f. Silvisida merupakan pestisida pembunuh pohon hutan atau pembersih sisa-
sisa pohon. g.
Ovisida merupakan pestisida perusak telur. h.
Piscisida merupakan pestisida pembunuh predator. i.
Termisida merupakan pestisida pembunuh rayap. j.
Arborisida merupakan pestisida pembunuh pohon, semak, dan belukar. k.
Predasida merupakan pestisida pembunuh hama vertebrata.
2.5.2. Sifat dan Cara Kerja Racun Pestisida
Menurut Djojosumarto 2008 sifat dan cara kerja racun pestisida sebagai berikut :
1. Racun Kontak
Pestisida jenis ini bekerja dengan masuk ke dalam tubuh serangga sasaran lewat kulit kutikula dan di transportasikan ke bagian tubuh
serangga tempat pestisida aktif bekerja. 2.
Racun Pernafasan Fumigan Pestisida jenis ini dapat membunuh serangga dengan bekerja lewat
sistem pernapasan. 3.
Racun Lambung Jenis pestisida yang membunuh serangga sasaran jika termakan serta
masuk ke dalam organ pencernaannya. 4.
Racun Sistemik Cara kerja seperti ini dapat memiliki oleh insektisida, fungisida dan
herbisida. Racun sistemik setelah disemprotkan atau ditebarkan pada
Universitas Sumatera Utara
bagian tanaman akan terserap ke dalam jaringan tanaman melalui akar atau daun, sehingga dapat membunuh hama yang berada di dalam
jaringan tanaman seperti jamur dan bakteri. Pada insektisida sistemik, serangga akan mati setelah memakan atau menghisap cairan tanaman
yang telah disemprot. 5.
Racun Metabolisme Pestisida ini membunuh serangga dengan mengintervensi proses
metabolismenya. 6.
Racun Protoplasma Ini akan mengganggu fungsi sel karena protoplasma sel menjadi rusak.
2.5.3. Formulasi atau Bentuk Pestisida
Menurut Wudianto 2004 formulasi atau bentuk pestisida yang beredar di Indonesia sebagai berikut :
1. Tepung hembus, debu dust=D
Merupakan tepung sangat halus dengan kandungan bahan aktifnya rendah sekitar 2-10.
2. Butiran granula=G
Berbentuk butiran padat yang cara penggunaannya dapat langsung disebarkan dengan tangan tanpa dilarutkan terlebih dahulu.
3. Tepung yang dapat disuspensikan dalam air wettable powder =WP
4. Pestisida berbentuk tepung kering dan tidak bisa digunakan untuk
memberantas jasad sasaran. Terlebih dahulu dilarutkan dalam air yang
Universitas Sumatera Utara
penggunaannya disemprotkan dengan alat penyemprot atau untuk merendam benih. Kandungan bahan aktifnya 50-85.
5. Tepung yang larut dalam air water-soluble powder=SP
Pestisida berbentuk SP ini sepintas mirip WP. Penggunaannya pun ditambahkan air. Perbedaannya terletak pad kelarutannya. Bila WP tidak bisa
terlatut dalam air, SP bisa larut dalam air. Kandungan bahan aktifnya biasanya tinggi.
6. Cairan emulsifiable concentrate=EC
Bentuk pestisida ini adalah cairan pekat yang terdiri dari campuran bahan aktif dengan perantaraan emulsi emulsifier. Dalam penggunaanya, biasanya
dicampur dengan bahan pelarut berupa air. Hasil pengenceran atau semprotnya disebut emulsi.
7. Berbentuk cairan yang pekat yang bahan aktifnya mengandung bahan
pengemulsi yang dapat digunakan setelah dilarutkan dalam air. Cara penggunaannya disemprotkan dengan alat penyemprot atau di injeksikan pada
bagian tanaman atau tanah. Contoh insektisida Agrimec 18 EC.
2.5.4. Dosis Pestisida