nomor Mahasiswa : 111224064

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

KEEFEKTIFAN IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI

SISWA KELAS VII SMP N 8 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/ 2016

Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

pada tanggal 16 Agustus 2016 Yang menyatakan


(9)

vii

ABSTRAK

Sugiarto, Barasmara Dewa. 2016. Keefektifan Implementasi Pendekatan

Kontekstual pada Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Siswa Kelas VII SMP N 8 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/ 2016. Skripsi Strata Satu (S1).

Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas implementasi pendekatan kontekstual pada pembelajaran menulis teks eksposisi siswa kelas VII SMP N 8 Yogyakarta. Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual memberikan penekanan pada penggunaan berpikir tingkat tinggi, pemodelan, dan pemanfaatan informasi dan data dari berbagai sumber. Peneliti merumuskan implementasi pendekatan Kontekstual pada tujuh komponen utama pendekatan kontekstual, yaitu konstruktivisme, inkuiri, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian nyata.

Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu. Pengumpulan data diperoleh dengan melakukan observasi guru dan kelas, pengisian angket, wawancara, dan melakukan tes. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas VII G dan VII J SMP N 8 Yogyakarta. Desain penelitiannya menggunakan non-equivalent

control group design. Teknik analisis datanya menggunakan metode deskriptif

kuantitatif dengan menggunakan model PAP tipe I untuk data deskriptif. Data kuantitatif diolah dengan penghitungan statistik menggunakan SPSS 22. Data dalam penelitian ini berdistribusi normal dan homogen. Sampel yang dipakai dalam penelitian ini sebanyak 60 dari 210 populasi.

Berdasarkan analisis data, dapat ditarik kesimpulan bahwa Pendekatan Kontekstual efektif diterapkan pada pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya keterampilan menulis teks eksposisi. Efektivitas penerapannya dibuktikan dengan nilai signifikasi dalam uji-t pada perbedaan nilai post-test kelompok eksperimen dan post-test kelompok kontrol, yaitu 0,91. Dari eksperimen yang telah dilakukan, diperoleh hasil persentase nilai post-test keterampilan menulis teks eksposisi siswa dengan menerapkan metode guru yaitu 85% sedangkan persentase nilai post-test keterampilan menulis teks eksposisi siswa dengan mengimplementasikan pendekatan kontekstual adalah 91%. Berdasarkan hasil uji-t pada perbedaan rata-rata post-test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, dapat disimpulkan bahwa implementasi pendekatan kontekstual dalam keterampilan menulis siswa mengalami peningkatan sebesar 6%.


(10)

viii

ABSTRACT

Sugiarto, Barasmara Dewa. 2016. The Effectiveness of Implementation

Contextual Approach to Exposition Writing Skills on Student Grade 7th at SMP N 8 Yogyakarta. S1 Thesis. Yogyakarta: Indonesian Language

and Literature Education Study Program, Sanata Dharma University. This research aimed to dealt with the effectiveness of contextual teaching and learning approach implementation in exposition text writing in Bahasa Indonesia lesson for 7th grade students of Junior High School 8 of Yogyakarta. The researcher assumed this approach was suitable to apply in writing skill. Contextual Teaching and Learning approach provides emphasis on high-level thinking, modeling, information and data exploiting from various literary. The researcher focused on seven main components of contextual approach implementation: constructivism, inquiry, questioning, learning society, modeling, reflection, and real-time assessment.

The type of this research was pseudo-experiment. The design used non-equivalent control group design. The data analysis technique used descriptive-quantitative technique by using PAP type I model for descriptive data. The quantitative data was processed by statistical counting by using SPSS 22. This research data was distributed normally and homogeneously. The data was obtained by observing the teacher and class, questionnaire filling, interviewing and testing. The research subject were VII G and VII J students of Junior High School 8 of Yogyakarta. The samples used in this research were 60 from 210 population.

Based on the result, the researcher concluded that Contextual Teaching and Learning was effective to apply in Bahasa Indonesia lesson especially on exposition text writing. The effectiveness was proved by significance grade in

t-Test on the difference of experimental group’s post-test and control group

post-test: 0.91. The other prove was the increasing grade of writing skill post-test. From the experiment, the researcher obtained the percentage of exposition text writing skill post-test grade by using teacher method: 85%.While, by using control group, the percentage was 91%. Based on the T-Test result on post-test average difference between control group and experimental group, the researcher concluded that the implementation of Contextual Teaching and Learning in

students’ writing skills increased 6%.


(11)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Implementasi Pendekatan Kontekstual pada Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Siswa Kelas VII SMP N 8 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat dan mendapat gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan dan dukungan dalam proses penyusunan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rohandi Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia.

3. Drs. J. Prapta Diharja, S.J., M.Hum. dan Dr. Y. Karmin, M.Pd., selaku dosen pembimbing pertama dan kedua yang selalu memberikan semangat, motivasi, dan menjadi fasilitator penulis untuk menyeselesaikan skripsi ini. 4. H. Suharno, S.Pd., S.Pd.T., M.Pd., selaku Kepala SMP N 8 Yogyakarta yang

telah memberikan izin penulis untuk melakukan penelitian.

5. Dwi Martati, S.Pd., M.Si., selaku Guru Bahasa Indonesia SMP N 8 Yogyakarta dan seluruh jajaran guru serta karyawan di SMP N 8 Yogyakarta yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

6. Siswa-siswa kelas VII G dan kelas VII J yang telah berkolaborasi dan berpartisipasi aktif serta bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini.

7. Kedua orang tua peneliti, Bapak Sugiarto dan Ibu Ninik Supatminingsih yang telah memberikan doa, dukungan dan keprihatinannya dalam segala hal.


(12)

x

8. Kakak-kakak dan adik tersayang, Bayu Andhika Sugiarto, Happy Nanda Mustika dan Bazkara Pancar Sukma Sugiarto yang telah menemani, memberikan semangat dan doa.

9. Okti Ika Trisnaningsari, S.Pd. yang telah memberikan semangat dan menemani saat penulis menghadapi kesulitan.

10.Henricus Agil Galih P. yang telah memberikan semangat dan menghibur saat kesulitan.

11. Teman-teman PBSI 2011, yang telah memberikan semangat dan dukungan untuk menyelesaikan skripsi.

12. Seluruh karyawan Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan semangat dan dukungan serta membantu menyelesaikan kelengkapan skripsi ini.

13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah memberikan masukan, doa, semangat, dan menjadi inspirasi hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini jauh dari sempurna. Meskipun demikian, penulis berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Terima kasih.

Yogyakarta, 3 Agustus 2016 Penulis,


(13)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... HALAMAN PERSETUJUAN ... HALAMAN PENGESAHAN ... HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... ABSTRAK ... ABSTRACT ... KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR LAMPIRAN ...

BAB I PENDAHULUAN ...

A. Latar Belakang Masalah ... B. Rumusan Masalah ... C. Tujuan Penelitian... D. Manfaat Penelitian ... E. Batasan Istilah ... F. Sistematika Penulisan ...

BAB II LANDASAN TEORI ...

A. Penelitian yang Relevan ... B. Landasan Teori ... 1. Pendekatan Kontekstual ...

a. Hakikat Pendekatan Kontekstual ... b. Komponen Pembelajaran Kontekstual ... c. Implementasi Pendekatan Kontekstual ... i ii iii iv v vi vii viii ix xi xiv xv xvi 1 1 5 5 5 6 7 9 9 9 9 12 13 17


(14)

xii

2. Keterampilan Menulis sebagai Salah Satu

Keterampilan Berbahasa ... a. Menulis sebagai Suatu Proses ...

b. Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi ... C. Kerangka Berpikir... D. Hipotesis Penelitian...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...

A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian ... B. Langkah-langkah Penelitian ...

1. Tahap Pertama, Pre Experiment Measurement ... 2. Tahap Kedua, Treatment ... 3. Tahap Ketiga, Post Experiment Measurement ... C. Sumber Data ...

1. Populasi ... 2. Sampel ... D. Variabel Penelitian ... 1. Variabel Bebas ... 2. Variabel Terikat ... E. Teknik Pengumpulan Data ...

1. Wawancara ... 2. Observasi ...

a. Lembar Observasi Aktivitas Guru ... b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 3. Tes ... 4. Angket ... F. Validitas Instrumen ...

1. Validitas Konstruk ... 2. Validitas Isi ... G. Uji Instrumen Pembelajaran ... H. Teknik Analisis Data ...

20 20 22 24 26 27 27 29 29 30 30 30 30 30 31 31 31 32 32 32 32 32 33 33 33 34 34 35 35


(15)

xiii

I. Analisis dan Pembahasan ...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...

A. Data Penelitian ... 1. Data Hasil Pengamatan ... 2. Data Hasil Wawancara ... 3. Data Hasil Treatment Penelitian ... B. Analisis dan Pembahasan ...

BAB V PENUTUP ...

A. Simpulan ... B. Saran ...

DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ...

37 40 40 40 42 43 45 74 74 77 78 80


(16)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Hasil Pre Test Siswa ... Gambar 2 Hasil Post Test Siswa ...

121 133


(17)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Non-Equivalent Control Group Design ...

