Gedung Wisma Dharmala Sakti Jakarta Gedung Intiland Tower

118

2.6.4. Studi Banding Arsitektur dan Tema Sejenis

A. Gedung Wisma Dharmala Sakti Jakarta Gedung Intiland Tower

Jakarta Arsitek : Paul Rudolph USA Perancang Struktur : PT. Wiratman Rekan Jakarta Tahun Dibangun : 1984 – 1986 Jumlah Lantai : 24 lantai, 1 basement Lokasi : Jl. Jenderal Sudirman 32, Sakti, Jakarta, Indonesia Company : Intiland Corporation Total Luas Lahan : 0,8 Ha Total Luas Kantor : 30, 353 m 2 Total Luas Bangunan : 45.260 m 2 Wisma Dharmala Jakarta sekarang berubah nama menjadi Intiland Tower Jakarta adalah gedung kantor yang terletak di daerah Jakarta CBD. Kantor ini dirancang oleh Paul Rudolph, arsitek terkenal Amerika yang mengembangkan konsep arsitektur “hijau”, yang mencerminkan tema arsitektur tropis khas Indonesia. Bangunan ini dianggap sebagai salah satu proyek yang Gambar 2.97 Suasana Siang Hari Wisma Dharmala Sakti Jakarta Gambar 2.98 Suasana Malam Hari Wisma Dharmala Sakti Jakarta Universitas Sumatera Utara 119 sukses dari Paul Rudolf. Model bangunan ini, dipamerkan di Museum of Modern Arts di New York. Keunikan dari gedung Wisma Dharmala Sakti, dapat diidentifikasi melalui perbandingan rancangan gedung dengan karya-karya Paul Rudolph yang lain. Karya pembanding yang dipilih adalah Concourse Building di Singapura CBS tahun 1982 dan Bond Centre di Hongkong BCH tahun 1984. Fungsi sebagian besar ketiga bangunan tersebut adalah perkantoran, berada di lingkungan pusat perdangangan yang sibuk, dan berada di benua Asia. Karya pembanding dipilih berdasarkan: - Kurun waktu perancangannya berdekatan dengan waktu perancangan Wisma Dharmala Sakti, dengan asumsi gaya perancangan Paul Rudolph tidak mengalami perubahan - Fungsi bangunan sejenis yaitu kantor - Bangunan berada di negara dengan rumpun budaya yang sama - Lokasi berada di lingkungan yang sejenis Dilihat dari bentuk bangunan Wisma Dharmala Sakti, konsep yang digunakan memiliki artikulasi ritme yang berulang. Dapat dilihat dari balkon kantilever dan tanaman yang eksis dari lantai yang paling atas hingga podium dengan langit-langit rendah seperti ciri khas bangunan sekitarnya. Rudolph merecanakan atrium terbuka yang dikelilingi ruang publik, seolah-olah orang- Gambar 2.99 Wisma Dharmala Sakti Universitas Sumatera Utara 120 orang mendapat akses yang mudah dan dapat melihat berbagai jenis visual secara ekspos. Bagi Rudolph, konteks dan sense of place adalah hal yang penting dalam arsitektur. Lantai bawah bangunan ini memiliki interaksi antar ruang dimana penghuni dapat berjalan dan bergerak secara bebas di dalam bangunan. Bentuk lingkungan ini diperoleh dari persyaratan struktural dan fungsional. Tower ini menegaskan prinsip-prinsip desain yang berkembang diyakini Paul Rudolph dalam beberapa rancangannya. bahwa ekspresi arsitektur yang menonjol adalah skala dan kontinuitas ruang. Skala ruang diidentifikasi dari ukuran tinggi dan luas ruang-ruang, sedangkan kontinuitas ruang diidentifikasi dari spatial interpenetration antar ruang-ruang. DESKRIPSI Bangunan ini memiliki 24 lantai dan 1 lantai basement, dengan tanaman yang mengelilingi denah yang berbentuk persegi sehingga menghasilkan bentuk denah cross shape. Setiap lantai memilki balkon dan area pemipaan, sehingga cahaya masuk secara alami dan memiliki sirkulasi udara yang baik. Rudolph sering memainkan konsep ini pada proyeknya. Skala ruang manusiawi pada lingkungan terbentuk karena adanya atrium terbuka yang diorientasikan ke arah trotoir jalan raya, dan dibentuk oleh massa podium. Atrium terbuka tersebut berfungsi sebagai ruang penerima atau ruang transisi dari lingkungan luar bangunan menuju ke bangunan. Gambar 2.100 Wisma Dharmala Sakti dalam lingkungan. Sumber: Company Profile PT Intiland Gambar 2.101 CBS dalam lingkungan Gambar 2.102 BCH dalam lingkungan Universitas Sumatera Utara 121 Menurut penyesuaian bangunan lokal sekitar, tidak diperbolehkan menggunakan beton ekspos sehingga tower dilapisi oleh keramik putih terang. Bentuk yang dihasilkan bangunan ini dianggap menakjubkan sehingga Dharmala Corporation