Klasifikasi Gedung Perkantoran Klasifikasi Sistem Sewa

56

2.5. Tinjauan Fungsi

2.5.1. Tinjauan Kantor

a. Klasifikasi Gedung Perkantoran

Berdasarkan dari KADIN Kamar Dagang dan Industri, gedung perkantoran terbagi menjadi beberapa kategori, yaitu: - Tujuan usaha dan lingkungan bersama  Kantor administrasi pemerintah  Kantor administrasi perusahaan  Kantor administrasi sosial - Kepemilikan  Milik pemerintah  Milik swasta - Sifat dari bangunan kantor  Kantor bersifat komersil Bangunan kantor ini adalah bangunan kantor yang disewakan untuk memperoleh keuntungan materi. Klasifikasi kantor sewa dibedakan atas: o Faktor jumlah lantai o Faktor fasilitas perkantoran Sistem pemanfaatan kantor sewa dilakukan antara lain dengan: o Strata title sistem hak milik untuk tiap lantai bangunan o Leasing sistem sewa  Kantor bersifat non komersil o Sistem dan tujuan administrasi  Kantor profit  Kantor non profit o Pemakaian bangunan kantor  Kantor untuk badan usaha sejenis  Kantor untuk berbagai bidang usaha o Hirarki  Kantor induk pusar  Kantor cabang Universitas Sumatera Utara 57  Kantor pewakilan Sedangkan menurut L.Manaseh dan R.Cunliffe, kantor dibagi menjadi 4 jenis, yaitu:  Commercial Office Jenis perkantoran yang termasuk golongan ini adalah perkantoran untuk umum yang disewakan, perusahaan dagang trading company, asuransi dan transportasi.  Industrial Office Jenis perkantoran ini terikat harus mempunyai hubungan fisik dengan pabriknya.  Professional Office Jenis perkantoran ini tidak dipakai dalam waktu yang panjang dan merupakan perkantoran dengan jumlah modal yang digunakan relatif kecil.  Institutional Governmental Office Jenis perkantoran ini bersifat usaha yang teratur dalam bentuk lembaga yang berpedoman pokok untuk hidup lama dan kokoh. Biasanya digunakan waktu yang lama atau panjang. Dari jenis-jenis kantor di atas, jenis Commercial Office akan diterapkan sebagai fungsi utama proyek ini.

b. Klasifikasi Sistem Sewa

Sistem sewa perkantoran pada umumnya terbagi menjadi 2 jenis berdasarkan perhitungan luasan yang disewa, yaitu:  Net System artinya sewa per meter persegi diperhitungkan atas dasar luasan lantai bersih tidak termasuk koridor ataupun common space dan biasanya harga sewa per meter persegi lebih tinggi.  Gross System artinya sewa per meter persegi diperhitungkan atas dasar luas lantai kotor sehingga luasan lantai yang digunakan untuk kantor lebih kecil dari jumlah luasan yang disewa pada awalnya karena penyewa dikenakan beban biaya untuk koridor ataupun common space. Hal ini menyebabkan penyewa lebih baik menyewa per lantai supaya tidak rugi. Harga sewa per meter persegi lebih rendah. Universitas Sumatera Utara 58 Dari kedua sistem sewa tersebut maka sistem sewa akan digunakan dalam proyek ini adalah kombinasi keduanya, yaitu semi-gross. Sistem semi-gross artinya penyewa dikenakan biaya sewa akumulasi luasan lantai yang dipakai ditambah dengan luasan common space seperti lobby, area parkir, dan sebagainya yang telah dibagi sama rata dengan penyewa lainnya. Untuk hal ini, fleksibilitas antar pengelola gedung dengan penyewa dapat dicapai dengan negosiasi melihat jenis usaha, kelompok penyewa dan jumlah luasan yang dipakai oleh penyewa.

c. Wadah Perkantoran