Tabel 2 PAP Tipe 1 Tingkat Kemampuan Menulis …... Tabel 3 Uji Normalitas ... Tabel 4 Uji Homogenitas ... Tabel 5 Uji-t Pada Nilai Pre-Test Post-Tes Kelompok

Eksperimen dan Kontrol ... Tabel 6 Uji-t Pada Nilai Post-Tes Kelompok Eksperimen

dan Kontrol ... Tabel 7 Uji-t Perbedaan Nilai Post-Tes Kelompok

Eksperimen dan Kontrol ... 28 36 46 47 48 48 49


(18)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Observasi ... Lampiran 2 Lembar Wawancara ... Lampiran 3 RPP ... Lampiran 4 Rubrik Penilaian ... Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa ... Lampiran 6 Angket ... Lampiran 7 Surat Izin Penelitian ... Lampiran 8 Surat Keterangan ...

80 88 91 110 121 139 142 143


(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan zaman membuat banyak lapangan kerja menuntut tenaga kerja menguasai bahasa internasional atau bahasa asing. Oleh sebab itu, banyak orang tua menuntut anak-anaknya mampu berbahasa asing salah satunya bahasa Inggris. Dampaknya, minat anak untuk berbahasa Indonesia sendiripun mulai berkurang dan bahasa Indonesia perlahan mulai dilupakan karena faktor kebutuhan masa depan. Akibatnya, banyak siswa mengalami kesulitan belajar bahasa Indonesia karena menurunnya minat mereka untuk mempelajari bahasa Indonesia. Selain itu, tak sedikit juga siswa menganggap bahasa Indonesia itu mudah sehingga ketika diuji, nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia lebih rendah dari mata pelajaran bahasa asing atau bahasa Inggris. Maka dari itu, perlu adanya sebuah kreasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia di antaranya yaitu dengan mengemas pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan pendekatan yang menjadikan pembelajaran lebih menarik dan mengundang minat siswa.

Pembelajaran kontekstual adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang mengakui bahwa belajar dapat terjadi jika siswa memroses informasi atau pengetahuan baru sedemikian rupa sehingga dirasakan masuk akal sesuai dengan kerangka berpikir yang dimilikinya (Agus Suprijono, 2011). Dengan demikian, pemaduan materi pelajaran dengan konteks keseharian siswa di dalam pembelajaran kontekstual akan menghasilkan dasar-dasar pengetahuan yang kuat


(20)

dan mendalam sehingga siswa kaya akan pemahaman masalah dan cara untuk menyesuaikannya.

Menurut Depdiknas (2006d), pembelajaran kontekstual merupakan suatu proses pendidikan yang holistik yang bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi yang dipelajarinya dengan mengaitkan materi itu dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosio, kultural) sehingga, siswa memiliki pengetahuan/ keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan/ konteks ke permasalahan/ konteks yang lain. Konsep belajar dalam pembelajaran kontekstual membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan perencanaan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu, belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual ini memudahkan siswa berpikir dan memproses pengetahuannya sehingga hasil yang didapat menjadi dasar pengetahuan yang kuat. Pada akhirnya, siswa mampu menghadapi situasi kehidupan nyata dengan rencana yang telah dibuat berdasarkan pengetahuannya.

Dari pernyataan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran kontekstual mampu mengubah pola pikir siswa pada sebelum dan sesudah siswa mengikuti pelajaran. Selain itu, pembelajaran dengan pendekatan Kontekstual memberikan penekanan pada penggunaan berpikir tingkat tinggi, transfer pengetahuan, pemodelan, informasi dan data dari berbagai sumber. Melalui hubungan di dalam dan di luar ruang kelas, pembelajaran kontekstual menjadikan pengalaman lebih relevan dan berarti bagi siswa dalam membangun pengetahuan


(21)

yang akan mereka terapkan dalam pembelajaran seumur hidup. Dengan demikian, dalam kegiatan pembelajaran pendekatan kontekstual membuat belajar lebih mudah, sederhana, bermakna dan menyenangkan sehingga siswa mudah menerima ide, gagasan, mudah memahami permasalahan dan pengetahuan serta dapat mengkonstruksi sendiri pengetahuan barunya secara aktif, kreatif dan produktif.

Untuk itu, pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual efektif diimplementasikan pada materi-materi pelajaran yang tergolong berat atau sukar. Mengingat keterampilan menulis sebagai keterampilan berbahasa yang paling tinggi, peneliti ingin mengimplementasikan pendekatan kontekstual sebagai sebuah model pembelajaran dalam kegiatan menulis. Diharapkan dengan pendekatan kontekstual ini, keterampilan menulis khususnya menulis teks eksposisi untuk siswa SMP khususnya pada siswa kelas VII SMPN 8 Yogyakarta mengalami perubahan yang lebih baik dari segi ide, tema, sistematika penulisan, dan diksi.

Keterampilan menulis sebagai salah satu keterampilan berbahasa itu sendiri oleh Tarigan (2008) dikatakan bahwa menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik itu. Gambar atau lukisan mungkin dapat menyampaikan makna-makna, tetapi tidak menggambarkan kesatuan-kesatuan bahasa. Sedang untuk menulis teks eksposisi, dibutuhkan kemampuan tertentu.


(22)

Eksposisi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menguraikan objek dan menjadi alat untuk menjelaskan bagaimana hubungan antara objek yang satu dengan objek yang lain (Keraf, 2010: 7). Menurut pendapat Wahyu Wibowo (2012: 59), eksposisi (paparan) adalah bentuk tulisan yang berupa paparan pikiran atau pendapat seorang penulis, tanpa berkehendak memengaruhi pandangan pembaca. Selanjutnya, menurut Nursisto (2010: 59) eksposisi adalah karangan yang menerangkan atau menjelaskan pokok pikiran yang dapat memperluas wawasan atau pengetahuan pembaca. Melalui eksposisi, penulis berusaha menjelaskan suatu ide atau gagasan, menganalisis sesuatu, membatasi pengertian sebuah istilah, dan sebagainya. Ismail Marahimin (2010: 193) mendefinisikan eksposisi sebagai penyingkapan buah pikiran, perasaan atau pendapat penulisnya yang selama ini tersembunyi untuk diketahui orang lain. Buah pikiran itu dapat berupa gagasan, ide, bahkan informasi-informasi penting yang diketahui oleh penulis. Widharyanto (2003: 1) mengatakan bahwa wacana eksposisi bertujuan untuk menerangkan suatu hal kepada penerima (pembaca) agar yang bersangkutan memahaminya.

Pendekatan kontekstual mampu menuntun siswa berpikir secara runtut dan tidak keluar dari konteks. Dengan pendekatan kontekstual ini, guru mampu memilih pengetahuan dasar apa yang paling cocok untuk ditanamkan pada anak didiknya.

Atas dasar itu, peneliti ingin mencoba melakukan penelitian tentang keefektifan pendekatan kontekstual dalam memecahkan masalah siswa pada keterampilan menulis, khususnya menulis teks eksposisi. Oleh sebab itu,


(23)

penelitian ini dibuat dan diberi judul Keefektifan Implementasi Pendekatan Kontekstual pada Pembelajaran Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Kelas VII SMPN 8 Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

Dilandasi latar belakang masalah yang telah dipaparkan, masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Apakah pendekatan kontekstual efektif jika diimplementasikan pada pembelajaran keterampilan menulisteks eksposisi siswa kelas VII SMPN 8 Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keefektifan pendekatan kontekstual pada keterampilan menulis teks eksposisi siswa kelas VII SMPN 8 Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Guru

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif untuk mengembangkan dan mengkombinasikan pendekatan dan model pembelajaran yang biasa dipakai dengan pendekatan kontekstual. b. Memudahkan guru untuk mengetahui karakter siswa.


(24)

c. Memudahkan membuat teknik pembelajaran sesuai dengan karakter dan potensi siswa masing-masing.

2. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan untuk dijadikan bahan pertimbangan instansi dalam mengembangkan modul atau handout dalam pembelajaran.

3. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran terhadap peneliti lain bahwa pendekatan kontekstual ini sangat penting bagi pembelajaran untuk menjadikan pengalaman siswa sebagai pengetahuan dasar yang kuat khususnya dalam keterampilan menulis teks eksposisi, sehingga peneliti lain dapat melanjutkannya.

E. Batasan Istilah

Istilah yang perlu dibatasi dalam penelitian ini adalah teks eksposisi, pendekatan kontekstual, pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual, efektivitas, implementasi

1. Teks Eksposisi

Bentuk tulisan yang berisi paparan pikiran atau pendapat orang lain tanpa memengaruhi pembaca.

2. Pendekatan Kontekstual

Sebuah sistem belajar yang mengajak siswa dalam aktifitas penting dalam membangun makna yang berkualitas dengan menghubungkan materi pelajaran dengan lingkungan sosial dan personal siswa.


(25)

3. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual

Sistem belajar yang mengimplementasikan tujuh komponen utama pendekatan kontekstual dengan menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.

4. Efektif

Sejauh mana pendekatan kontekstual mampu mempengaruhi hasil belajar siswa.