menjadikan bangunan ini sebagai simbol ikon perusahaannya. - Kantilever Semua overhang kanopi jendela di desain miring untuk melindungi dari sinar matahari langsung dan iklim lembab dari Jakarta, dimana pembayangan dan angin eksis disekitar bangunan. Arsitektur tradisional Indonesia menawarkan berbagai solusi untuk masalah iklim yang hangat dan lembab. Unsur pemersatu keragaman ini langit-langit. Paul Rudolph. Sirip kanopi massif, balkon dan teras pada lobi merupakan elemen arsitektur tropis yang terdapat di bangunan ini. Kanopi massif dari elemen struktur beton bertulang, sebagian besar memakai finishing keramik. Gambar 2.103 Elemen-elemen konsep tropis Gambar 2.104 View bangunan Universitas Sumatera Utara 122 Dalam konteks ini, Rudolph merancang sistem arsitektur yang mengemulsi keindahan atap tradisional daerah Jakarta, menggabungkan atap bagian dalam dengan overhang dengan sudut spandrels 45º. Dua kolom kembar terkait dengan struktur dan sebagai jalur lintas hubungan antar kedua kolom. Rudolph menegaskan kembali pemikiran bahwa kolom yang berdekatan menghasilkan proporsi yang lebih baik dan menguatkan arah sudut pandang yang jelas ditunjukkan sebagai prinsip fasad bangunan ini. Keseimbangan visual kolom vertikal dan spandrels horizontal menciptakan sculpture yang memberikan kesan bangunan lebih tinggi. - Atrio Pada tingkat dasar, area pintu masuk dengan balkon-balkon dan trotoar yang bertingkat terbukti tidak hanya menciptakan suasana ruang yang cocok, tetapi juga sirkulasi udara yang sejuk dan teduh mengelilingi atrium dan balkon yang menghubungkan pintu masuk. Tidak hanya kantor besar, Wisma Dharmala Sakti juga memiliki pertokoan, bank dan area pameran, Rudolph menunjukkan kemampuan untuk menciptakan ruang publik dan terbentuk serasi dengan kantor besar diatasnya. Gambar 2.105 Denah Lower Ground Universitas Sumatera Utara 123 Patio Perimeter melengkung meningkat secara bertahap, seperti kerucut yang terbalik memungkinkan cahaya alami terpantul menghasilkan cahaya terang yang mengelilingi ruang halaman tengah. Kolom-kolom ganda ditonjolkan dari lantai dasar sampai ke puncak. Di bagian podium, kolom-kolom ganda berukuran sangat langsing dan panjang menembus atrium terbuka. Beberapa lantai teras dan balkon, dengan pot-pot hijau, saluran air, fountains, dan elemen lainnya, dipelajari secara bersamaan dan diciptakan berdasarkan skala manusia yang mengikuti zaman kini. - Menara Menara ini dirancang seperti sebuah sculpture yang muncul diatas podium, terlihat berputar dan berulang pada setiap tiga lantai. Pada puncak bangunan, geometri bangunan dapat berubah fungsi menjadi balkon jendela dengan tanaman. Tampak bangunan secara visual terbagi menjadi dua kelompok, yaitu bagian tipikal dan bagian podium. Bagian tipikal terdiri dari tiga bentuk denah yang disusun membentuk sebuah unit, dan unit-unit tersebut disusun ke atas secara repetitif. - Bahan Struktur yang telah digunakan adalah beton bertulang dan baja. Finishing seluruh bangunan termasuk kolom, dinding, pagar, dan balkon dilapisi dengan kermaik putih. Finishing ini tidak hanya melindungi beton Gambar 2.106 Patio Universitas Sumatera Utara 124 terhadap jamur tetapi juga air karena cuaca yang lembab. Hal ini menjadi solusi umum di Indonesia, juga menciptakan rasa elegan dan rapih, serta keramik yang berskala kecil memberikan tekstur yang bagus pada bangunan besar ini. Hal ini juga membuktikan bahwa elemen keramik yang merupakan satu elemen wilayah tropis dapat digunakan untuk mengatasi iklim tropis terutama panas yang akan masuk ke dinding beton dan curah hujan lebat yang akan menimbulkan korosi pada dinding beton gedung. Gambar 2.107 Model Eksisting – Lantai Tipikal Gambar 2.108 Model Eksisting – Podium Lantai 1 Gambar 2.109 Spatial Interpenetration pada Lantai-lantai di bawah Lantai-lantai Tipikal Universitas Sumatera Utara 125 Gambar 2.110 Bentuk Denah Lantai-lantai Podium dan Tipikal Gambar 2.112 Potongan Wisma Dharmala Sakti melewati taman Gambar 2.111 Potongan Tower Wisma Dharmala Sakti Universitas Sumatera Utara 126

B. BSD Office Park, BSD City