BAB II URAIAN TEORITIS
2.1 Kerangka Teori
Sebelum melakukan penelitian, seorang peneliti perlu menyusun suatu kerangka teori. Kerangka teori disusun sebagai landasan berpikir yang
menunjukkan dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang akan diteliti Nawawi, 1997:40. Teori merupakan himpunan konstruk konsep, definisi, dan
preposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala yang menjabarkan relasi di antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala
tersebut. Dengan adanya kerangka teori peneliti akan meneliti landasan dalam menentukan tujuan arah penelitiannya Rakhmat, 1997:6. Teori–teori yang
relevan dengan penelitian ini adalah komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi formal baik itu komunikasi vertikal ataupun
komunikasi horizontal, serta pengambilan keputusan.
2.1.1 Komunikasi Antarpribadi
Pada hakikatnya komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antara komunikator dengan seorang komunikan Liliweri, 2001:12. Komunikasi jenis
ini dianggap paling efektif dalam hal upaya mengubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang, karena sifatnya dialogis berupa percakapan. Arus balik
bersifat langsung, komunikator mengetahui tanggapan komunikan ketika itu juga pada saat komunikasi dilancarkan. Komunikator mengetahui pasti apakah
komunikasinya itu positif atau negatif, berhasil atau tidak, ia dapat memberi kesempatan kepada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya.
Dean C. Barniund dalam Liliweri 2001:12 mengemukakan bahwa komunikasi antarpribadi biasanya dihubungkan dengan pertemuan antara dua
orang atau tiga orang atau mungkin empat orang yang terjadi secara spontan dan tidak berstruktur. Menurut Liliweri 2001:14 komunikasi antarpribadi memiliki
ciri sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Komunikasi antarpribadi biasanya terjadi secara spontan dan sambil lalu.
2. Komunikasi antarpribadi tidak mempunyai tujuan terlebih dahulu.
3. Komunikasi antarpribadi terjadi secara kebetulan di antara peserta yang
tidak mempunyai identitas yang jelas. 4.
Komunikasi antarpribadi mempunyai akibat yang disengaja maupun tidak sengaja.
5. Komunikasi antarpribadi seringkali berlangsung berbalas-balasan.
6. Komunikasi antarpribadi menghendaki paling sedikit melibatkan dua
orang dengan suasana yang bebas, bervariasi, adanya keterpengaruhan. 7.
Komunikasi antarpribadi tidak dikatakan tidak sukses jika tidak membuahkan hasil.
8. Komunikasi antarpribadi menggunakan lambang-lambang bermakna.
Ada tujuh sifat yang menunjukkan bahwa suatu komunikasi antara dua orang merupakan komunikasi antarpribdi dan komunikasi lainnya yaitu Liliweri,
2001:31: 1.
Komunikasi antarpribadi melibatkan di dalamnya perilaku verbal maupun non verbal.
2. Komunikasi antarpribadi melibatkan perilaku yang spontan, scripted, dan
contrived. 3.
Komunikasi antarpribadi sebagai suatu proses yang berkembang. 4.
Komunikasi antarpribadi harus menghasilkan umpan balik, mempunyai interaksi, dan koherensi.
5. Komunikasi antarpribadi biasanya diatur dengan tata aturan yang bersifat
intrinsik dan ekstrinsik. 6.
Komunikasi antarpribadi menunjukkan adanya suatu tindakan. 7.
Komunikasi antarpribadi merupakan persuasi antarmanusia.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2 Komunikasi Formal