5. Implementasi

Penerapan pendekatan kontekstual pada kegiatan pembelajaran teks eksposisi siswa

F. Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri dari lima bab, yakni: pendahuluan, landasan teori, metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan dan saran. Penjelasan dari masing-masing bab, yaitu Bab I yang berisi pendahuluan meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah dan sistematika penulisan. Bab II adalah landasan teori yang menguraikan teori-teori yang berkaitan dengan penelitian. Isi dari Bab II ini meliputi penelitian yang relevan, kajian teori, kerangka berpikir, dan hipotesis. Bab III berkaitan dengan metodologi penelitian yang berisi metode-metode penelitian yang terdiri dari lima hal, yaitu jenis dan metode penelitian, langkah-langkah penelitian, sumber data, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, validitas instrumen, uji instrumen pembelajaran, dan teknik analisis data.

Isi dari Bab IV adalah hasil penelitian dan pembahasan yang menyajikan deskripsi data dari hasil penelitian, pengujian hipotesis, dan pembahasan tentang


(26)

penelitian secara keseluruhan. Bab terakhir yaitu Bab V yang berisi kesimpulan dan saran, secara lebih lanjut bab ini menguraikan tentang kesimpulan hasil penelitian, implikasi dan saran.


(27)

9

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada landasan teori akan disajikan teori-teori yang berhubungan langsung dengan judul dan masalah yang akan diteliti. Selain itu dalam landasan teori ini akan dipaparkan penelitian yang relevan terlebih dahulu.

A. Penelitian yang Relevan

Ada dua penelitian terdahulu yang dapat menunjukkan penelitian yang dilakukan peneliti masih relevan untuk dilaksanakan, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Anggraeni (2010) dan Bekti Susanti (2011).

Penelitian Anggraeni (2010) berjudul Peningkatan Kemampuan Menulis

Pengalaman Pribadi menggunakan Teknik Modeling dengan Pendekatan Kontekstual pada Siswa Kelas VII C SMP N 1 Ulujami Tahun Ajaran 2009/2010.

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keterampilan menulis pengalaman pribadi melalui teknik modeling dengan pendekatan Kontekstual. Pada pratindakan diperoleh nilai rata-rata kelas 62,91, pada siklus I diperoleh nilai rata-rata kelas 57,5, dan pada siklus II diperoleh nilai rata-rata kelas 73,63. Nilai rata-rata aspek pengembangan gagasan pada siklus I adalah 59,44 dan pada siklus II meningkat menjadi 67,77. Aspek kesesuaian dan kejelasan isi cerita nilai rata-rata mencapai 58,61 dan pada siklus II meningkat 73,05. Nilai rata-rata-rata-rata aspek kelengkapan unsur cerita pada siklus I 79,44 dan pada siklus II 80,46. Pada aspek kebahasaan nilai rata-rata siklus I 61,11 dan pada siklus II 79,02. Aspek kerapian


(28)

karangan nilai rata-rata pada siklus I 75,55 dan pada siklus II 77,5. Perubahan perilaku siswa kelas VI1 C SMP Negeri 1 Ulujami mengalami peningkatan lebih baik setelah mendapatkan pembelajaran keterampilan menulis pengalaman pribadi melalui teknik modeling dengan pendekatan Kontekstual.

Penelitian Bekti Susanti (2011) berjudul Peningkatan Keaktifan dan

Kemampuan Siswa Kelas XI IPS SMA Sang Timur Yogyakarta Tahun Ajaran 2010/2011 Dalam Pembelajaran Menulis Proposal Kegiatan dengan Menggunakan Pendekatan Kontekstual. Penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan peningkatan keaktifan dan kemampuan siswa kelas XI IPS dalam pembelajaran menulis proposal kegiatan dengan menggunakan pendekatan Kontekstual. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS semester 2, yang berjumlah 21 siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) penggunaan pendekatan Kontekstual dapat meningkatkan keaktifan dan kemampuan siswa kelas XI IPS dalam pembelajaran menulis proposal kegiatan, (2) berdasarkan nilai tes dan observasi, keaktifan dan kemampuan menulis meningkat dari siklus 1 sampai siklus 2. Pada kondisi awal hanya 6 (29%) siswa yang aktif. Peningkatan terjadi pada siklus 1, sebanyak 11 (52%) siswa aktif. Pada siklus 2, yang aktif sebanyak 16 (76%) siswa. Peningkatan juga terjadi pada kemampuan siswa kelas XI IPS. Pada kondisi awal hanya 9 (43%) siswa yang tuntas KKM. Peningkatan terjadi pada siklus 1, sebanyak 13 (62%) siswa tuntas KKM. Pada siklus 2 yang tuntas KKM sebanyak (18) 86% siswa. Peningkatan ini telah melampaui indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Untuk mengetahui perbedaan per siklus, dilakukan juga uji statistik. Hasil uji statistic parametrik tipe Paired Sample t Test


(29)

menunjukkan adanya perbedaan pada siklus 1 dan siklus 2. Hasil penelitan ini menunjukkan bahwa hipotesis tindakan dapat diterima. Pendekatan Kontekstual yang digunakan dalam penelitian ini dapat meningkatkan keaktifan dan kemampuan siswa kelas XI IPS.

Relevansi kedua penelitian di atas dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah sama-sama mengimplementasikan pendekatan Kontekstual. Dengan begitu, ada referensi bagi peneliti untuk mengembangkan pendekatan Kontekstual yang digunakan dalam upaya peningkatan kemampuan menulis selain menulis pengalaman pribadi dan menulis proposal kegiatan.

Hal yang membedakan dari kedua penelitian di atas yaitu pendekatan Kontekstual pada penelitian Anggraeni (2010) digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan menulis pengalaman pribadi. Sedangkan, penelitian yang dilakukan oleh Bekti Susanti (2011), pendekatan Kontekstual digunakan untuk mengetahui keaktifan dan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis proposal kegiatan. Sementara, peneliti akan mengimplementasikan pendekatan Kontekstual dalam pembelajaran keterampilan menulis teks eksposisi untuk mengetahui adakah perubahan yang signifikan pada pembelajaran sebelum diterapkan pendekatan Kontekstual dan setelah diterapkan pendekatan Kontekstual. Kedua penelitian tersebut termasuk ke dalam jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK), sedangkan jenis penelitian yang akan dilakukan peneliti yaitu penelitian eksperimen semu dengan subjek penelitiannya adalah siswa kelas VII SMPN 8 Yogyakarta dan objek penelitian berupa proses pembelajaran menulis teks eksposisi.


(30)

Berdasarkan pemaparan di atas, telah jelas mengenai perbedaan antara penelitian yang akan dilakukan dengan hasil penelitian-penelitian yang sudah dilakukan. Oleh karena itu, penelitian yang berjudul Keefektifan Implementasi

Pendekatan Kontekstual pada Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Siswa Kelas VII SMPN 8 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/ 2016 dapat dilakukan karena

masalah yang akan diteliti bukan duplikasi dari penelitian-penelitian sebelumnya.

B. Landasan Teori

1. Pendekatan Kontekstual

a. Hakikat Pendekatan Kontekstual

Elaine B. Johnson (2002) menyatakan bahwa Contextual Teaching

Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru

mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan pemahaman ini, hasil belajar diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran juga berlangsung alamiah, siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa.

Menurut Sanjaya (2006:109), pendekatan Kontekstual adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajarinya dan menghubungkan dengan situasi kehidupan nyata sehingga


(31)

mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan sehati-hari. Dari pengertian di atas, dapat ditarik makna bahwa pendekatan kontekstual adalah sebuah sistem belajar yang mengajak siswa untuk melaksanakan suatu aktivitas penting dalam membangun makna yang berkualitas dengan menghubungkan materi pelajaran dengan lingkungan sosial dan personal siswa.

b. Komponen Pembelajaran Kontekstual

Pendekatan Kontekstual atau Contextual Learning and Teaching (CTL) yaitu membangun makna yang berkualitas dengan menghubungkan pelajaran Bahasa Indonesia dengan lingkungan sosial dan personal siswa. Dalam pembelajaran Kontekstual, ada beberapa komponen utama pembelajaran efektif. Komponen-komponen itu merupakan sesuatu yang tak terpisahkan dalam pembelajaran kontekstul. Komponen-komponen dimaksud adalah konstruktivisme, inquiri, bertanya, masyarakat belajar (learning community), permodelan (modeling), refleksi, dan penilaian sebenarnya (authentic assessment) (Nurhadi dalam Sagala, 2009: 88-91; Suprijono, 2011: 85). Pembelajaran CTL melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran dan digunakan secara proporsional, yakni:

1) Konstruktivisme

Landasan Filosofis CTL adalah konstruktivisme, yaitu filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal, tetapi merekonstruksikan atau membangun pengetahuan


(32)

atau keterampilan baru lewat fakta-fakta atau proposisi yang mereka alami dalam kehidupannya (Muslich, 2007: 41). Menurut konstruktivisme, pengetahuan memang berasal dari luar tetapi dikontruksi oleh dalam diri seseorang. Jadi, pembelajaran yang berciri konstruktivisme menekankan pada proses membangun dan menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Oleh karena itu, pengetahuan terbentuk oleh dua faktor penting yaitu objek yang menjadi bahan pengamatan dan kemampuan subjek untuk menginterprestasi objek tersebut. Pembelajaran melalui CTL pada dasarnya mendorong agar siswa bisa mengonstruksi pengetahuaannya melalui proses pemgamatan nyata yang dibangun oleh individu si pembelajar.

