29 Dengan komunikasi dapat dijadikan alat untuk memprediksi perolehan
hasil belajar siswa. Selain itu, komunikasi juga dapat merangsang siswa untuk mengungkapkan gagasan. Bentuk-bentuk komunikasi antara lain:
a Mengemukakan pendapat
b Presentasi hasil kerja
4 Refleksi
Refleksi dilakukan siswa setelah kegiatan belajar mengajar. Siswa yang satu dengan siswa yang lain melakukan analisis, pemaknaan, penyimpulan,
dan tindak lanjut dari apa yang ia terima. Bentuk refleksi ini misalnya merangkum Syaiful Sagala, 2009: 170-173
Sedangkan Ian Robertson 2008: 1 mengemukakan bahwa aktivitas digolongkan menjadi 3 generasi. Ketiga generasi itu adalah:
1 Aktivitas tingkat perorangan activity at an individual level
2 Aktivitas tingkat kolektif activity at a collective level
3 Jaringan aktivitas yang merealisasikan ide suatu batas objek networked
activity and incorporates the idea of boundary objects
Dari beberapa pendapat di atas, penulis mengambil salah satu pendapat yang
dijadikan acuan,
yakni pendapat
Paul B.
Diedrich yang
mengelompokkan aktivitas pembelajaran manjadi 8 macam, yakni: 1 Visual activities, 2 Oral activities, 3 Listening activities, 4 Writing activities, 5
Drawing activities, 6 Motor activities, 7 Mental activities, dan 8 Emotional activities karena semua aktivitas dapat dimasukkan ke dalam 8 aspek tersebut.
d. Indikator Tingginya Aktivitas Pembelajaran
Menurut T. Raka Joni dalam Rusyan Tabrani 1989: 131-132, indikator yang menunjukkan tingginya aktivitas siswa dalam pembelajaran
dapat diketahui dari : 1
Adanya prakarsa siswa dalam kegiatan belajar. Peran serta siswa ini dapat ditunjukkan melalui keberanian memberikan urunan pendapat tanpa
30 diminta. Urunan tersebut misalnya dalam diskusi, kesediaan mencari alat
sumber, dan cara kerja kegiatan belajar. 2
Keterlibatan mental siswa baik secara intelektual maupun emosional dalam kegiatan-kegiatan belajar yang sedang berlangsung. Keterlibatan ini
dapat ditunjukkan dengan pengikatan diri kepada tugas kegiatan yang dapat diamati dalam bentuk terpusatnya perhatian dan pikiran siswa
kepada tugasnya. Selain itu, siswa juga berkomitmen menyelesaikan tugas tersebut dengan sebaik-baiknya.
3 Guru lebih berperan sebagai fasilitator. Aspek ini penting karena sekarang
masih banyak guru yang cenderung bersikap dan berbuat serba mau menentukan, mengarahkan yan.g dapat menjadikan guru otoriter.
4 Siswa belajar dengan pengalaman langsung. Dalam pelaksanaannya
memperkenalkan prinsip-prinsip dan konsep-konsep melalui penghayatan merasakan, meraba, mengoperasikan, dan mengalami sendiri disamping
secara verbal baik secara induktif maupun deduktif. 5
Kekayaan variasi bentuk dan alat kegiatan belajar mengajar sesuai tujuan yang hendak dicapai. Variasi tersebut berupa multi method dan multi
media approach. 6
Kualitas interaksi
belajar antarsiswa
baik intelektual
maupun sosioemosional yang dapat meningkatkan peluang pembentukan
kepribadian seutuhnya. Rusyan Tabrani 1989: 133-134, mengemukakan 4 jenis interaksi
belajar mengajar, yakni: a
Komunikasi satu arah, yakni guru aktif berkomunikasi tetapi siswa pasif hanya menerima informasi dari guru tanpa adanya respon balik.
G
S S
S S
31 b
Ada balikan feedback bagi guru. Tidak ada interaksi antarsiswa. Guru memberikan informasi dan siswa meresponnya, tetapi balikan tersebut
hanya dari siswa ke guru. Tidak adanya interaksi dari siswa ke siswa.
c Ada balikan bagi guru. Tetapi siswa saling belajar satu sama lain.
Siswa merespon informasi dari guru dengan berinteraksi dengan siswa yang lain tanpa melibatkan guru dalam interaksi antarsiswa tersebut.
d Interaksi optimal antara guru dengan siswa dan antarsiswa. Di sini,
baik siswa maupun guru saling berinteraksi yakni guru dengan siswa, siswa dengan guru, dan siswa dengan siswa yang lain. Inilah pola
interaksi belajar mengajar yang diharapkan.
7 Keikutsertaan siswa secara kreatif dapat menciptakan situasi yang cocok
untuk kegiatan belajar maengajar Cece Wijaya, 1988: 188 G
G G
S S
S S
S S
S S
S S
S
S
32
2. Hakekat Media Pembelajaran