2) Inkuiri

Pada pembelajaran kontekstual, Inkuiri adalah kegiatan inti. Inkuiri merupakan proses pembelajaran didasarkan pada pencairan dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis. Secara umum, proses inkuiri dapat dilakukan melalui beberapa langkah, yaitu: merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis dan membuat kesimpulan. Penerapan inkuiri pada CTL diawali dengan pengamatan terhadap fenomena, dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan bermakna untuk menghasilkan temuan yang diperoleh sendiri oleh siswa (Muslich, 2008: 45). Proses menemukan


(33)

dan berpikir sistematis akan dapat menumbuhkan sikap ilmiah, sebagai dasar pembentukan kreativitas.

3) Bertanya

Bertanya adalah strategi pembelajaran kontekstual dan merupakan bagian inti dari belajar dan menemukan pengetahuan (Muslich, 2007: 44). Dengan adanya keingintahuanlah pengetahuan selalu dapat berkembang. Dalam pembelajaran ini guru tidak menyampaikan informasi begitu saja, tetapi memancing siswa dengan bertanya agar dapat menemukan jawabannya sendiri. Dengan demikian, pengembangan keterampilan guru dalam bertanya sangat diperlukan. Hal ini sangat penting karena bertanya menjadikan pembelajaran lebih produktif, yaitu berguna untuk menggali informasi tentang kemampuan siswa dalam penguasaan pelajaran, membangkitkan motivasi siswa untuk belajar, merangsang keingintahuan siswa terhadap sesuatu, memfokuskan siswa pada sesuatu yang diinginkan, dan membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan sesuatu.

4) Masyarakat belajar (learning community)

Konsep ini menyarankan bahwa hasil belajar sebaiknya diperoleh dari kerja sama dengan orang lain (Muslich, 2007: 46). Permasalahan tidak mungkin dipecahkan sendirian, tetapi membutuhkan bantuan orang lain untuk saling melengkapi. Dalam CTL, hasil belajar dapat diperoleh dari hasil sharing dengan orang lain, teman, antar


(34)

kelompok, sumber lain dan bukan hanya guru. Dengan demikian,

learning community atau masyarakat belajar dapat diterapkan melalui

belajar kelompok dan sumber-sumber dari luar yang dianggap tahu tentang sesuatu yang menjadi fokus pembelajaran.

5) Pemodelan (modeling)

Pemodelan (modeling) adalah proses pembelajaran dengan memeragakan suatu contoh yang dapat ditiru oleh siswa, seperti membaca berita, membaca lafal bahasa, dan mengoperasikan instrumen. Kegiatan tersebut memerlukan contoh agar siswa dapat mengerjakan dengan benar. Dengan demikian, modeling sangat penting dalam pembelajaran melalui CTL karena melalui CTL siswa dapat terhindar dari verbalisme atau pengetahuan yang bersifat teoretis-abstrak. Perlu juga dipahami bahwa modeling tidak terbatas dari guru tetapi dapat juga memanfaatkan siswa atau sumber lain yang mempunyai pengalaman atau keahlian.

6) Refleksi

Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari dengan cara merenungkan kembali atas pengetahuan yang baru dipelajari. Melalui refleksi siswa dapat memperbarui pengetahuan yang telah dibentuknya serta menambah khasanah pengetahuaanya. Refleksi dapat berupa menyampaikan penilaian atas pengetahuan yang baru diterima, membuat catatan singkat, diskusi dengan teman sejawat, atau unjuk kerja.


(35)

7) Penilaian nyata (authentic assesement)

Penilaian nyata (authentic assesement) adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa. Penilaian nyata (authentic assesement) merupakan ciri khusus dari pendekatan Kontekstual (Muslich, 2007: 47). Penilaian ini diperlukan untuk mengetahui apakah siswa benar-benar belajar atau tidak, penilaian itu berguna untuk mengetahui apakah pengalaman belajar mempunyai pengaruh positf terhadap perkembangan siswa baik intelektual, mental, maupun psikomotor. Penilaian ini dilakukan secara komprehensif agar penilaiannya seimbang antara proses dan hasil belajar. Oleh karena itu, penilaian ini dilakukan secara terintegrasi. Dalam CTL, keberhasilan pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh perkembangan kemampuan intelektual saja, akan tetapi perkembangan seluruh aspek.

c. Implementasi Pendekatan Kontekstual

Sebuah kelas dikatakan menggunakan Pendekatan Kontekstual jika menerapkan komponen utama pembelajaran efektif seperti yang diuraikan di atas. Oleh karena itu, seorang guru perlu mengetahui dan memahami penerapan pembelajaran Kontekstual itu sendiri.

Berdasarkan Center for Occupational Research and Development (CORD), penerapan strategi pembelajaran Kontekstual digambarkan sebagai berikut:


(36)

1) Relating, belajar dikaitkan dengan konteks pengalaman kehidupan

nyata. Konteks merupakan kerangka kerja yang dirancang guru untuk membantu siswa agar apa yang dipelajarinya bermakna;

2) Experiencing, belajar adalah kegiatan “mengalami”, siswa berproses

secara aktif dengan hal yang dipelajari dan berupaya melakukan eksplorasi terhadap hal yang dikaji, berusaha menemukan dan menciptakan hal baru dari apa yang dipelajarinya;

3) Applyng, belajar menekankan pada proses pendemonstrasian pengetahuan yang dimiliki dalam kenteks dan pemanfaatannya;

4) Cooperating, belajar merupakan proses kolaboratif dan kooperatif

melalui belajar berkelompok, komunikasi interpersonal, atau hubungan intersubjektif; dan

5) Transferring, belajar menekankan pada terwujudnya kemampuan

memanfaatkan pengetahuan dalam situasi atau konteks baru (Suprijono, 2011: 84).

Sagala (2009: 92) dan Riyanto (2010: 168-169) menguraikan langkah-langkah penerapan pembelajaran Kontekstual sebagai berikut:

1) mengembangkan pemikiran bahwa siswa akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksikan sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya; 2) melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua pokok


(37)

3) mengembangkan sikap ingin tahu siswa dengan bertanya; 4) menciptakan masyarakat belajar;

5) menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran; 6) melakukan refleksi di akhir pertemuan;

7) dan melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.

Berdasarkan langkah-langkah di atas, peneliti menbuat langkah-langkah yang dapat dilakukan pada penelitian ini yaitu menyusun kembali teks eksposisi siswa kelas VII SMPN 8 Yogyakarta. Adapun langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut:

1) Peneliti menggali informasi mengenai pengetahuan siswa tentang teks eksposisi. Siswa membuat kelompok yang terdiri dari 2-4 siswa yang kemudian mengerjakan soal pre-test dan post-test. Siswa menulis kembali teks eksposisi yang telah dibaca pada soal pre-test dan post-test dengan bahasa sendiri.

2) Peneliti menjelaskan secara singkat mengenai teks eksposisi, kemudian peneliti memberikan contoh teks eksposisi. Siswa diminta mendiskusikan contoh yang telah diberikan dan menganalisis unsur teks eksposisi.

3) Peneliti memberikan tema Lingkungan dan Mandiri Pangan dan

Teknologi Tepat Guna yang digunakan untuk tema teks eksposisi. Siswa

secara berkelompok mencari contoh-contoh teks eksposisi dengan tema di atas dari berbagai sumber.


(38)

4) Kelompok mempresentasikan hasil penyusunan kembali teks eksposisi dengan percaya diri. Hal ini dimaksudkan supaya siswa mampu mempertanggung jawabkan hasil pekerjaannya dan mengasah rasa percaya diri.

5) Pada akhir pelajaran, peneliti dan siswa melaksanakan refleksi dengan berdiskusi mengenai kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Siswa membuat catatan-catatan penting mengenai teks eksposisi. Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam keadaan santai. Hal ini dimaksudkan supaya informasi yang diperoleh siswa selama kegiatan pembelajaran dapat menjadi pengetahuan dasar siswa.

6) Peneliti membuat penilaian kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa yang diambil dari hasil dan pengamatan kepada siswa di dalam kelas. Ketiga unsur diatas dinilai dengan porsi yang sama. Hal ini menjadikan hasil penilaian terhadap siswa dapat digunakan untuk memahami karakteristik siswa dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang telah di kelas serta menjadi acuan untuk membuat rancangan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

2. Keterampilan Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa a. Menulis sebagai Suatu Proses

Aktivitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kompetensi berbahasa paling akhir dikuasai pembelajar bahasa setelah kemampuan mendengarkan, berbicara, dan membaca (Nurgiyantoro, 2010: 422). Dibandingkan dengan ketiga kemampuan berbahasa yang lain,


(39)

kemampuan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan sekalipun. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, biasanya kita melalui suatu hubungan urutan yang teratur. Mula-mula pada masa kecil kita belajar menyimak bahasa kemudian berbicara, sesudah itu kita belajar membaca dan menulis. Menyimak dan berbicara kita pelajari sebelum memasuki sekolah. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan suatu kesatuan atau catur tunggal. Selanjutnya setiap keterampilan itu erat pula berhubungan dengan proses-proses yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak latihan. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan berpikir.

Menulis dapat diartikan sebagai proses mengabdikan dengan tanda-tanda grafis (Iskandarwassid dan Sunendar, 2008: 292). Menulis dapat dibedakan menjadi beberapa tujuan berdasarkan tingkatnya, yaitu tingkat pemula, tingkat menengah, dan tingkat lanjut. Menulis teks eksposisi termasuk dalam pembelajaran menulis tingkat menengah. Dalam kaitannya dengan pembelajaran bahasa, menulis eksposisi pun dapat dimanfaatkan untuk melatih dan mengungkap kemampuan menulis peserta didik.


(40)

b. Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi

Pembelajaran Bahasa Indonesia bertujuan untuk menjadikan siswa memiliki keempat keterampilan berbahasa dalam menyampaikan materi yang sesuai dengan tema yang telah ditentukan pada Kurikulum 2013 (K13). Materi dan tema memiliki kedudukan sebagai isi (pesan), sedangkan proses penyampaiannya dilakukan melalui proses komunikasi yang melibatkan aktivitas menyimak, berbicara, membaca dan menulis (Kurniawan, 2015: 40). Untuk itu, pembelajaran Bahasa Indonesia ini bersifat terpadu. Artinya, keempat keterampilan berbahasa itu tidak disampaikan secara dikotomik, melainkan melalui satu kesatuan yang komprehensif. Maka dari itu, lahirlah pembelajaran Bahasa Indonesia yang komunikatif dan terpadu. Komunikatif dalam arti pembelajarannya selalu melibatkan keempat keterampilan berbahasa dan terpadu dalam arti bahwa keempat keterampilan berbahasa tersebut dilakukan secara serentak. Jadi, proses pembelajarannya adalah melakukan kegiatan menyimak, berbicara, membaca dan menulis dilakukan secara serentak dan tuntas untuk membahasa materi dan tema (Kurniawan, 2015: 40).

Keterampilan menulis sebagai salah satu keterampilan berbahasa itu sendiri oleh Tarigan (2008) dikatakan bahwa menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik itu. Menurut


(41)

pendapat Wahyu Wibowo (2012: 59), eksposisi (paparan) adalah bentuk tulisan yang berupa paparan pikiran atau pendapat seorang penulis, tanpa berkehendak memengaruhi pandangan pembaca. Melalui eksposisi, penulis berusaha menjelaskan suatu ide atau gagasan, menganalisis sesuatu, membatasi pengertian sebuah istilah, dan sebagainya. Ismail Marahimin (2010: 193) mendefinisikan eksposisi sebagai penyingkapan buah pikiran, perasaan atau pendapat penulisnya yang selama ini tersembunyi untuk diketahui orang lain. Buah pikiran itu dapat berupa gagasan, ide, bahkan informasi-informasi penting yang diketahui oleh penulis.

Pembelajaran menulis teks eksposisi terdapat pada kelas VII semester ganjil dengan kompetensi dasar menyusun teks eksposisi sesuai dengan karakteristik teks. Jadi, dalam penelitian ini kegiatan menulis yang dilakukan siswa diarahkan pada pembelajaran menulis teks eksposisi dengan mengimplementasikan pendekatan kontekstual dan memperhatikan kriteria penilaian menulis teks eksposisi.

Dalam penelitian ini, jenis penilaian otentik yang digunakan adalah penilaian kinerja. Penilaian kinerja yang dimaksudkan untuk menguji kemampuan peserta didik dalam mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan, menguji apa yang mereka ketahui dan dapat dilakukan, sebagaimana ditemukan dalam situasi nyata dan dalam konteks tertentu (Nurgiyantoro, 2010: 315). Kinerja kebahasaan yang paling mudah dilakukan dan ditemukan adalah kinerja lisan seperti berpidato,


(42)

berdiskusi, berdialog, berwawancara, dan lain-lain. Namun, kinerja juga dapat berupa kegiatan penulisan yang menghasilkan karya tulis seperti karangan, artikel, resensi, laporan, sampai menulis karya kreatif, dan lain-lain.

Pada penelitian ini, kinerja yang dinilai adalah kinerja berbicara dan kinerja menulis. Kinerja berbicara yang digunakan adalah berdiskusi sedangkan kinerja menulis yang dinilai adalah keterampilan menulis teks eksposisi. Kriteria penilian berdiskusi yaitu keakuratan dan keaslian gagasan, keruntutan penyampaian gagasan, pemahaman, dan kelancaran. Kriteria penilaian pada keterampilan menulis teks eksposisi yaitu topik, bahasa, dan isi.

C. Kerangka Berpikir

Kurangnya minat siswa pada pelajaran Bahasa Indonesia menjadi salah satu faktor kesulitan belajar yang mereka alami. Akibatnya, sering kali siswa malas untuk mengikuti pelajaran. Mengingat pelajaran Bahasa Indonesia menjadi mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Nasional, berarti bahasa Indonesia menjadi salah satu penentu kelulusan siswa, semua materi dalam pelajaran Bahasa Indonesia harus dikuasai, baik materi yang mudah hinggga sukar. Maka, peneliti ingin mengemas pembelajaran Bahasa Indonesia menjadi pembelajaran yang menarik sehingga siswa dapat mengikuti pelajaran dengan sungguh-sungguh.

Menurut Depdiknas (2006d), pembelajaran kontekstual merupakan suatu proses pendidikan yang holistik yang bertujuan membantu siswa untuk


(43)

memahami makna materi yang dipelajarinya dengan mengaitkan materi itu dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosio, kultural) sehingga siswa memiliki pengetahuan/ keterampilan yang dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan/ konteks ke permasalahan/ konteks yang lain. Untuk itu, peneliti memilih Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and

Learning) sebagai pendekatan pembelajaran Bahasa Indonesia. Bagi peneliti,

Pendekatan Kontekstual dirasa cocok digunakan untuk pembelajaran Bahasa Indonesia karena Pendekatan Kontekstual mampu menjadikan materi-materi pelajaran yang abstrak menjadi nyata sehingga siswa mampu mencapai standar tinggi. Pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Kontekstual mampu mengeluarkan potensi siswa secara alamiah karena Pendekatan Kontekstual mengajak siswa belajar dengan mengaitkan pelajaran-pelajaran di sekolah dengan lingkungan dan pengalaman mereka. Diharapkan dengan penerapan pendekatan Kontekstual dalam kegiatan pembelajaran ini, minat belajar siswa meningkat dan siswa lebih memahami teori dan mampu menerapkannya dalam kehidupan nyata. Selain itu, hasil belajar yang diperoleh mampu menjadi pengetahuan dasar bagi siswa sehingga proses transfer pengetahuan dari guru kepada siswa lebih optimal.

Untuk itu, peneliti ingin menyajikan pembelajaran Bahasa Indonesia yang dirancang sedemikian rupa sehingga mampu membantu siswa mendapatkan hasil yang optimal. Mengingat keterampilan menulis sebagai keterampilan berbahasa yang paling tinggi, peneliti ingin mengimplementasikan Pendekatan Kontekstual dalam pembelajaran menulis. Diharapkan dengan Pendekatan Kontekstual ini, keterampilan menulis khususnya menulis teks eksposisi untuk siswa kelas VII


(44)

SMPN 8 Yogyakarta mengalami perubahan yang lebih baik dari segi ide, tema, sistematika penulisan, dan diksi.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan landasan teori yang telah dipaparkan di atas, rumusan hipotesis peneliti adalah sebagai berikut. Pendekatan Kontekstual efektif jika diimplementasikan pada pembelajaran menulis teks eksposisi siswa kelas VII SMPN 8 Yogyakarta.


(45)

27

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Menurut Azwar (2007), penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metode statistika. Pada dasarnya, pendekatan kuantitatif dimaksudkan dalam rangka pengujian suatu hipotesis. Penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif akan memperoleh signifikasi perbedaan kelompok atau signifikasi hubungan antar variabel yang diteliti (Azwar 2007: 5). Pendekatan deskriptifyang digunakan yaitu pendekatan yang berusaha menuturkan pemecahan masalah yang ada dengan menyajikan data, menganalisis, dan menginterpretasikannya (Moleong, 2002).

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu. Bentuk penelitian ini banyak digunakan di bidang ilmu pendidikan. Penelitian eksperimen semu dilakukan untuk menguji hipotesis tentang ada tidaknya pengaruh suatu perlakuan bila dibandingkan dengan pengaruh perlakuan lain yang pengontrolan variabelnya disesuaikan dengan kondisi yang ada (situational).

Penelitian eksperimen semu ini menggunakan desain pretest-posttest kelompok kontrol yang non-ekuivalen (Non-equivalent Pretest- Posttest Control

Group Design). Desain penelitian pretest-posttest kelompok kontrol yang


(46)

dengan melibatkan kelas-kelas yang sudah ada sebagai kelompoknya, kemudian memilih kelas-kelas yang diperkirakan sama keadaannya atau kondisinya. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Jumlah kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dibandingkan dengan porsi yang seimbang. Nilai-nilai post-test kemudian dibandingkan untuk menentukan keefektifan treatment atau perlakuan. Data kelompok dibagi dua, separuh diberi perlakuan (kelompok eksperimen) dan separuh lagi tidak diberi perlakuan (kelompok kontrol). Desain penelitian ini (mengikuti Sugiyono, 2010: 112) adalah sebagai berikut:

Tabel 1

non-equivalent control group design

Kelompok Pre test Perlakuan Post test

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O3 - O4

Keterangan:

X =Perlakuan implementasi Pendekatan Kontekstual pada keterampilan menulis siswa

O1 =Keterampilan awal menulsi pada kelompok eksperimen

O2 =Keterampilan akhir menulis pada kelompok eksperimen dengan

menggunakan Pendekatan Kontekstual

O3 =Keterampilan awal menulis pada kelompok kontrol

O4 =Keterampilan akhir menulis pada kelompok kontrol dengan menggunakan


(47)

Materi dan pokok bahasan yang diberikan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen adalah sama, hanya saja model pembelajarannya berbeda. Pada kelompok kontrol diajarkan materi menulis teks eksposisi dengan menerapkan metode guru, sedangkan pembelajaran menulis teks eksposisi pada kelompok eksperimen, mengimplementasikan pendekatan Kontekstual dengan tujuh komponen utama pembelajaran Kontekstual yang menekankan pada pengolahan pengalaman siswa.

B. Langkah-langkah Penelitian

1. Tahap Pertama, Pre Experiment Measurement

Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti terlebih dahulu harus melakukan observasi pada guru yang mengajar di dalam kelas. Mewawancarai guru Bahasa Indonesia SMPN 8 Yogyakarta mengenai model pembelajaran yang biasa diterapkan, karakteristik siswa kelas VII SMPN 8 Yogyakarta, dan respons siswa terhadap pembelajaran bahasa Indonesia khususnya keterampilan menulis teks eksposisi. Setelah itu, peneliti memberikan pre-test guna mengetahui kemampuan menulis siswa. 2. Tahap Kedua, Treatment

Tahap kedua dari penelitian ini adalah perlakuan atau treatment dengan mengajar siswa kelas VII G dan VII J, SMPN 8 Yogyakarta. Peneliti mengimplementasikan pendekatan Kontekstual dalam kelas VII J pada kegiatan menulis teks eksposisi (kelas eksperimen), sedangkan pada kelas VII G peneliti mengajar dengan menerapkan metode guru (kelas kontrol).


(48)

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan treatment sebanyak dua kali pada kelas eksperimen (VII J) dan dua kali pada kelas kontrol (VII G).

3. Tahap Ketiga, Post Experiment Measurement

Langkah ketiga sekaligus langkah terakhir adalah memberikan post test menulis teks eksposisi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Bentuk soal post-test pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen adalah sama. Hasil dari post-test itu berupa data kemampuan akhir siswa yang digunakan untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan akibat dari pemberian perlakuan.

C. Sumber Data

1. Populasi

Menurut Arikunto (2010), populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Sudjana mendefinisikan populasi bahwa semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas memiliki karakteristik tertentu yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN 8 Yogyakarta, tahun ajaran 2015/2016. Sumber data pendukung adalah guru Bahasa Indonesia kelas VII SMPN 8 Yogyakarta. Siswa kelas VII SMPN 8 Yogyakarta terdiri dari 320 siswa.

2. Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah pengambilan sampel acak sederhana atau simple random sampling. Pengambilan sampel


(49)

acak sederhana adalah cara pengambilan sampel di mana setiap unsur yang membentuk populasi diberikan kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN 8 Yogyakarta sebanyak 60 siswa yang terdiri dari dua kelas, yakni kelas VII G dan kelas VII J. Dalam pengambilan sampel ini, populasi diasumsikan berdistribusi normal dan dalam keadaan homogen.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah objek yang diteliti dan dipelajari kemudian ditarik kesimpulan atau apa yang menjadi titik pusat suatu penelitian (Sugiyono: 38). Terdapat dua variabel dalam penelitian ini, yaitu:

1. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2012: 41). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendekatan Kontekstual.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa pada kemampuan menulis teks eksposisi.


(50)

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Peneliti melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMPN 8 Yogyakarta kelas VII tentang keterampilan menulis siswa kelas VII dalam menulis teks eksposisi. Selain itu, peneliti juga mewawancarai Dwi Martati, S.Pd., M.Si. selaku guru Bahasa Indonesia tentang penggunaan pendekatan, metode dan teknik pembelajaran bahasa Indonesia di kelas.

2. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan fenomena-fenomena yang sedang diteliti. Observasi juga dapat diartikan kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran (FKIP, 2011). Lembar observasi (pengamatan) dalam menerapkan pendekatan Kontekstual dalam pembelajaran ini ada dua macam, yaitu:

a. Lembar Observasi Aktivitas Guru

Lembar observasi ini untuk mengetahui gambaran pelaksanaan tindakan guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia di dalam kelas. b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi ini untuk mengetahui gambaran aktivitas siswa selama berlangsungnya proses pembelajaran bahasa Indonesia dengan metode guru.


(51)

3. Tes

Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dan perkembangan kemampuan menulis laporan pengamatan siswa. Jenis tes yang dilakukan berupa post tes untuk mengetahui keterampilan akhir menulis laporan pengamatan siswa dengan mengimplementasikan pendekatan Kontekstual dan dengan metode guru, dilakukan sebagai evaluasi hasil belajar setiap pertemuan dan untuk mengetahui tingkat kemampuan menulis siswa.

4. Angket

Angket sering disebut juga dengan kuesioner. Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal lain yang ia ketahui. Tata urut dalam angket dapat bermacam-macam, misalnya tata urut berdasarkan sub pokok permasalahan. Tata urut lain yang juga harus diperhatikan adalah tingkat kesukaran pertanyaan. Penyusunan angket dalam penelitian ini berdasarkan sub pokok permasalahan.

F. Validitas Instrumen

Validitas instrumen dilakukan untuk menguji kevalidan instrumen penelitian. Berikut penjelasan tentang validitas instrumen dalam penelitian ini. Validitas menurut Azwar (2012: 8) berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana akurasi suatu tes atau skala dalam menjalankan fungsi pengukurannya. Pengukuran dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila menghasilkan data yang secara akurat memberikan gambaran mengenai variabel


(52)

yang diukur seperti dikehendaki oleh tujuan pengukuran tersebut. Akurat dalam hal ini adalah tepat dan cermat sehingga apabila data tes yang dihasilkan tidak relevan dengan tujuan pengukuran, dikatakan sebagai pengukuran yang memiliki validitas rendah. Dalam penelitian ini validitas yang digunakan adalah validitas konstruk dan validitas isi.

1. Validitas Konstruk

Menurut Djaali (2008: 50), validitas konstruk merupakan validitas yang mempermasalahkan seberapa jauh item-item tes mampu mengukur apa yang benar-benar hendak diukur sesuai dengan konsep khusus atau definisi konseptual yang telah ditetapkan. Validitas konstruk biasa digunakan untuk instrumen-instrumen yang dimaksudkan mengukur variabel konsep, baik sifatnya performansi tipikal seperti instrumen untuk mengukur sikap, minat, konsep diri, gaya kepemimpinan, motivasi dan prestasi, dan lain-lain. Validitas konstruk dilakukan dengan cara menyebarkan angket tentang pendekatan Kontekstual di dalam kelas.

2. Validitas Isi

Menurut Djaali (2008: 51), adalah suatu tes yang mempermasalahkan seberapa jauh suatu tes mengukur tingkat penguasaan terhadap isi suatu materi tertentu yang seharusnya dikuasai dengan tujuan pengajaran. Dengan kata lain, tes yang benar-benar mengukur penguasaan materi yang seharusnya dikuasai dengan konten pengajaran. Validitasi isi dilakukan dengan cara expert judgement atau memberikan blueprint dari instrumen penelitian baik lembar observasi maupun angket, kepada seseorang yang lebih ahli, seperti guru atau dosen. Dalam


(53)

penelitian ini, expert judgement dilakukan oleh dosen untuk menilai ketepatan dari setiap item instrumen.

G. Uji Instrumen Pembelajaran

Perangkat pembelajaran yang telah disusun kemudian oleh peneliti diuji validitas isi dan validitas konstruk oleh beberapa ahli yaitu dosen sebagai validator 1 dan guru sebagai validator 2. Peneliti memilih dosen dan guru karena dianggap memiliki kemampuan yang sesuai dalam bidang dan lingkup objek yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti menunjuk seorang dosen ahli yaitu Dr. Y. Karmin, M.Pd. Validitas yang selanjutnya adalah peneliti meminta bantuan kepada Dwi Martati, S.Pd., M.Si. selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMPN 8 Yogyakarta karena beliau salah satu guru yang menurut peneliti ahli dalam bidang pendidikan bahasa Indonesia terutama di sekolah menengah pertama.

H. Teknik Analisis Data

Sugiyono (2012: 147) mengemukakan bahwa analisis data dilakukan setelah data-data yang diperlukan terkumpul. Kegiatan dalam menganalisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dari seluruh responden, mentabulasi dan menyajikan data tiap variabel yang diteliti, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya.

Analisis data dilakukan setelah menentukan kriteria perhitungan yang sudah ditetapkan, maka hasilnya akan dihitung dengan menggunakan model Penilaian


(54)

Acuan Patokan (PAP) tipe I. Peneliti telah menetapkan suatu batas penguasaan bahan pengajaran atau kompetensi minimal yang dianggap dapat meluluskan (passing skor) dari kesuluruhan bahan yakni 65% yang diberi nilai cukup. Dengan kata lain passing score adalah hasil kemampuan menulis siswa yang dituntut sebesar 65% dari total skor yang seharusnya dicapai, lalu diberi nilai cukup. Jadi, passing score terletak pada persentil 65. Tuntutan pada persentil 65 juga sering disebut persentil maksimal. Persentil maksimal yaitu passing score pada persentil 65 dianggap merupakan batas penguasaan kompetensi minimal yang sangat tinggi, yang berarti bahwa tuntutan ketiga syarat dan keadaan belajar siswa termasuk pada tingkat tinggi (Masidjo, 2010).

Tabel 2

PAP tipe I Tingkat Kemampuan Menulis

Berdasarkan tabel 2 di atas, dapat diketahui bahwa siswa dikatakan mahir jika tingkat kemampuan menulis siswa berada pada 65%-100% atau siswa dikatakan mahir kemampuan menulis jika siswa tersebut mendapat skor minimal C atau cukup mahir. Dalam menganalisis data, hal pertama yang dilakukan yaitu data yang dikumpulkan melalui tes dihitung jumlah skor masing-masing siswa, dan dari skor ditentukan nilai siswa. Penghitungan PAP tipe I ini dengan rumus:

Tingkatpenguasaan

Kompetensi Nilaihuruf Keterangan

90%-100% A SangatMahir

80%-89% B Mahir

65%-79% C Cukup Mahir

55%-64% D Tidak Mahir


(55)

Jumlah skor yang diperoleh siswa

Nilai = x 100% Jumlah skor maksimal

I. Pelaksanaam penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP N 8 Yogyakarta, Jl. Prof. Dr. Kahar Muzakir No.2, Terban kota Yogyakarta. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII G dan kelas VII J serta guru Bahasa Indonesia kelas VII SMP N 8 Yogyakarta yaitu Dwi Martati, S.Pd., M.Si. Objek dalam penelitian ini adalah penerapan pendekatan pembelajaran menulis khususnya menulis teks eksposisi dengan menerapkan pendekatan Kontekstual di kelas eksperimen. Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2015/2016, yaitu bulan Oktober-November 2015.

Sebelum melakukan treatment peneliti meminta izin kepada pihak sekolah untuk melakukan observasi pada guru Bahasa Indonesia SMP N 8 Yogyakarta. Peneliti meminta agar diperbolehkan melakukan observasi pada dua kelas VII. Atas pertimbangan guru-guru Bahasa Indonesia di SMP N 8 Yogyakarta kelas VII yang diperbolehkan untuk diobservasi adalah kelas VII G dan VII J. Setelah itu, peneliti dan Ibu Dwi Martati selaku guru Bahasa Indonesia kelas VII G dan VII J memutuskan agar kelas VII J dijadikan kelas eksperimen atau yang diberikan

treatment sedangkan kelas VII G sebagai kelas kontrolnya. Pada akhir observasi,

peneliti melakukan wawancara dengan Ibu Dwi Martati mengenai metode dan teknik yang dilakukan ketika mengajar Bahasa Indonesia, karakteristik siswa SMP N 8 Yogyakarta khususnya kelas VII G dan VII J dan hambatan apa saja yang


(56)

dittemukan ketika mengajar. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan itu, peneliti mengetahui bahwa SMP N 8 Yogyakarta menggunakan kurikulum 2013. Pada semester ganjil, materi yang diajarkan adalah teks observasi dan teks eksposisi. Pada kesempatan ini, beliau mengajar teks eksposisi dengan Teknologi Tepat Guna dan Mandiri Pangan. Siswa SMPN 8 Yogyakarta tergolong rajin dan cerdas karena inputnya memang sudah bagus. Mereka aktif dalam pelajaran Bahasa Indonesia dan mampu memberikan contoh di dalam kelidupan mereka. Keterampilan berbahasa yang perlu dipertahankan adalah keterampilan berbicara. Siswa dituntut terampil dalam menanggapi permasalahan yang ada di dalam kelas dan mengomunikasikan hasil pembelajaran.

Metode dan teknik yang digunakan guru dalam pembelajaran di kelas adalah Inkuiri dengan memberikan teks, menampilkan video, dan memberikan contoh teks yang mereka pelajari. Tujuan guru menggunakan metode dan teknik tersebut yaitu untuk mengembangkan daya pemahaman siswa. Respon siswa terhadap metode dan teknik yang digunakan guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia juga sangat baik karena siswa sangat sangat senang bahkan kreatif. Selain itu, metode dan teknik yang digunakan mampu membangkitkan semangat dan keaktifan siswa di dalam kelas dan siswa menjadi antusias dalam mengikuti pelajaran. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan guru, siswa mampu mendapat nilai yang lebih baik. Selain nilai, siswa juga mampu berprestasi. Tidak sedikit hambatan yang sering terjadi saat Ibu Dwi Martati mengajar Bahasa Indonesia di dalam kelas. Beberapa diantaranya adalah konsentrasi anak setelah jeda istirahat berkurang. Jarak belajar yang terlalu jauh, misal hari Selasa dan


(57)

Sabtu. Ketika mendapat PR membaca, mereka sudah lupa. Solusinya ketika siswa tidak connect dalam pelajaran, guru memberi waktu siswa untuk membaca ulang, guru juga menampilkan video terkait pembelajaran.


(58)

40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab hasil penelitian dan pembahasan, ada dua hal yang diuraikan peneliti yaitu hasil penelitian yang telah dilakukan beserta pembahasannya. Berikut adalah penjelasan dari hasil penelitian dan pembahasan dari hasil penelitian ini.

A. Data Penelitian

Data penelitian ini terdiri dari tiga, yaitu data pengamatan guru mengajar, data wawancara guru Bahasa Indonesia, dan data hasil penerapan pendekatan Kontekstual oleh peneliti.

1. Data Hasil Pengamatan

Peneliti melakukan pengamatan sebanyak dua kali. Pengamatan pertama saat guru mengajar keterampilan menulis siswa di kelas VII G kemudian pengamatan kedua saat guru mengajar keterampilan menulis siswa di kelas VII J, yaitu:

No.

Materi

Pembelajaran Tanggal Waktu Tempat

1.

Memahami teks eksposisi dengan

tema “Teknologi Tepat Guna dan

Mandiri Pangan”

Selasa, 3 November 2015 Jam pelajaran ke 1-3 (07.00-09.15 WIB) Ruang kelas VII G

2. Memahami teks

eksposisi dengan Sabtu, 7 November 2015 Jam pelajaran ke 1-3 Ruang kelas VII J


(59)

tema “Teknologi Tepat Guna dan

Mandiri Pangan”

(07.15-09.15 WIB)

Lihat lampiran 1

Pada saat kegiatan observasi dilaksanakan peneliti mengarahkan pengamatan pada tiga hal yakni aktivitas guru di kelas secara umum berupa pernyataan YA atau TIDAK dengan melihat kesiapan guru ketika memulai pembelajaran, melakukan pembelajaran, dan menutup pembelajaran. Sasaran pada fokus pertama itu juga memperhatikan sikap guru yang serius atau santai, sering berjalan mengelilingi kelas atau hanya duduk saja, sering memberikan tugas atau hanya ceramah saja dan lain sebagainya.

Fokus kedua yaitu aktivitas guru di kelas dalam melaksanakan interaksi belajar mengajar seperti kegiatan pra pembelajaran; kegiatan inti pembelajaran yang meliputi penguasaan materi pembelajaran, pendekatan dan teknik yang digunakan, pemanfaatan media pembelajaran, pembelajaran yang memicu keterlibatan siswa, penggunaan bahasa, penilaian proses dan hasil belajar, kegiatan akhir pembelajaran meliputi refleksi dan rangkuman pembelajaran serta pelaksanaan tindak lanjut. Selanjutnya fokus terakhir pada aktivitas siswa di kelas berupa penyataan YA atau TIDAK dengan melihat kesiapan siswa dalam pembelajaran, perhatian, tanggapan, keaktifan serta tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan.


(60)

2. Data Hasil Wawancara

Peneliti melakukan wawancara dengan guru Bahasa Indonesia kelas

VII G dan VII J yaitu, Dwi Martati, S.Pd., M.Si..

No. Interviewee Tanggal Waktu Tempat

1.

Guru Bahasa Indonesia kelas VII G dan VII J

Selasa, 17 November 2015

09.15 WIB

Depan ruang kelas VII G SMPN 8 Yogyakarta Lihat lampiran 2

Wawancara yang peneliti lakukan dengan Ibu Dwi Martati seputar metode dan teknik yang digunakan ketika beliau mengajar Bahasa Indonesia di dalam kelas. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan, SMPN 8 Yogyakarta menerapkan Kurikulum 2013. Pada semester ganjil, materi yang diajarkan adah teks observasi dan teks eksposisi. Pada kesempatan ini, beliau mengajar teks eksposisi dengan Teknologi Tepat Guna dan Mandiri Pangan. Siswa SMPN 8 Yogyakarta tergolong rajin dan cerdas karena inputnya memang sudah bagus. Mereka aktif dalam pelajaran Bahasa Indonesia dan mampu memberikan contoh di dalam kelidupan mereka. Keterampilan berbahasa yang perlu dipertahankan adalah keterampilan berbicara. Siswa dituntut terampil dalam menanggapi permasalahan yang ada di dalam kelas dan mengomunikasikan hasil pembelajaran.

Metode dan teknik yang digunakan guru dalam pembelajaran di kelas adalah Inkuiri dengan memberikan teks, menampilkan video, dan memberikan contoh teks yang mereka pelajari. Tujuan guru menggunakan metode dan teknik tersebut yaitu untuk mengembangkan daya pemahaman


(61)

siswa. Respon siswa terhadap metode dan teknik yang digunakan guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia juga sangat baik karena siswa sangat sangat senang bahkan kreatif. Selain itu, metode dan teknik yang digunakan mampu membangkitkan semangat dan keaktifan siswa di dalam kelas dan siswa menjadi antusias dalam mengikuti pelajaran.

Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan guru, siswa mampu mendapat nilai yang lebih baik. Selain nilai, siswa juga mampu berprestasi. Tidak sedikit hambatan yang sering terjadi saat Ibu Dwi Martati mengajar Bahasa Indonesia di dalam kelas. Beberapa diantaranya adalah konsentrasi anak setelah jeda istirahat berkurang. Jarak belajar yang terlalu jauh, misal hari Selasa dan Sabtu. Ketika mendapat PR membaca, mereka sudah lupa. Solusinya ketika siswa tidak connect dalam pelajaran, guru memberi waktu siswa untuk membaca ulang, guru juga menampilkan video terkait pembelajaran.

3. Data Hasil Treatment Penelitian

Peneliti mengajar sebanyak 4 kali pertemuan, masing-masing 2 kali pertemuan untuk kelas kontrol yaitu kelas VII Gdan dua kali pertemuan untuk kelas eksperimen yaitu kelas VII J. Pada kelas VII J peneliti mengajar dengan mengimplemantasikan pendekatan Kontekstual dan pada kelas VII G peneliti menerapkan metode dan teknik yang biasa digunakan oleh guru Bahasa Indonesia SMP N 8 Yogyakarta.


(62)

No. Materi

Pembelajaran Tanggal Waktu Tempat

1.

Memahami teks eksposisi dengan

tema “Kebersihan

Lingkungan” Kamis, 12 November 2015 Jam pelajaran ke 6-8 (11.15- 11.50 WIB) Ruang kelas VII J 2. Memahami teks eksposisi dengan

tema “Teknologi Tepat Guna dan

Mandiri Pangan”

Jumat, 13 November 2015 Jam pelajaran ke 1-3 (07.15-09.15 WIB) Ruang kelas VII J 3. Memahami teks eksposisi dengan

tema “Kebersihan

Lingkungan” Sabtu, 14 November 2015 Jam pelajaran ke 1-3 (07.15-09.15 WIB) Ruang kelas VII G 4. Memahami teks eksposisi dengan

tema “Teknologi Tepat Guna dan

Mandiri Pangan”

Senin, 16 Mei 2015 Jam pelajaran ke 5-7 (10.15-12.15 WIB) Ruang kelas VII G

Lihat lampiran 3, 4, 5, dan 6

Data hasil treatment penelitian lebih lanjut dijelaskan pada sub-bab analisis dan pembahasan yang berisi penjelasan tentang pelaksanaan pembelajaran dengan mengimplementasikan Kontekstual. Begitu juga dengan perbandigan hasil pembelajaran dengan dan tanpa mengimplementasikan pendekatan Kontekstual.

B. Analisis dan Pembahasan

Analisis data untuk uji hipotesis ini dilakukan dengan membandingkan nilai

post-test kelas kontrol dan post-test kelas eksperimen menggunakan uji-t pada

SPSS 22. Pegujian hipotesis dilakukan dengan teknik uji statistik yang cocok dengan distribusi data yang diperoleh. Proses pengujian hipotesis akan meliputi uji


(63)

normalitas dan uji homogenitas varians sebagai syarat untuk menggunakan statistik parametrik, dan dengan menggunakan uji-t. Langkah-langkah pengujian hipotesis adalah sebagai berikut.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini data diasumsikan berdistribusi normal. Perhitungannya dibuktikan menggunakan uji one-sample

Kolmogorov-Sminorv pada program SPSS 22. Langkah-langkah melakukan uji

normalitas dengan menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test adalah sebagai berikut:

a) masukkan nama data pada variable view; b) masukkan data-data yang akan dihitung; c) klik menu Analyze, pilih Non-parametric test; d) pilih 1-Sample K-S;

e) setelah itu muncul kotak dialog 1-Sample K-S Test, masukkan variabel nama-nama yang muncul ke kotak Test Variable List, lalu aktifkan normal pada pilihan

Test Distribution;

f) klik ok, maka hasilnya akan muncul pada jendela output. Apabila hasil yang diperoleh pada Asymp. Sig. (2-tailed) ≥ 0, 05 maka data tersebut normal.


(64)

Tabel 3 Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Nilai pretest kontrol

Nilai posttes kontrol

Nilai pretest eksperimen

Nilai posttest eksperimen

N 30 30 30 30

Normal Parametersa,b

Mean 83.43 85.43 87.93 91.47

Std.

Deviation 4.384 4.531 5.058 3.748

Most Extreme Differences

Absolute .194 .195 .173 .189

Positive .194 .115 .173 .189

Negative -.127 -.195 -.089 -.125

Test Statistic .194 .195 .173 .189

Asymp. Sig. (2-tailed) .006c .005c .022c .008c

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Tebel di atas menyatakan bahwa data berdistribusi normal. Hal ini dibuktikan dengan hasil penghitungan Asym. Sig. (2-tailed) dari empat variabel diatas lebih besar dari 0,05.

2. Uji Homogenitas Varians

Uji homogenitas varians dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil memiliki varians yang homogen atau tidak. Salah satu teknik statistik yang digunakan untuk menjelaskan homogenitas kelompok adalah dengan varian. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah homogen karena nilai signifikannya lebih besar atau sama dengan 0,05. Hal ini dibuktikan dengan uji homogenitas varians pada SPSS 22.


(65)

Tabel 4 Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Nilai Siswa Kelas Kontrol 2.007 5 23 .116

Nilai Siswa Kelas Eksperimen .587 5 23 .710

Nilai Siswa Post Test 1.121 5 23 .377

Hasil dari penghitungan tabel di atas menyatakan bahwa data yang digunakan adalah homogen. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi (Sig.) lebih besar dari 0,05.

3. Uji-t (t-test)

Langkah yang dilakukan peneliti selanjutnya adalah uji-t setelah normalitas dan homogenitas diketahui. Uji-t dilakukan secara statistik menggunakan uji parametrik dengan tipe uji Paired Sample t Test. Adapun langkah-langkah untuk melakukan uji-t adalah sebagai berikut.

1) masukkan nama data pada variable view;

2) masukkan data-data yang akan dihitung pada data view; 3) klik menu Analyze, pilih Compare Mean;

4) pilih Paired-Samples T-Test;

5) muncul kotak dialog Paired Sample t Test, lalu masukkan nama-nama data yang muncul ke kotak Test Variable;

6) klik ok. Maka, hasilnya akan muncul pada jendela output; 7) lihat pada tabel df untuk menentukan t tabel;


(1)

(2)

(3)

Deskripsi hasil pembagian angket :

Peneliti membagikan angket pada pertemuan kedua di kelas VII. Angket terdiri dari 20 butir soal yang mengindikasikan tanggapan siswa mengenai implementasi Pendekatan Kontekstual pada pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya kegiatan menulis teks eksposisi, kemampuan Pendekatan Kontekstual dalam membangkitkan minat dan keaktifan siswa dan sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Berdasarkan hasil pembagian angket kepada 30 siswa di kelas VII J, 9 siswa merasa biasa saja dan 21 siswa merasa senang jika pembelajaran Bahasa Indonesia diajarkan dengan menggunakan Pendekatan Kontekstual. Implementasi Pendekatan Kontektual dapat mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dalam pembelajaran contohnya perbedaan pendapat dan mengembangkan imajinasi siswa. Selain itu, Pendekatan Kontekstual juga mampu membantu siswa lebih aktif dan produktif serta lebih mudah memahami materi pembelajaran.


(4)

(5)

(6)

BIODATA PENULIS

Barasmara Dewa Sugiarto lahir di Yogyakarta pada tanggal 6 September 1992. Penulis menyelesaikan pendidikan di Taman Kanak-kanak (TK) pada tahun 2000. Tahun 2005, penulis menyelesaikan pendidikan di SD Taman Muda Jetis, Yogyakarta. Pada tahun 2008, penulis menyelesaikan pendidikan di SMP N 6 Yogyakarta. Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) diselesaikan penulis pada tahun 2011 di SMA 17’1 Yogyakarta. Pada tahun yang sama, yakni 2011 penulis melanjutkan pendidikannya di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sebagai mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia. Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma ditempuh selama lima tahun pada Agustus 2016. Penulis mengakhiri pendidikan di Universitas Sanata Dharma dengan menulis skripsi yang berjudul Keefektifan Implementasi Pendekatan Kontekstual pada Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Siswa Kelas VII SMP N 8 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/ 2016.